Pages

Gemerlap Ramadhan Jangan Hanya di Awal


Oleh Wongbanyumas


Ramadhan telah menjemput kita. Bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan ini telah datang membawa banyak kegembiraan. Bahkan Allah akan memberian banyak pahala bagi hambanya yang bergembira menyambut ramadhan. Seperti biasa jelang ramadhan akan ada banyak kesibukan yang dilakukan oleh kaum muslimin. Mereka berbenah mempersiapkan datangnya bulan suci ini. Masyarakat indonesia mempunyai budaya menyambut ramadhan. Diantara sekian banya budaya tersebut semisalnya nyekar atau ziarah kubur. Tidak hanya itu masyarakat juga berbelanja untuk menyambut sahur perdana.

Malam pertama Ramadhan sangat meriah. Bisa dibilang demikian lantaran masjid sangat penuh untuk kegiatan sholat tarawih. Masyarakat berbondong menuju masjid untuk menunaikan ibadah sholat berjama’ah. Semangat dan antusiasme masyarakat sangat membahagiakan saya. Melihat nuansa ‘religius’ terpancar dari aktivitas mereka yang penuh semangat.

Namun ada setitik kekhawatiran dalam batin saya bahwa nuansa ini tak akan bertahan lama sampai akhir ramadhan. Kekhawatiran ini bukan tanpa dasar. Sebab saya telah melewati beberapa kali ramadhan dan kejadian yang ada ya seperti demikian. Ketika di awal sangat semangat namun perlahan mulai kendur dan bahkan hilang sama sekali tanpa jejak. Sholat tarawaih yang awalnya sangat membludak dan bacaan tadarus yang menggema di mana-mana kini mulai hilang.

Ya sampai dengan tulisan ini dibuat (pertengahan Ramadhan) mulai nampak kemajuan shaf di masjid. Maju dalam artian bukan semakin banyak. Tetapi shafnya semakin maju mendekati sang imam alias jamaah semakin sedikit. Yang tersisa hanyalah mereka para orang tua dan anak muda yang istiqomah menjalani ibadahnya. Fenomena seperti ini memang kerap terjadi di Indonesia. Saya menilai bangsa ini sangat suka dengan euforia dan selalu menikmati nuansanya. Kadang bangsa ini juga begitu cepat lupa.

Namun apalah saya tak bisa merubah manusia se indonesia ini untuk tetap semangat di ramadhannya. Setidaknya dimulailah dari diri sendiri yang memberikan contoh. Sehingga mungkin saja nanti ada yang ikut. Kini ramadhan tinggal menghitung hari dan syawal semakin cepat mendekat. Akankah ibadah kita tahun ini hanya sia-sia? Wallahu a’lam bisshowab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo ungkapkan pendapat kamu...