Pages

Liburan di Pulau Mabul Sipadan (Part 2)


Pulau Sipadan
Oleh Wongbanyumas
Petualangan di hari kedua berjalan kurang nyaman. Apa pasal? Perut saya tidak bisa diajak berdamai walaupun sedang berlibur. Ya saya mengalami maag yang cukup akut. Penyakit saya ini adalah penyakit peninggalan masa kuliah dulu. Maklum namanya juga anak kost, yang ngekost pasti paham dooong. Oke kita skip soal ngekost dulu deh. Pencernaan saya termasuk monster, muat banyak dan cepat lapar. Nah dengan pola makan resort yang terbatas waktu tentu jadi siksaan buat saya. untungnya isteri saya sigap membawa beberapa cup mie instan yang tinggal seduh air panas.

Saya masih belum paham kenapa perut saya sakit. Analisis saya adalah masakan yang pedas dan kurang banyak. Tapi saya merasakan sakit sejak jam tiga dini hari. Saya tidak tega membangunkan isteri saya hanya untuk mengeluh sakit. Dari jam tiga itu saya selalu muntah, buang air besar, dan perut terasa sangat perih. Bahkan saya sampai muntah cairan empedu yang rasanya sangat pahit di liang mulut saya. Oke sekali lagi isteri saya menjadi penyelamat. Dia membawa sekotak obat maag cair dari perlengkapan obat di rumah.
Lumayan sakit tidak terlalu parah tapi tetap saja sakit. Sarapan saya lalui dengan hambar. Melihat makan pun saya eneg dan mau muntah. Padahal biasanya saya selalu semangat 45 kalau lihat makanan. Pagi ini benar-benar membuat mood saya tidak bagus. Oh ya saya ingat dengan saran mertua untuk minum juice daun pepaya. Akhirnya saya memesan juice daun pepaya kepada Si abang pengawas restoran. Dia macam tidak percaya dengan permintaan saya itu. Dia akhirnya menawarkan juice pepaya lantaran tidak ada pohon pepaya yang tumbuh di Sipadan Water Village ini.
Oke lah lumayan reda. Tapi..
Dalam beberapa menit kemudian perut saya terasa diaduk. Aduuuh kan pepaya itu obat pencahar alami. Ah biarlah jangan sampai rasa sakit ini mengganggu agenda saya hari ini. Emang mau ngapain sih hari ini? Ya saya ada agenda untuk bersnorkling ria di Pulau Sipadan. Nah tadinya saya hampir melewatkan hal ini karena maag saya. namun saya bertekad untuk menginjak Sipadan. Kan sudah jauh pergi ke Mabul masa sih tidak ke Sipadan. Untuk pergi ke Sipadan harus daftar dulu. Pihak resort yang mendaftarkan kami. Untuk kunjungan wisatawan perhari dibatasi 50 orang saja. Oh ya untuk mendapatkan izin ke Sipadan kami harus membayar RM 40 perorang.
Perjalanan ke Sipadan menjadi perjalanan mendebarkan. Lama perjalanan dari SWV ke Sipadan memakan waktu lima belas menit. Sebelum snorkling kami mesti menandatangani buku tamu. Waah rasanya mendebarkan sekali snorkling di Sipadan. Rosli diver pemandu kami bilang kami akan menuju dua spot snorkling. Pertama spot yang ada banyak ikannya dan yang kedua adalah spot yang punya batu karang bagus.
Saat pertama sampai di Sipadan kami harus register dan menandatangani semacam absen. Kami benar-benar merasakan perasaan nyemplung ke dinginnya air laut rasanya begitu mendebarkan. Sang pemandu mengingatkan sejak awal untuk berpegangan di pelampung yang telah disediakan.
Byurrr...
Aku pun merasakan sensasi snorkling di tengah laut yang sulit dituliskan di sini. Benar saja Sipadan memang memiliki kecantikan alam bawah laut yang sangat luar biasa. Saat melihat ke bawah nampak gerombolan madidihang alias yellow fin tuna. Ikan tuna memenuhi setiap sudut pemandangan saya. beberapa kali saya sempat mengambil nafas dan membetulkan mask. Takjub saya melihat ikan seukuran paha manusia berbaris rapi seperti ada yang mengkomandoi. Dan rupanya ada seekor ikan tuna raksasa. Kalau tak salah ukurannya lebih dari satu meter setengah yang selalu diikuti ikan tuna lain.
Selain tuna pemandu kami juga menunjukkan beberapa ekor penyu yang lalu lalang. Penyu adalah binatang penting dalam ekosistim laut. Keberadaan penyu adalah pertanda bagusnya suatu ekosistim laut. Tak cukup penyu pemandu juga menunjukkan berbagai ikan kecil cantik yang menarik. Saya menyesal, betul-betul menyesal karena tidak menyewa kamera underwater. Saat itu berfikirnya mahal sewa kamera 150 RM. Kami dikejutkan dengan aksi pemandu kami yang menyelam menuju dasar laut. Wait! Itu ada beberapa ekor hiu. Perasaan saya campur aduk. Ada perasaan senang tapi ada juga perasaan takut. Bagaimanapun ini adalah perjumpaan dan interaksi saya yang pertama dengan hiu.
Sedang asyik melihat pemandangan laut kami harus berhenti. Maklum saat itu ombak memang sedang kuat dan cuaca mulai mendung. Tentunya akan sangat beresiko apabila tetap melakukan kegiatan snorkling. Pemandu akhirnya mengajak kami kembali ke resort. Rekan snorkling kami dari china ada yang menggigil kedinginan. Dia berasal dari negeri tirai bambu dan hanya dapat berbicara dengan bahasa mandarin. Kasihan sekali saya melihat nenek itu meringkuk kedinginan. Isteri saya menawarkan handuknya agar nenek itu tidak kedinginan.
Speedboat melaju kencang memecah ombak. Nampak dari kejauhan awan hitam seolah menghampiri kami. Rupanya awan hitam datang dengan jumlah yang masif sehingga seluruh pemandangan tertutup awan hitam. Bahkan jarak pandang boat menjadi terbatas. Kami mulai ketakutan dan tetap berdoa semoga perjalanan ini baik-baik saja. Lalu hujan deras pun turun menerpa kami. Sekujur tubuh kami yang tadinya sudah kering kembali basah. Laut bergoyang seperti diamuk. Ombak besar menggoyang kami seolah ingin menghambat kepulangan kami ke resort.
Perasaan saya sedikit tegang. Laut yang sedang tidak bersahabat, hujan yang turun lebat, dan angin yang menghempas kami di tengah laut. Semuanya lengkap menambah rasa tercekam kami ketika supir boat ini tidak bisa melihat kemana arah pulang. Semuanya tertutup awan hitam dan hujan. Perasaan panik saya kembali menjadi-jadi. Rasanya nasib saya saat itu akan berakhir seperti film atau serial yang saya tonton. Biasanya tokoh utamanya akan terdampar di suatu pulau tak berpenghuni dan banyak makhluk aneh.
Sudahlah jangan berfikir negatif. Pikirin aja gimana caranya saya bisa pulang. Saat boat sedang melaju kencang tiba-tiba terdengar suara kencang seperti ledakan dari arah mesin. Dan seketika boat kami berhenti. Aah ini semakin bikin saya takut. Saya tidak melihat apa yang terjadi dengan mesin boat lantaran saya menutup seluruh badan dengan handuk. Soalnya air hujan bisa menyakitkan bagi kulit kami ketika boat sedang melaju kencang. Rupanya mesin boat kami menabrak kayu gelondongan dan tutup mesinnya sampai terbang lepas dari tempatnya.
Sang guide berusaha menenangkan kami. Alhamdulillah semuanya baik-baik saja dan kami dapat melanjutkan perjalanan kembali ke resort. Sesampainya di resort saya hanya dapat mandi dan beristirahat. Tadinya mau juga snorkling di snorkling center. Sayangnya hujan turun begitu deras sehingga kami menghabiskan waktu kami untuk memulihkan tenaga di kamar, alias tiduuuurr.
Day 3

Kami tidak banyak melakukan aktifitas hari ini. Karena kami harus pulang sehingga kami memilih untuk bersantai saja di kamar kami. Kami sempat santap sarapan pagi. Kami juga ada sedikit foto narsis dan foto pregnancy untuk kenang-kenangan. Ketika pulang kami diantar kembali oleh pihak resort. Ya enaknya adalah kita tingggal duduk nyaman dan biarkan sang supir bekerja. Alhamdulillah perjalanan Semporna tawau dilalui tanpa aral melintang.
Rasa-rasanya liburan kami kali ini begitu sempurna. Terima kasih Mabul, terima kasih Sipadan Water Village. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo ungkapkan pendapat kamu...