Pemandangan dari atas boat. |
Oleh Wongbanyumas
Kami memulai perjalanan dari
Tawau, tepatnya dari hotel kami menginap yakni Monaco Hotel. Hotel Monaco
adalah hotel yang affordable dan
nyaman. Kami meminta untuk dijemput di depan kantor SWV yang letaknya masih
berada dalam jarak selemparan batu dari Monaco. Kami dijemput menggunakan
sebuah Van putih. Awalnya saya pikir kami akan berangkat bersama turis lainnya,
ternyata hanya ada isteri dan saya. Waaah benar-benar menyenangkan dijemput
sendirian, kesannya eksklusif gitu lhooo..
Oke dari Tawau kami menuju
Semporna dengan memakan waktu perjalanan dua jam dengan kecepatan penuh.
Sesampainya di Semporna kami diantar menuju jetty
(pelabuhan kecil) khusus pelancongan (pariwisata). Di jetty kami sudah ditunggu oleh seorang staff dari SWV. Kami hanya
tinggal berjalan mengikuti dia dan barang kami dibawakan oleh porter menuju
boat. Boat yang kami naiki tidak terlalu besar tetapi juga tidak kecil-kecil
amat. Awalnya saya khawatir akan mengalami banyak guncangan, apalagi isteri
saya sedang hamil besar.
Waktu yang diperlukan dari jetty sampai ke pulau mabul sekitar
empat puluh menit. Diatas boat kami ditawarkan dengan pemandangan banyaknya
sampah yang terapung. Baru setelah agak jauh dari pantai kami disuguhkan berbagai
pemandangan cantik yang menggoda mata. Mulai dari birunya air laut yang jernih
sampai hamparan pulau yang menggunduk seksi diterpa ombak. Saya juga melihat
banyak sekali kapal nelayan yang mencari ikan di sini.
Sampai juga akhirnya setelah
empat puluh menit ngeboat. Kami
disambut di sebuah resort yang berada di laut. Mungkin lebih tepat jika
SWV ini berada di bibir pantai. Tak perlu lama kami segera check in dan
menyelesaikan urusan administrasi. Administrasi di sini adalah menulis detail
data diri dan sedikit pertanyaan mengenai trip selama di Malaysia.
Resepsionisnya ramah tapi saya kurang suka pakai bahasa linggis eh inggris.
Segelas juice mangga dan kain lap
tersaji untuk kami. Kain lap gunanya untuk membasuh muka kucel saya yang kena
air dan angin laut selama ngeboat.
Saya memperoleh kamar 110 yang
letaknya diujung paling jauh dari bibir pantai. Artinya saya mendapatkan tempat
yang bisa dibilang langsung seaview.
Konsep resort ini bukan memberikan kamar tetapi memberikan challet , semacam pondok kecil. Challet yang kami tempai cukup luas. Fasilitas yang
ada di dalamnya kasur king size dan extra bed, kamar mandi luas, balkon
untuk berjemur. Tidak ada AC dan TV di challet
kami. Tidak masalah karena kami
tidak ingin menghabiskan liburan mahal ini dengan leyeh-leyeh di ruangan ber AC
atau hanya menghabiskan waktu dengan nonton TV.
Kami beristirahat sejenak di
kamar sebelum kami pergi makan. Oh ya jam makan di resort ini dibatasi, artinya
kita tidak bisa bebas makan kapan saja. Untuk makan siang ini mulai dari 12.00
sampai dengan pukul 14.00. selepas itu tidak ada makanan sama sekali loh ya.
Mungkin ada tapi kena extra charge
kali yah. Sayang sekali impresi pertama terhadap restoran di resort ini jelek. Hal ini lantaran kami kehabisan
makanan. Saat kami datang tinggal sayur dan sedikit cumi. Isteri saya marah
soal ini rupanya hahaha...
Lanjut setelah kenyang kami
berdua masuk ke minimart yang
terletak di depan restoran. Dari mana kami tau letak minimart? Karena saat kami datang kami menpat briefing dari resepsionisnya. Mini mart menjual berbagai pernik
cinderahati (kalau kata orang Indonesia sih cinderamata). Saat itu saya tidak
tertarik sekali dengan aneka barang di situ. Ada baju, hem, topi, gantungan
kunci, kain, dan aneka kerajinan tangan dari kerang.
Saat kami hendak menuju challet kami melewati snorkling center. Nah ini menggoda banget untuk isteri saya, dia
macam ndak tahan. Kebetulan juga saat itu ada gerombolan keluarga sedang
berenang di snorkling center itu.
Snorkling Center, nuansa air jernih nan mantab |
Awalnya saya tidak tertarik untuk
melakukan kegiatan berenang dan sebangsanya. Tapi setelah saya pikir eman (sayang: dalam bahasa jawa) banget sudah pergi jauh dan bayar mahal
tetapi tidak menikmati segala fasiltas di sini. Akhirnya saya memutuskan untuk
segera nyemplung. Lah tidak diduga saat kami berjalan menuju snorkling center melihat ular laut. Waaaakssss
gawat deh kalau sampe kena gigit. Maklum sebagai reptiler tentunya saya paham
sekali konsekwensi digigit ular laut, KEMATIAN.
Tapi isteri saya mau banget
nyemplung dan saya tentunya jadi semangat lagi. Siapa sih yang ga semangat mau
berenang sama cewek cantik (isteri saya sendiri)? Hohohoho...
Diving center terbuka bebas bagi pengunjung resort . Disediakan banyak pelampung dan mask snorkling. Setelah pilih yang paling sesuai saya beranikan diri deh
untuk masuk ke dalam air. Waah rupanya seru juga snorkling yah. Saya cukup takjub melihat banyaknya terumbu karang
dan ikan cantik. Oh ya sobat perlu ketahui bahwa di tempat ini kita dapat
melihat banyaknya ikan dengan mata telanjang. Ada berbagai jenis ikan mulai
yang kecil seperti teri sampai ikan berwarna-warni.
Snorkling center ini adalah
semacam tempat snorkling yang aman karena dilindungi pelampung pembatas. Tantangan
sesungguhnya adalah melakukan snorkling di lautan terbuka. Saya awalnya agak
takut juga. Sore hari ini kami pergi ke Pulau Kapalai. Menurut saya pemandangan
laut di pulau ini tidak lebih cantik dari spot di snorkling center SWV. Kami dipandu
oleh seorang diver lokal yang handal. Yang saya benci snorkling di sini adalah
serangan jellyfish alias ubur-ubur. Seluruh badan saya kena sengat baby
ubur-ubur. Ya agak pedas dan gatal lah rasanya. Akhirnya kami memutuskan
kembali saja ke resort.
Selesai snorklingan kami kembali ke challet
untuk mandi dan beristirahat. Kami bersantai
sampai datangnya makan malam.
Dueeeeng...!!
Suaranya terdngar sampai jauh. Rupanya
itu suara panggilan alam, makan. Sebelum gong makan dipukul saya dan isteri
sudah jalan lebih awal. Maklum agak trauma kalau sampai kehabisan makan. Akhirnya
saya ambil makan cukup banyak kaya orang tak pernah jumpa makanan seharian. Dan
saya takjub ada nene dari tiongkok ambil makan dengan porsi gila. Itu nene
kecil badannya dan tinggi badannya tak sampai 160cm tapi porsi makannya gilak. Seakan
ga mau kalah saya juga ambil makan banyak. Isteri saya tetap kalem dan memilih
untuk banyak mengambil buah. Selepas makan malam kami kembali ke challet untuk bobo cantik.
Saya memejamkan mata namun suara
ombak itu begitu syahdu untuk dilewatkan. Oh ya Mabul punya koneksi internet
yang ngebut. Saya hampir tidak percaya ada jaringan H+ di tengah laut seperti ini. Ya sambil baringan saya mengaplot
beberapa foto yang saya ambil. Angin laut makin kencang dan membuat seisi challet seperti mau membeku. Pantas saja pihak resort tidak menempatkan AC di dalam ruangan. Kalau mau
pakai AC kami harus bayar mahal di kelas deluxe.
Mata mulai kiyip-kiyip dan akhirnya saya tertidur.
Untuk cerita berikutnya sila klik link di bawah
> PART 2 <
Untuk cerita berikutnya sila klik link di bawah
> PART 2 <
gila keren banget. jadi pengen kesana
BalasHapus