Oleh Wongbanyumas
Pernah memelihara ular boa? Boa yang cukup populer di
kalangan hobiis biasanya boa yang berasal dari luar negeri. Boa impor tersebut
meliputi keluarga besar boa constrictor ataupun boa lain seperti Rainbow boa, Amazone tree boa, dan Anaconda. Lalu bagaimana dengan boa asli
indonesia? Adakah ular boa di Indonesia? Jawaban ini akan kita bahas lebih
dalam lagi dalam artikel ini.
Apa itu boa?
Anda tentunya tahu ular sanca kembang bukan? Ya sanca kembang
merupakan salah satu reptil asli indonesia yang cukup populer. Lalu tau kah
kamu monopohon? Kalau belum tau hewan apa itu yuk kita simak pembahasannya.
Indonesia negara yang sangat kaya dengan keanekaragaman
haatinya menyimpan sebuah harta terpendam. Banyak yang belum mengetahui kalau
negara kita juga memiliki spesies ular boa. Apaan sih boa itu? Secara simpel
boa adalah ular yang berkembang biak dengan jalan melahirkan bayinya. Eit
tunggu dulu ya melahirkan di sini bukan seperti mamalia ya. Di boa sebenarnya
adalah ovovivipar. Coba deh googling
ya untuk menemukan pengertian itu.
Jadi setiap ular yang berkembang biak dengan jalan menetaskan
telurnya dan kemudian melahirkan anaknya dalam keadaan hidup bisa disebut
sebagai ular boa. Nah rupanya kita punya tiga jenis boa loh. Apa sajakah boa
aseli Indonesia itu? Menurut rekam jejak dan penelitian ilmiah ada tiga jenis
yakni Candoia carinata, Candoia paulsoni
tasmai, dan Candoia aspera.
Selain berkembang biak dengan bertelur dan kemudian
melahirkan dalam bentuk anak, boa juga memiliki keistimewaan lain.
Candoia carinata
Candoia carinata atau nama lain dari
monopohon adalah salah satu spesias dalam genus candoia. Monopohon berukuran
kecil dan termasuk hewan yang hidup di pepohonan, bahasa lainnya arboreal.
Morfologi
:
Ular monopohon
memiliki ukuran yang relatif kecil. Ukuran badannya tak lebih dari jari
telunjuk pria dewasa. Panjang badan monopohon reratanya adalah 70-80 cm. Bentuk
kepala meruncing ke depan dengan bentuk nostril yang rata sehingga membentuk
sudut tegas. Motif monopon beraneka ragam mulai dari corak bulatan di
punggungnya, garis seperti harimau, atau stripe mamanjang dari kepala hingga
ekornya.
Habitat
:
Monopohon hidup
kebanyakan di antara ranting dan dedaunan. Ular ini menghabiskan sebagian
hidupnya di pepohonan. Kadang monopohon dijumpai berjalan di atas tanah.
Perilaku :
Ular ini biasa
melilitkan tubuhnya di pohon, oleh karena itu diberi nama monopohon. Monopohon
bukanlah ular yang agresif. Ular ini cenderung pemalu dan tidak melawan ketika
dipegang orang. Konon ular ini kerap dijadikan gelang di Papua sana.
Distribusi :
Ular ini dapat
ditemui di seluruh daratan utama papua. Di pulau-pulau juga dapat ditemukan
seperti di wageo, aru, dan biak. Monopohon dikabarkan juga dijumpai di maluku.
Pakan
:
Pakan utama adalah cicak. Selain itu juga bisa memakan
katak dan anak tikus kecil.
Kandang :
Kandang untuk
monopohon tidak memerlukan banyak ruang. Cukup sebuah kotak penyimpanan
(container box) ukuran 5 liter
Candoia aspera
Morfologi : monot adalah ular yang berbadan gempal
dan pendek. Termasuk ular yang banyak menghabiskan waktunya di dalam air. Monot
di alam biasa berbaur dengan serasah dedaunan yang basah. Bentuk kepalanya
segitiga menyerupai ular viper. Karena itulah monot mendapatkan julukan viper
boa. Corak pada monot berupa belang atau
kadang dijumpai zigzag.
Habitat :
Monot menyukai tempat
yang basah dan lembab. Sering dijumpai di alam berada di dasar lantai hutan
yang becek dan lembab.
Perilaku :
Ular ini cenderung
defensif dan menyerang. Ular ini pada dasarnya adalah ular penyergap (ambush). Namun
bila sudah lama dipelihara bisa jinak.
Distribusi :
Misool, Waigeo,
Batanta, Salawati, Papua, Biak, Numfor, Seleo, Yapen dan Papua New Guinea
(termasuk Walis, Karkar, Umboi, Bismarck dan pulau Admiralty)
Pakan :
Monotanah adalah pemburu sejati. Dipemeliharaan dia dapat
diberi makan aneka makanan hidup seperti tikus, burung, anak ayam, maupun
katak.
Kandang :
Setting kandang terbaik bagi monot adalah dengan memberikan
sedikit air agar 1/3 badannya terendam air. Ada juga yang setup kandangnya
kering dengan substrate koran.
apakah termasuk ulur yang berbisa lantaran memiliki ukuran kepala berbentuk segitiga tolong penjelasannya terimakasih
BalasHapusTidak semua ular berbisa mempunyai bentuk kepala segitiga, tapi dapat di lihat dari bentuk taring
HapusJika orang awam yang menemukan ular sebaiknya jangan di bunuh tetapi di usir
Btw, ular berbisa juga bisa diliat dari panjang tubuh dan bentuk ekor. Jadi bukan cuma dari bentuk kepala. Kalo ular berbisa, tubuhnya lebih panjang terus ekornya juga agak meruncing dan ujungnya membulat.
HapusTapi kalo tetep mau diliat dari bentuk kepala, coba liatnya dari arah samping. Ular berbisa kalo diliat dari atas kan bentuknya segitiga ya, nah kalo diliat dari samping, bentuk kepalanya kotak.
Cmiiw.
Monopohon saya kok tidak mau naik ke dahan ya apakah ada yg salah dengan ularnya atau monopohon memang pilih dahan buat membelitkan difi?
BalasHapusmengenal ular berbisa tidak bisa melihat dari bentuk tubuh akan tetapi kita harus mengenal spesies nya
BalasHapus