Oleh wongbanyumas
Belakangan ini dunia disibukkan oleh isu global yaitu global warming alias pemanasan global. Tahukah kamu sebenarnya apakah pemanasan global itu dan mengapa pemanasan global sangat ditakuti oleh orang? saya cukup ironis ketika para aktivis lingkungan menggembar-gemborkan semangat menolak pemanasan global. Padahal kalau boleh diperiksa sebagian besar mereka memakai parfum/deodoran yang mengandung cfc, yang notabene merupakan salah satu penyumbang polusi yang dapat mengakibatkan kerusakan pada atmosfir.
Pemanasan global muncul ketika kondisi atmosfer bumi semakin menipis. Sehingga mengakibatkan meningkatnya suhu bumi. Penipisan atmosfir diakibatkan olah banyaknya gas-gas buangan residu dari manusia itu sendiri.
Disini saya ga akan banyak membahas global warming. Tahukah kamu ada yang lebih menakutkan daripada pemanasan global? Jawabannya adalah big freeze alias pendinginan global. Pendinginan global muncul akibat terhentinya arus udara panas yang menimbulkan stagnasi. Kebuntuan udara panas disatu daeraha mengakibatkan daerah lain mengalami pendonginan yang luar biasa. Kutub utara makin mendingin dan jaman es ke tiga akan kembali terulang. Tapi buat saya hal itu belum ada apa-apanya dibanding yang dilakukan oleh tentara zionis israel di palestina. Saya melihat adanya upaya membelokkan perhatian umat manusia dari sana.
Setiap harinya rakyat palestina dibantai oleh penjajah israel. Konferensi anapolis hanyalah sampah dan angin belaka. Tidak ada efeknya terhadap perdamaian di palestina. Bahkan Masjid Al-aqso akan dihancurkan oleh zionis yahudi. Mereka berdalih penghancuran Al-aqso untuk menggali haikal sulaiman. Setiap harinya orang-orang palestina disiksa, ditindas, bahkan dibunuh dengan keji dan tanpa rasa kemanusiaan.
Berita memilukan seperti ini tidak akan anda temui di CNN, BBC, Reuters, VOA, dan media barat lainnya. Mereka telah mengalihkan perhatian kita dari saudara kita yang dilanda kesulitan. Padahal selama ini mereka mengaku sebagai bangsa yang menjunjung tinggi HAM, ternyata hanya omong kosong belaka.
Kemudian kita lihat saudara kita di belahan bumi Afrika mengalami kelaparan dan kemiskinan. Kemana negara G8 yang setiap rutin mengadakan pertemuan untuk mengurangi kemiskinan? Busung lapar melanda sebagian besar warga Afrika. Kepedulian terhadap warga miskin hanya menjadi slogan belaka tanpa ada aksi yang nyata. Selama ini pandangan mata kita selalu ditutup dari realitas yang ada. Kita selalu disibukkan dan dihebohkan dengan pemberitaan Global warming. Marilah buka mata kita dan lupakan sejenak pemanasan global. Alihkan pandangan kita kepada sesama manusia di belahan bumi lain yang sangat membutuhkan bantuan kita. Pemanasan global hanyalah isu yang dihembuskan untuk memalingkan pandangan kita sejenak dari saudara kita.
Padahal kita mengetahui negara yang menjadi poluter terbesar di dunia yaitu AS, india, indonesia, china. Negara adidaya yang menggembar-gemborkan isu ini merupakan poluter terbesar di dunia. Tiap harinya jutaan kubik polusi dimuntahkan begitu saja ke langit. Rupanya mereka ingin agar perbuatan mereka diperbaiki bersama. Padahal pemanasan global diakibatkan oleh ulah mereka pula. Dan tanggung jawab memperbaiki lingkunagan dibebankan kepada negara pemilik hutan tropis.
Demokrasi palsu ala koboi
Oleh wongbanyumas
Kita sering mendengar orang mengatakan “negara kita adalah negara yang demokratis lho”. Saya sampai sat ini belum bisa mengatakan kalau bangsa ini sudah demokratis. Karena demokrasi itu sendiri sangat sulit untuk didefinisikan dan tiap orang punya persepsi yang berbeda tentang demokrasi. Demokrasi menurut pandangan penulis adalah sebuah cara pandang yang sangat kompleks terhadap bagaimana memperlakukan sesuatu secara adil dan menguntungkan semua pihak. Demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat adalah omong besar belaka.
Kita selama ini hanya mengetahui demokrasi dari sudut keilmuan namun dalam prakteknya adalah nol besar. Demokrasi di indonesia sering diartika telah berhasil menyelenggarakan pemilu secara langsung. Padahal pemilu di amerika yang merupakan mbahnya demokrasi kurang mendapat perhatian masyarakat. Bangsa ini terlalu norak dan fanatis terhadap orang asing. Padahal belum tentu demokrasi yang dibawa mereka cocok dengan indonesia yang menganut asas musyawarah dan mufakat.
Demokrasi sebagai sebuah sistem adalah bentuk pemaksaan dan pembodohan terhadap masyarakat. Selama ini hal tersebut telah dilakukan oleh negara mbahnya demokrasi yaitu amerika serikat. Kita lihat bagaiman masyarakat menginginkan tentaranya ditarik dari afghanistan dan iraq. Namun apa lacur, bush yang selama ini menjadikan demokrasi sebagai tuhan di atas para dewa. Hanya mengacuhkan suara rakyat amerika yang katanya demokratis. Ini adalah bentuk kepalsuan yang nyata dan jelas.
Di indonesia kita melihat bagaimana perjuangan warga sidoarjo yang menuntut haknya. Kepada pemerintah namun pemerintah seakan hanya melihat masyarakat yang menyuarakan aspirasinya hanya sebagai badut tontonan yang menggelikan bagi para elite politik. Padahal mereka saat berkampanye selalu mengatakan demokrasi adalah mengakomodir aspirasi masyarakat. Sepertinya demokrasi yang diagung-agungkan beberapa puluh tahun kedepan akan lenyap ditelan bumi, Tidak seperti apa yang diutarakan oleh Francis Fukuyama. Hal ini sejalan dengan pikran polybius tentang cyclus theorinya.
Kita harus merubah paradigma mengenai demokrasi. Demokrasi harus melandaskan pada falsafah hidup bangsa dan bukan demokrasi ala koboi. Demokrasi yang berlaku saat ini memang cocok dengan negeri koboi yang tiap orang sudah jauh dari nilai kebersamaan. Mereka tidak mengenal bagaimana bekerjasama dengan orang lain mereka hanya tahu kalau bagaimana caranya harus menang. Sebagaimana pola pikir kaum materialis. Dengan cara yang katanya sebagai demokrasilah mereka meraih kemenangan dan mengorbankan orang lain.
Sudah bodoh (karena anggaran pendidikan di bawah 20 %) ternyata masih mau dibodohi (dengan demokrasi ala koboi). Cukup miris memang jika mencermati kebodohan bangsa yang sejarahnya dulu adalah penguasa nusantara. Memang kita harus bangkit dari cengkraman imperator asing yang mengobok-obok negara ini walaupun sanagt sulit bagi kita. Karena presiden kita yang agung dan baik hati adalah didikan akademi koboi dan sudah mendarahdaging dalam dirinya doktrin koboi sudah pasti akan menuruti apa kata mbahnya para koboi. Terserah bagaimana pandangan anda mengenai demokrasi penulis hanya mencoba menbuka cakrawala berfikir kita semua. Bila tak sependapat dengan penulis sebaiknya ga usah dipikirin deh.....
Kita sering mendengar orang mengatakan “negara kita adalah negara yang demokratis lho”. Saya sampai sat ini belum bisa mengatakan kalau bangsa ini sudah demokratis. Karena demokrasi itu sendiri sangat sulit untuk didefinisikan dan tiap orang punya persepsi yang berbeda tentang demokrasi. Demokrasi menurut pandangan penulis adalah sebuah cara pandang yang sangat kompleks terhadap bagaimana memperlakukan sesuatu secara adil dan menguntungkan semua pihak. Demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat adalah omong besar belaka.
Kita selama ini hanya mengetahui demokrasi dari sudut keilmuan namun dalam prakteknya adalah nol besar. Demokrasi di indonesia sering diartika telah berhasil menyelenggarakan pemilu secara langsung. Padahal pemilu di amerika yang merupakan mbahnya demokrasi kurang mendapat perhatian masyarakat. Bangsa ini terlalu norak dan fanatis terhadap orang asing. Padahal belum tentu demokrasi yang dibawa mereka cocok dengan indonesia yang menganut asas musyawarah dan mufakat.
Demokrasi sebagai sebuah sistem adalah bentuk pemaksaan dan pembodohan terhadap masyarakat. Selama ini hal tersebut telah dilakukan oleh negara mbahnya demokrasi yaitu amerika serikat. Kita lihat bagaiman masyarakat menginginkan tentaranya ditarik dari afghanistan dan iraq. Namun apa lacur, bush yang selama ini menjadikan demokrasi sebagai tuhan di atas para dewa. Hanya mengacuhkan suara rakyat amerika yang katanya demokratis. Ini adalah bentuk kepalsuan yang nyata dan jelas.
Di indonesia kita melihat bagaimana perjuangan warga sidoarjo yang menuntut haknya. Kepada pemerintah namun pemerintah seakan hanya melihat masyarakat yang menyuarakan aspirasinya hanya sebagai badut tontonan yang menggelikan bagi para elite politik. Padahal mereka saat berkampanye selalu mengatakan demokrasi adalah mengakomodir aspirasi masyarakat. Sepertinya demokrasi yang diagung-agungkan beberapa puluh tahun kedepan akan lenyap ditelan bumi, Tidak seperti apa yang diutarakan oleh Francis Fukuyama. Hal ini sejalan dengan pikran polybius tentang cyclus theorinya.
Kita harus merubah paradigma mengenai demokrasi. Demokrasi harus melandaskan pada falsafah hidup bangsa dan bukan demokrasi ala koboi. Demokrasi yang berlaku saat ini memang cocok dengan negeri koboi yang tiap orang sudah jauh dari nilai kebersamaan. Mereka tidak mengenal bagaimana bekerjasama dengan orang lain mereka hanya tahu kalau bagaimana caranya harus menang. Sebagaimana pola pikir kaum materialis. Dengan cara yang katanya sebagai demokrasilah mereka meraih kemenangan dan mengorbankan orang lain.
Sudah bodoh (karena anggaran pendidikan di bawah 20 %) ternyata masih mau dibodohi (dengan demokrasi ala koboi). Cukup miris memang jika mencermati kebodohan bangsa yang sejarahnya dulu adalah penguasa nusantara. Memang kita harus bangkit dari cengkraman imperator asing yang mengobok-obok negara ini walaupun sanagt sulit bagi kita. Karena presiden kita yang agung dan baik hati adalah didikan akademi koboi dan sudah mendarahdaging dalam dirinya doktrin koboi sudah pasti akan menuruti apa kata mbahnya para koboi. Terserah bagaimana pandangan anda mengenai demokrasi penulis hanya mencoba menbuka cakrawala berfikir kita semua. Bila tak sependapat dengan penulis sebaiknya ga usah dipikirin deh.....
Langganan:
Postingan (Atom)