Pages

Menggoyang NKRI



Oleh wongbanyumas

Negeri ini dikagetkan oleh aksi pengibaran bendera yang dilakukan gerakan separatis yaitu Republik Maluku Selatan (RMS) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Yang paling mengejutkan adalah pengibaran bendera RMS pada perayaan hari keluarga nasional tahun lalu. Hal ini terjadi di hadapan presiden dan para pejabat negara. Sangat ironis, karena pengamanan terhadap presiden sangat ketat. Bagaimana mungkin sekelompok orang dapat lolos dari ketatnya penjagaan tanpa ada pperanan dari orang dalam. Padahal pengamanan dilengkapi dengan peralatan dan kemampuan yang mumpuni.

Sungguh sangat mengagetkan bahwa gerakan separatis RMS berani tampil dihadapan presiden. Menjelang tahun 2009 agenda separatisme di Indonesia kembali muncul ke permukaan. Mereka mengharapakan untuk lepas dari NKRI dan membentuk negara sendiri. Pemimpin RMS, Alex Manuputy masih berkeliaran bebas di Amerika serikat. Aparat kepolisian sampai saat ini masih belum bisa meringkusnya karena mendapat suaka dari pemerintah AS. Melihat gelagat ini sepertinya akan ada skenario besar menjelang pemilu 2009. Pada rapat dewan adat papua kemarin bangsa indonesia dikejutkan dengan tarian yang menggunakan bendera bintang kejora milik OPM.

Yang paling mengherankan adalah kedatangan anggota kongres AS yang bertepatan dengan rapat dewan adat papua. Eni Valeomavaega, anggota kongres AS yang selama ini mengobok-obok papua dengan kebijakan di kongres turut berkunjung. Ia mengeluarkan statement yang sangat konyol bahwa pengibaran bendera OPM tidak perlu dibesar-besarkan karena itu adalah bentuk apresiasei seni. Ia mengatakan bahwa hal tersebut di Amerika adalah hal yang wajar saja. Mungkin di Amerika yang menganut sistem liberal hal tersebut dianggap legal.

Namun ini adalah Indonesia yang berbeda dengan Amerika. Indonesia sebagai negara kesatuan sangat menjunjung tinggi NKRI. Sehingga bila muncul upaya seperatisme maka harus ditumpas habis karena mengancam kedaulatan NKRI. Memang Indonesia memberikan kebebasan bagi daerah untuk mengurus rumah tangganya sebagai bentuk otonomi daerah. Namun otonomi daerah yang dianut adalah otonomi luas yang bertanggung jawab.

Sebenarnya upaya untuk menggoyang kedaulatan NKRI telah dilakukan sejak masa awal kemerdekaan. Banyak negara menginginkan kekayaan alam yang sangat berlimpah di Indonesia. Terutama dilakukan oleh kwartet Amerika, Belanda, Inggris, dan Australia. Mereka membentuk gerakan sparatis dan pemberontak untuk memuluskan upaya mereka. Apalagi secara historis pembentukan OPM dilatar belakangi ketidakrelaan belanda melepaskan Irian barat. Sehingga belanda mulai melancarkan mekar dari jauh. Kontrol pemerintah di daerah yang lemah dimanfaatkan denga membentuk gerakan separatisme.

Sebenarnya pemerintah dapat mengcounter bahkan meniadakan separatisme di Indonesia dengan jalan pendistribusian kekayaan secara merata. Selama ini yang terjadi adalah masyarakat di daerah tidak mendapatkan pemerataan kekayaan padahal sumberdaya alam mereka terus diekspoitasi tanpa mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat sekitar. Yang terjadi adalah kekeyaan daerah dibawa oleh pemerintah pusat untuk di pusat saja terutama pulau jawa. Tentu hal ini menimbulkan kesenjangan sosial yang dapat memicu konflik.

Kini otonomi luas telah diberlakukan. Hal ini seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh daerah. Melalui otonomi daerha dapat mengatur serta mengurus diri sendiri secara mandiri. Namun masih terlihat bahwa pola pikir para pemimpin daerah sendiri masih sentralistik. Meraka masih menganggap bahwa pemerintah masih harus bertindak dan ikut andil dalam membangun daerah. Pemikiran seperti itu terus berkembang di kepela para eli daerah. Sehingga mengakibatkan konsekuensi ketika pusat tidak mampu membuat kemakmuran bagi daerah. Daerah menjadi merasa superior dan lebih memilih untuk menunjukkan eksistensinya. Yakni mencoba untuk memerdekakan diri dari NKRI>

Kini sudah saatnya pemerintah transparan dan terbuka terhadap masyarakat mengenai pengelolaan daerah. Ditambah dengan pemberlakuan otonomi dalam pelaksanaan pemerintahan di daerah. Daerah juga harus memanfaatkan momentum tersebut dengan baik. Insya Allah jika kita mampu memanfaatkan otonomi kita akan mencapai kemakmuran yang kita dambakan.