Pulau Sipadan |
Oleh Wongbanyumas
Petualangan di hari kedua
berjalan kurang nyaman. Apa pasal? Perut saya tidak bisa diajak berdamai
walaupun sedang berlibur. Ya saya mengalami maag yang cukup akut. Penyakit saya
ini adalah penyakit peninggalan masa kuliah dulu. Maklum namanya juga anak
kost, yang ngekost pasti paham dooong. Oke kita skip soal ngekost dulu deh. Pencernaan
saya termasuk monster, muat banyak dan cepat lapar. Nah dengan pola makan
resort yang terbatas waktu tentu jadi siksaan buat saya. untungnya isteri saya
sigap membawa beberapa cup mie instan yang tinggal seduh air panas.
Saya masih belum paham kenapa
perut saya sakit. Analisis saya adalah masakan yang pedas dan kurang banyak.
Tapi saya merasakan sakit sejak jam tiga dini hari. Saya tidak tega
membangunkan isteri saya hanya untuk mengeluh sakit. Dari jam tiga itu saya
selalu muntah, buang air besar, dan perut terasa sangat perih. Bahkan saya
sampai muntah cairan empedu yang rasanya sangat pahit di liang mulut saya. Oke
sekali lagi isteri saya menjadi penyelamat. Dia membawa sekotak obat maag cair
dari perlengkapan obat di rumah.
Lumayan sakit tidak terlalu parah
tapi tetap saja sakit. Sarapan saya lalui dengan hambar. Melihat makan pun saya
eneg dan mau muntah. Padahal biasanya saya selalu semangat 45 kalau lihat
makanan. Pagi ini benar-benar membuat mood
saya tidak bagus. Oh ya saya ingat dengan saran mertua untuk minum juice daun pepaya. Akhirnya saya memesan juice daun pepaya kepada Si abang pengawas restoran. Dia macam
tidak percaya dengan permintaan saya itu. Dia akhirnya menawarkan juice pepaya lantaran tidak ada pohon
pepaya yang tumbuh di Sipadan Water Village ini.
Oke lah lumayan reda. Tapi..
Dalam beberapa menit kemudian
perut saya terasa diaduk. Aduuuh kan pepaya itu obat pencahar alami. Ah biarlah
jangan sampai rasa sakit ini mengganggu agenda saya hari ini. Emang mau ngapain
sih hari ini? Ya saya ada agenda untuk bersnorkling ria di Pulau Sipadan. Nah
tadinya saya hampir melewatkan hal ini karena maag saya. namun saya bertekad
untuk menginjak Sipadan. Kan sudah jauh pergi ke Mabul masa sih tidak ke
Sipadan. Untuk pergi ke Sipadan harus daftar dulu. Pihak resort yang
mendaftarkan kami. Untuk kunjungan wisatawan perhari dibatasi 50 orang saja. Oh
ya untuk mendapatkan izin ke Sipadan kami harus membayar RM 40 perorang.
Perjalanan ke Sipadan menjadi
perjalanan mendebarkan. Lama perjalanan dari SWV ke Sipadan memakan waktu lima
belas menit. Sebelum snorkling kami mesti menandatangani buku tamu. Waah
rasanya mendebarkan sekali snorkling di Sipadan. Rosli diver pemandu kami
bilang kami akan menuju dua spot snorkling. Pertama spot yang ada banyak
ikannya dan yang kedua adalah spot yang punya batu karang bagus.
Saat pertama sampai di Sipadan
kami harus register dan menandatangani semacam absen. Kami benar-benar
merasakan perasaan nyemplung ke dinginnya air laut rasanya begitu mendebarkan.
Sang pemandu mengingatkan sejak awal untuk berpegangan di pelampung yang telah
disediakan.
Byurrr...
Aku pun merasakan sensasi
snorkling di tengah laut yang sulit dituliskan di sini. Benar saja Sipadan
memang memiliki kecantikan alam bawah laut yang sangat luar biasa. Saat melihat
ke bawah nampak gerombolan madidihang alias yellow fin tuna. Ikan tuna memenuhi
setiap sudut pemandangan saya. beberapa kali saya sempat mengambil nafas dan
membetulkan mask. Takjub saya melihat ikan seukuran paha manusia berbaris rapi
seperti ada yang mengkomandoi. Dan rupanya ada seekor ikan tuna raksasa. Kalau
tak salah ukurannya lebih dari satu meter setengah yang selalu diikuti ikan
tuna lain.
Selain tuna pemandu kami juga
menunjukkan beberapa ekor penyu yang lalu lalang. Penyu adalah binatang penting
dalam ekosistim laut. Keberadaan penyu adalah pertanda bagusnya suatu ekosistim
laut. Tak cukup penyu pemandu juga menunjukkan berbagai ikan kecil cantik yang
menarik. Saya menyesal, betul-betul menyesal karena tidak menyewa kamera
underwater. Saat itu berfikirnya mahal sewa kamera 150 RM. Kami dikejutkan
dengan aksi pemandu kami yang menyelam menuju dasar laut. Wait! Itu ada
beberapa ekor hiu. Perasaan saya campur aduk. Ada perasaan senang tapi ada juga
perasaan takut. Bagaimanapun ini adalah perjumpaan dan interaksi saya yang
pertama dengan hiu.
Sedang asyik melihat pemandangan
laut kami harus berhenti. Maklum saat itu ombak memang sedang kuat dan cuaca
mulai mendung. Tentunya akan sangat beresiko apabila tetap melakukan kegiatan
snorkling. Pemandu akhirnya mengajak kami kembali ke resort. Rekan snorkling
kami dari china ada yang menggigil kedinginan. Dia berasal dari negeri tirai
bambu dan hanya dapat berbicara dengan bahasa mandarin. Kasihan sekali saya
melihat nenek itu meringkuk kedinginan. Isteri saya menawarkan handuknya agar
nenek itu tidak kedinginan.
Speedboat melaju kencang memecah ombak. Nampak dari kejauhan awan
hitam seolah menghampiri kami. Rupanya awan hitam datang dengan jumlah yang
masif sehingga seluruh pemandangan tertutup awan hitam. Bahkan jarak pandang
boat menjadi terbatas. Kami mulai ketakutan dan tetap berdoa semoga perjalanan
ini baik-baik saja. Lalu hujan deras pun turun menerpa kami. Sekujur tubuh kami
yang tadinya sudah kering kembali basah. Laut bergoyang seperti diamuk. Ombak besar
menggoyang kami seolah ingin menghambat kepulangan kami ke resort.
Perasaan saya sedikit tegang. Laut
yang sedang tidak bersahabat, hujan yang turun lebat, dan angin yang menghempas
kami di tengah laut. Semuanya lengkap menambah rasa tercekam kami ketika supir
boat ini tidak bisa melihat kemana arah pulang. Semuanya tertutup awan hitam
dan hujan. Perasaan panik saya kembali menjadi-jadi. Rasanya nasib saya saat
itu akan berakhir seperti film atau serial yang saya tonton. Biasanya tokoh
utamanya akan terdampar di suatu pulau tak berpenghuni dan banyak makhluk aneh.
Sudahlah jangan berfikir negatif.
Pikirin aja gimana caranya saya bisa pulang. Saat boat sedang melaju kencang
tiba-tiba terdengar suara kencang seperti ledakan dari arah mesin. Dan seketika
boat kami berhenti. Aah ini semakin bikin saya takut. Saya tidak melihat apa
yang terjadi dengan mesin boat lantaran saya menutup seluruh badan dengan
handuk. Soalnya air hujan bisa menyakitkan bagi kulit kami ketika boat sedang
melaju kencang. Rupanya mesin boat kami menabrak kayu gelondongan dan tutup
mesinnya sampai terbang lepas dari tempatnya.
Sang guide berusaha menenangkan
kami. Alhamdulillah semuanya baik-baik saja dan kami dapat melanjutkan
perjalanan kembali ke resort. Sesampainya di resort saya hanya dapat mandi dan
beristirahat. Tadinya mau juga snorkling di snorkling center. Sayangnya hujan
turun begitu deras sehingga kami menghabiskan waktu kami untuk memulihkan
tenaga di kamar, alias tiduuuurr.
Day 3
Kami tidak banyak melakukan
aktifitas hari ini. Karena kami harus pulang sehingga kami memilih untuk
bersantai saja di kamar kami. Kami sempat santap sarapan pagi. Kami juga ada
sedikit foto narsis dan foto pregnancy
untuk kenang-kenangan. Ketika pulang kami diantar kembali oleh pihak resort. Ya
enaknya adalah kita tingggal duduk nyaman dan biarkan sang supir bekerja. Alhamdulillah
perjalanan Semporna tawau dilalui tanpa aral melintang.
Rasa-rasanya liburan kami kali
ini begitu sempurna. Terima kasih Mabul, terima kasih Sipadan Water Village. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo ungkapkan pendapat kamu...