Pages

Jakarta under attack??



Oleh wongbanyumas

Pagi yang indah di hari jum’at 17 Juli 2009. Pagi itu memang bangun agak siang tak seperti biasanya. Maklum hari ini bukan hari biasa aku masuk kuliah atau beraktivitas melainkan waktu liburanku di rumah bersama keluarga. Sambil bermalas-malasan di depan TV seperti biasa tiap pagi aku menikmati tayangan berita dari tvone sampai siang. Pagi itu ibuku juga bergegas menuju tempat kerjanya karena ada rapat jam delapan pagi. Pagi yang nampak sangat biasa, tak ada yang istimewa kecuali hari itu adalah hari jum’at.

Sambil kubuka handphone sembari mengecek akun facebook kudengarkan radio. Luar biasa dikejutkan dengan berita ledakan di Ritz Carlton dan Marriot aku pun makin serius menyimak berita tersebut. “Apa lagi ini?” gumamku dalam hati sambil mencoba mencari frekwensi salah satu radio yang sangat update di jakarta. Menit demi menit berlalu banyak telepon ke stasiun radio tersebut. Para pendengar seakan berebut ingin melaporkan atas apa yang mereka lihat dan mereka alami di TKP. Mereka menceritakan mengenai kejadian yang mengerikan tersebut.

Tak pelak peristiwa ini kembali menjadi komoditas insan pers, baik lokal maupun internasional. Pukul 07.55 waktu kamar pribadiku, terjadi peledakan bom. Peristiwa yang sempat membuatku berfikir kenapa harus ada bom lagi. Setelah beberapa menit televisi mulai menampilkan TKP dan korban yang berguguran. Kucoba mengakses beberapa website berita. Ternyata semua sama, mewartakan kejadian itu tanpa henti tanpa jeda dan tanpa lelah. Setelah sholat Jum’at tepatnya jam dua siang Presiden melakukan jumpa pers di taman. Presiden terlihat begitu kalap dan emosional.

Terkait dengan ledakan ini penulis melihat ada beberapa kejanggalan. Kejanggalan tersebut bermula ketika presiden memberikan pernyataan di hadapan pers. Ketika itu presiden menyebutkan ini dilakukan oleh kaum teroris yang terkait dengan gerakan teroris tertentu. Namun di pertengahan jumpa pers beliau mengeluarkan beberapa statemen yng diduga sebagai motif pengeboman. Sembari menunjukkan beberapa lembar foto, SBY tampak berang ketika dirinya dijadikan sasaran tembak. SBY selalu menyebut bahwa beliau mendapatkan data dari intel.

Namun saya kembali menjadi heran ketika presiden mengatakan intel mengetahui informasi mengenai gerakan teroris namun ternyata tidak dapat menangkal peristiwa ini. Bukankah Densus 88 dikenal sebagai pasukan anti teror terbaik dunia? Kemana mereka? Presiden juga sempat mengaitkan bom ini dengan pemilu. Pemilu yang masih pada tahap penghitungan alias rekapitulasi akhir. Kontan pernyataan ini membuat berang lawan politiknya dalam pemilu ini yakni Mega-Prabowo serta JK-Wiranto. Jika memang ini menjadi data intelejen mengapa presiden membeberkannya ke khalayak ramai? Justru pernyataan tersebut menambah panas keadaan.

Sekali lagi islam dijadikan kambing hitam atas peledakan tersebut. Islam radikal, islam fundamental, islam konservatiif, ekstremis islam selalu dijadikan kambing hitam ketika terjadi peledakan bom. Bukankah gerakan separatis dan pemberontakan tidak melulu agama islam? Bukankah bisa saja peledakan tersebut dilakukan oleh orang islam yang tidak radikal. Paradoks di tengah kekacauan. Masyarakat hipokrit yang sakit. Mengapa harus islam yang dijadikan tersangka padahal saat itu belum ditemukan bukti apapun.

Momen yang diambil oleh pelaku pengeboman memanglah sangat tepat. Ada beberapa moment dan peristiwa menarik selama beberapa pekan terakhir. Pemilu yang masih menuai badai dan konflik; penembakan misterius di Papua; serta kedatangan klub Manchester United (MU). Ada benang merah yang sangat halus dan terurai antara peristiwa pengeboman dengan masing-masing peristiwa.

Pemilu, hajatan lima tahunan tersebut belum selesai. Penghitungan suara masih dilakukan dan berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga menempatkan calon ‘incumbent’ sebagai pemenang. Pasangan SBY-Budiono diprediksi menang mutlak satu putaran dengan kisaran suara antara 59-62 persen. Dua pasangan kandidat lain ternyata di luar prediksi. Mereka terpukul dengan hasil yang sangat memalukan dan mengecewakan. Buntutnya pasti ada upaya protes terkait pelaksanaan pemilu ini. Pasangan Mega Pro yang didukung PDIP dan Gerindra serta pasangan JK Win yang didukung oleh Golkar dan Hanura menyatukan kekuatan mereka untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai ‘kecurangan pemilu’.

Mereka telah menyiapkan data yang dapat digunakan untuk melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi terkait pelanggaran dalam pelaksanaan pemilu. Bahkan partai-partai pendukung pasangan yang kalah (sementara) membentuk sebuah koalisi sebagai oposan dari calon incumbent. Pemilu memang bukan sekedar coblos mencoblos. Di belakang pemilu ada begitu banyak kepentingan baik asing maupun domestik terkait ekonomi, politik, keamanan, pangan, energi, dan lainnya. Kepentingan akan penguasaan negara oleh elit politik dan segenap jajaran pendukungnya. Mungkin saja bom tersebut merupakan upaya yang dilakukan untuk melampiaskan kekalahan. Tidak menutup kemungkinan juga bom tersebut dilakukan oleh incumbent untuk menjatuhkan lawan politiknya.

Kemudian kita juga mengamati dalam pemberitaan terjadi penembakan misterius yang dilakukan oleh oknum bersenjata di Timika. Penembakan tersebut telah merenggut beberapa korban tewas dan terluka. Aksi ini disinyalir dilakukan oleh gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM). OPM kerap kali merepotkan aparat keamanan lntaran sering melakukan aksi teror dan anarkhi di papua. Kali ini sasaran mereka adalah Freeport, sebuah korporasi besar yang telah memakan aset terbesar bumi kasuari. Berton-ton emas murni dilarikan dari bumi asmat ke luar negeri oleh Freeport. Sebagai manusia warga papua sangat berhak atas emas tersebut. Apalagi mereka masih memegang tanah adat mereka. Hak mereka masih ada sebagai penduduk dan penghuni pulai cendrawasih.

Sentralisasi yang dilakukan pemerintah dan tidak meratanya pengentasan kemiskinan membuat orang papua merasa dikhianati. Harta mereka dirampas secara paksa dari tanah mereka dan hanya mendapat satu persen bagi hasil. Luar biasa kezaliman yang terjadi id tanah papua oleh korporat asing tersebut. Aktivitas penambangan tersebut juga menghasilkan banyak limbah yang ternyata merusak lingkungan sekitarnya. Papua menuntut kemerdekaan dari Indonesia karena menginginkan pengelolaan secara mandiri atas kekayaan alam meraka. Peristiwa peledakan tersebut bisa saja merupakan aksi yang dilakukan oleh OPM untuk membuktikan eksistensi mereka. Juga bisa saja merupakan upaya pengalihan dari isu OPM.

Beberapa pekan terakhir publik Indonesia menanti kehadiran jawara Inggris, Manchester United. Sebuah klub sepak bola yang memiliki segudang prestasi dan pemain berbakat. Kehadiran MU ke Jakarta untuk melakukan uji tanding dengan Indonesia All Star dan menjumpai fans di Asia. Kehadiran MU sangat dinantikan oleh sebagian besar masyarakat. Melihat langsung pesepak bola pujaan macam michael owen, wayne rooney, rio ferdinand, ataupun ‘si sipit’ park ji sung menjadi harapan fans MU di Indonesia. Aksi bom tersebut tentu saja membuat MU membatalkan kedatangan mereka. Lantaran keadaan jakarta dinilai tidak kondusif. Apalagi hotel yang akan dijadikan tempat mereka bermalam menjadi korban pengeboman. Upaya menggagalkan kedatangan MU bisa saja menjadi motif peledakan bom.

Sampai sekarang polisi belum menemukan titik terang mengenai dalam kasus ini. Semua masih sebatas ASUMSI dan PRADUGA belaka. Proses pembuktian masih berlangsung. Peristiwa jum’at kelabu ini jelas menimbulkan luka tersendiri bagi negeri ini. Citra Indonesia kembali dirusak oleh aksi sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Semoga Allah SWT memberikan petunjuk akan kebenaran peristiwa ini. Ami…n

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo ungkapkan pendapat kamu...