Pages

Pengaruh globalisasi terhadap rasa nasionalisme di abad 21

oleh : Wongbanyumas

Perkembangan globalisasi

saat ini dunia mulai terintegrasi satu sama lainnya. Setiap negara seolah menjadi tanpa sekat dan tidak ada batasan ruang dan waktu. Kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi menjadi penyokong utama perubahan dunia. Dunia saat ini tengah memasuki era globalisasi. Istilah globalisasi sebenarnya sangat banyak dan masing-masing punya unsur tersendiri. Globalisasi, pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun 1985. Globalisasi dapat diartikan sebagai westernisasi atau modernisasi, yaitu merebaknya struktur modernitas barat yang menyangkut kapitalisme, rasionalisme, industrialisme, birokratisme, dan lain sebagainya yang cenderung merusak budaya lokal yang sudah ada sebelumnya. Proses globalisasi juga menghendaki adanya penyatuan dunia dalam satu sistem terpadu yang membentuk perkampungan global (global village).

Ketika dunia berusaha disatukan dalam sebuah tatanan integral muncul pertanyaan bagaimanakah pengaruh yang ditimbulkan oleh prosess globalisasi terhadap rasa nasionalisme kita? Karena pada dasarnya ketika muncul gagasan penyatuan dunia kedalam satu sistem integral yang tidak melihat pada batas teritorial tentu berpengaruh pada rasa nasionalisme. Nasionalisme sendiri diartikan sebagai faham kebangsaan, yaitu faham yang melahirkan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Bagaimana sikap seorang warganegara terhadap negaranya mencerminkan rasa nasionalisme seseorang.

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi. Banyak perbedaan dalam masyarakat di Indonesia yang diakibatkan oleh topografi Indonesia yang berupa gugusan kepulauan. Akan tetapi bangsa Indonesia tetap eksis sampai dengan hari ini. Le desire d’etre ensemble (hasrat untuk bersatu). seperti kata Renan, merupakan unsur utama perekat persatuan bangsa Indonesia. Terdapat berbagai faktor yang dapat mendorong terbentuknya hasrat itu, mulai dan kesamaan bahasa, agama dan budaya, kesamaan sejarah atau pengalaman di masa lampau, sampai kepada keinginan untuk mencapai cita-cita bensama di masa yang akan datang.

Sebuah bangsa terbentuk akibat adanya kesamaan hasrat untuk bersatu. Paham negara Integralistik yang dicetuskan oleh Supomo merupakan salah satu upaya untuk mempersatukan bangsa Indonesia. Rasa nasionalisme harus ditimbuhkan dalam setiap dada warganegara. Perbedaan yang sangat plural dan kaya di Indonesia dapat diatasi oleh masyarakat. Semangat itu didasarkan pada rasa pesatuan dan kesatuan, sebagaimana yang tercetus dalam semboyan negara “bhineka tunggal ika” dan falsafah negara yaitu pancasila. Maka dapat dikatakan nilai-nilai nasionalisme (faham tentang kebangsaan) itu bersumber dari sosio-kultural bangsa dan bumi Indonesia.

Bentuk-bentuk nasionalisme

1.Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik".

2.Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.

3.Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semula jadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.

4.Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya.

5.Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis.

6.Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.

Nasionalisme Indonesia adalah gabungan antara Nasionalisme etnis dengan Nasionalisme Budaya. Dimana rasa nasinalisme kita terbentuk dari perbedaan yang bersintesa menjadi sebuah hasrat persatuan sehingga membentuk bangsa Indonesia.

Tantangan di era globalisasi

Globalisasi diidentikkan dengan proses integrasi negara yang ada di dunia sehingga menjadi tanpa batas. Setiap peristiwa yang terjadi di suatu wilayah dapat diketahui secara cepat dan dapat menimbulkan efek dibagian dunia yang lain. Disini kita melihat bahwa nantinya dengan proses integrasi seperti ini dikhawatirkan rasa nasionalisme akan memudar. Karena nantinya eksistensi negara-bangsa juga akan mengalami kemunduran. Karena pada dasarnya negara sudah tidak memiliki kekuatan apa-apa, semuanya dikembalikan kepada kekuatan dunia internasional. Pihak asing nantinya dapat mengintervensi setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

Semakin terbukanya arus informasi juga mempengaruhi pola pikir suatu bangsa. Masuknya budaya dan nilai asing turut merubah cara pandang anak bangsa. Semangat kebersamaan dan gotong royong telah digantikan dengan semangat individualisme. Ikatan negara bangsa sebagai hasil dari pergaulan antara kedaulatan negara mulai merenggang. Akibatnya kita lihat banyak konflik yang terangkat kepermukaan. Konflik yang muncul tersebut ternyata diakibatkan oleh masalah sepele. Belakangan ini juga muncul gerakan separatisme yang mengarah pada ancaman disintegrasi. Hal-hal seperti diakibatkan karena memudarnya semangat persatuan dan rasa nasionalisme. Tantangan seperti itu hanya bisa diatasi bila bangsa Indonesia di satu pihak tetap mempertahan identitasnya dalam ikatan persatuan nasional,

Globalisasi juga menimbulkan perubahan sosial yang cenderung untuk menciptakan guncangan sosial (culture shock). Masuknya pemikiran seperti demokrasi, HAM, kesetaraan gender sedikit banyak mengguncang sendi masyarakat. Ketidaksiapan masyarakat ketika menemukan nilai baru malah menimbulkan keguncangan dan friksi terendiri. Perubahan sosial terus terjadi selama proses globalisasi karena masuknya nilai-nilai asing. Pada hakekatnya perubahan sosial yang terjadi akibat globalisasi dipandang sebagai upaya bangsa untuk mengembangkan kepribadiannya sendiri melalui penyesuaian dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat modern.

Pengaruh globalisasi

Globalisasi menimbulkan berbagai akibat, baik positif maupun negatif. Akibat yang timbul harus disikapi dengan baik, antara lain:

Pengaruh positif

1.Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Pemerintahan yang transparan dan demokratis akan menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap negara yang berujung pada meningkatnya rasa nasionalisme.

2.Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Terpenuhinya kebutuhan dasar warga negara akan mempengaruhi warganegara dalam hal pengabdian kepada negara.

3.Dari globalisasi sosial budaya kita mencontoh pola piker dan tingkah laku yang baik seperti etos kerja yang tinggi, disiplin, profesionalisme dari bangsa lain yang untuk diaplikasikan yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Pengaruh negatif


1.Globalisasi membawa paham liberalisme yang selalu diidentikkan dengan kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.

2.Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri. Kebanggaan terhadap produk asing mengakibatkan minder yang justru menyurutkan rasa nasionalisme.

3.Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Budaya barat selalu dianggap yang paling baik sehingga melupakan budaya bangsa.

4.Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

5.Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga.
Mencegah efek negatif

Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :

1.Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.

2.Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.

3.Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.

4.Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.

5.Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa

Maka kita harus bijak dalam mensikapi globalisasi.Jangan sampai kita hanya terpengaruh dengan efek negatifnya saja.

Ngaji politik, politik ngaji

rOleh wongbanyumas

Setiap hari dalam hidup kita tidak akan pernah jauh dan lepas dari istilah politik. Mulai dari tingkat atas di Jakarta sampai di tingkat daerah, politik selalu menjadi perbincangan hangat. Mulai dari tukang becak yang mangkal di pinggir jalan sampai para mahasiswa yang bergelut di kampus tak pernah lepas dari hingar bingar politik. Saya tidak akan menjelaskan definisi politik dengan bahasa akademis. Tetapi berusaha memaknai politik dengan bahasa yang lugas dan dimengerti masyarakat. Saya mencoba mengartikan politik sebagai cara atau usaha untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan oleh sekelompok orang atau individu. Sebatas artian menurut orang biasa yang tidak paham sisi njelimet dunia poitik.

Tujuan orang berpolitik adalah untuk. mewujudkan ide dan cita-cita yang dimiliki oleh pelaku (politisi). Politik selalu diidentikkan dengan kekuasaan. Padahal cakupan politik sesungguhnya amatlah luas. Politik juga tidak hanya diartikan bagaimana cara seseorang untuk memimpin dan mengelola negara. Ketika kita hendak menjalani hidup juga dapat dikatakan sebagai politik. dalam berpolitik harus mempunyai strategi yang canggih untuk menaklukkan lawan. Nantinya diberikan kebebasan dalam metoda berpolitik, mulai dari a la machiavelli, a la aristoteles, a la Muhammad, atau a la sukarno.

Dalam islam dikenal istilah siyasah. Siyasah berarti siasat atau strategi, namun sering diartikan sebagai politik. Islam sebagai agama yang diridhoi Allah Swt mengatur kehidupan bernegara bagi setiap ummat islam. Islam tidak akan lepas dari sendi-sendi kehidupan para penganutnya. Hal ini sangat bertentangan dengan ide kaum sekuler yang mencoba memisahkan hubungan agama dengan berbagai bidang. Agama hanya dilihat dari sudut ibadah berupa ritual saja bukan ibadah dalam artian luas.

Mengapa harus berpolitik dalam islam?

1. Untuk menegakkan syari’at Allah diperlukan perangkat khusus. Perangkat ini nantinya dapat membuat peraturan yang sesuai dengan Al-qur’an dan as-sunnah. Oleh karena itu islam harus masuk dalam lembaga legislatif. Seorang legislator muslim dalam membuat sebuah lege (undang-undang) harus memperhatikan nilai luhur ajaran agama. Nantinya jangan sampai mengorbankan kepentingan rakyat banyak dan lebih memihak pada investasi asing.

2. Ketika sebuah peraturan dibuat dan diundang-undangkan ada lembaga yang membuat kebijakan dan menjalankan peraturan tersebut. Lembaga eksekutif, yaitu presiden beserta jajaran menteri haruslah diisi dengan pejabat yang mengamalkan nilai luhur ajaran Muhammad SAW. Pada dasarnya kebijakan sebuah negara ditentukan oleh pucuk pimpinannnya yaitu seorang presiden. Peran sentral seorang presiden muslim nantinya akan memberikan kenyamanan bagi ummat untuk menjalankan aktivitas keagamaan. Harus ada pemimpin yang mengakomodir kepentingan ummat.

3. Penegakan hukum adalah hal yang penting dalam sebuah negara. Ketika syariat Allah diberlakukan harus ada lembaga yang berperan sebagai pelaksana dan penegak aturan tersebut. Adanya hakim dan qadhi yang baik akan menjaga agar hak kaum muslimin tidak diinjak-injak

Bicara politik berarti bicara kepentingan. Karena pada dasarnya tidak ada kawan abadi tetapi yang ada hanyalah kepentingan abadi. Lihatlah PKB dimana konflik muncul akibat pertentangan antara paman (gusdur) dengan keponakannya (muhaimin). Terkait dengan itu pula maka dalam melakukan strategi politik harus memiliki pendukung atau konstituen. Konstituen adalah orang-orang yang berada dibelakang kita yang menjadi pendukung dari pergerakan yang kita lakukan. Dalam sebuah organisasi kepartaian konstituen ada dua yaitu kader dan simpatisan.

Membentuk kader yang loyal dan militan pasti menjadi impian setiap organisasi. Sebab tanpa kader yang militan organisasi tersebut akan kekurangan tenaga. Ketika saat ini partai politik mulai memanaskan mesin menuju ajang kompetisi akbar di pertengahan 2009. Banyak cara yang dilakukan untuk mencari konstituen. Salah satu cara yang dilakukan oleh partai islam adalah dengan masuk ke arena pembinaan ummat (pengajian-pengajian).

Kita diperintahkan oleh Allah untuk berislam secara kaffah yang mungkin diartikan sebagian orang adalah berislam secara menyeluruh. Konsekuensi yang muncul adalah kita tidak bisa mengenyampingkan nilai agama dalam setiap sendi kehidupan, salah satunya adalah kehidupan bernegara. Maka nilai luhur agama islam tidak boleh luntur dalam praktik kenegaraan. Karena pada dasarnya cita-cita utama politik islam adalah untuk menegakkan syariat Allah di mua bumi. Sehingga umat islam harus mendukung gerakan politik ini. Sebab Allah memerintahkan ummat islam untuk menjalankan aturan yang telah disyariatkan.

Momentum pemilu 2009 menjadi ajang pembuktian bagi partai-partai yang berbasiskan islam. Politik bisa disampaikan lewat forum islami seperti pengajian. Kader diajarkan mengenai metode politik islam dan mewujudkan syariat untuk semua. Namun yang saya kurang sepakat adalah ketika ajang ngaji dipolitisasi. Pada dasarnya orang mengaji untuk menambah ilmunya bukan untuk ikut partai politik. Hal ini sering disalahgunakan oleh partai politik untuk merekrut simpatisan. Orang yang tidak berdosa itu malah diarahkan untuk memilih partai politik tertentu. Salahkah??
Cobalah untuk dijawab sendiri...

SP (semester payah)

Jadwal SP (semester payah) banget
Oleh : wongbanyumas
Kesal, marah , dan kecewa. Mungkin hal itu yang terpintas dalam benak saya ketika melihat jadwal SP (semester pendek) di semester ini. Banyaknya jadwal yang saling bentrok menjadi pemicunya. Banyak mahasiswa yang protes dan mempertanyakan jadwal yang terkesan semrawut ini. Bagaimana kami tidak kesal, karena mata kuliah yang kami ambil ternyata hanya ada satu kelas dan itupun bentrok dengan mata kuliah lain yang juga hanya disediakan satu kelas saja. Ketika ditanya mengenai solusinya, bagian pendidikan hanya menyatakan bahwa hal tersebut adalah resiko yang harus ditanggung oleh mahasiswa.

Dalam hati agak dongkol memang. Mereka pikir mungkin kita tidak pintar, tapi kami tidak bisa dibodohi. Masalahnya adalah ternyata ketika tenggat waktu pengisian KRS jadwal belum terpampang dan mahasiswa harus segera mengumpulkan KRS tersebut tepat waktu. Buat saya biaya Rp 20.000 per SKS memang tidak memberatkan tapi hal yang mengesalkan adalah waktu yang saya habiskan di kota Purwokerto tercinta ini ternyata sia-sia. Padahal saya sudah mendahulukan SP dari pada berkumpul dengan keluarga.

Masih terbayang bagaimana buruknya manajemen perkuliahan di kampus ini. “Lha wong copy-paste tok mas” salah satu dosen berujar mengenai jadwal perkuliahan reguler. “Wah yang reguler aja copy-paste gimana jadwal eSPe ya??” terbersit pertanyaan yang cukup menggelitik hati saya. Hal yang sangat unik adalah sang pembuat jadwal sangat tidak teliti dalam penempatan waktu kuliah. Akibatnya banyak kawan saya yang mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas kuliah.

Sekali lagi saya berprasangka baik bahwa jadwal SP ini disusun secara mendadak. Sebab saya paham bahwa SP sekarang masih baru dan pihak fakultas masih belum bisa menyesuaikan diri. Mungkin khilaf, pikir saya tanpa harus bersuuzon ria terhadap Bapendik. Saya hanya bisa berharap nantinya di tahun yang akan datang pelaksanaan SP harus lebih baik lagi.

Lucu memang ketika melihat kampus yang katanya terakreditasi A ini ternyata secara praksis jauh panggang dari api. Awalnya saya sangat berharap dengan pelaksanaan SP yang akan mengangkat nilai saya ini. Tapi begitu tahu pelaksanaan SP seperti ini saya agak kecewa juga. Saya hanya berharap kepada Ibu Rochani yang ternyata terpilih kembali menjadi dekan mampu membawa fakultas hukum tercinta ini menjadi lebih baik. Amin.....