Pages

Naskah Sumpah Pemuda

POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDA INDONESIA

Kerapatan pemoeda-pemoeda Indonesia diadakan oleh perkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan dengan namanja jong soematra (pemoeda soematra), pemoeda Indonesia, sekar roekoen, jong islamieten, jong bataksbond, jong Celebes, pemoeda kaoem betawi, perhimpoenen peladjar Indonesia.

Memboeka rapat pada tanggal 27 dan 28 oktober tahoen 1928 di negeri Djakarta. Sesoedahnja mendengar pidato-pidato pembitjaraan jang diadakan di dalam kerapatan tadi. Sesoedahnja menimbang segala isi-isi pidato-pidato dan pembitjaraan ini.

Kerapatan laloe mengambil kepoetoesan:

Pertama: KAMI POETRA-POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.

Kedoea : KAMI POETRA-POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.

Ketiga : KAMI POETRA-POETRI INDONESIA MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA.

Setelah mendengar poetoesan ini kerapatan mengeloearkan kejakinan azas ini wajib dipakai oleh segala perkoempoelan kebangsaan Indonesia. Mengeloearkan kejakinan persatoean Indonesia diperkoeat dengan memperhatikan dasar persetoedjoeannja:
KEMAOEAN, SEDJARAH, BAHASA, HOEKOEM ADAT, PENDIDIKAN DAN KEPANDOEAN

Dan mengeloearkanpengharapan soepaja poetoesan ini disiarkan dengan segala soerat kabar dan dibatjakan dimoeka rapat perkoempoelan-perkoempoelan kita.

Darah segar baru untuk negeri ku

Oleh wongbanyumas

Menjelang Pemilu 2009 yang akan diselenggarakan di bulan april tahun depan banyak muncul figur-figur Yang mulai mematut diri di depan kamera. Mereka mulai berpose dan bergaya. Polah dan tingkah mereka sedemikian “genit” bukanlah tanpa alasan. Pemilu Presiden-Wakil Presiden menjadi motivasi mereka tampil berlenggak lenggok bak seorang superstar. Mulai dari mantan petinggi militer hingga adik juru bicara presiden melenggang kangkung di depan kemera. Jutaan rupiah digelontorkan untuk kegiatan show off mereka. Pemilihan umum memang menjadi agenda yang paling ditunggu-tungu pada tahun depan. Momentum Pemilu begi sebagian besar orang punya arti penting. Sebab pada hari itu kita dapat merubah nasib bangsa dengan menggunakan suara kita secara bijak.

Banyaknya calon pemimpin yang mulai unjuk gigi untuk mengikuti kompetisi ini membuat masyarakat sulit untuk menentukan pilihan. Bagi kalangan yang sudah melek informasi dan mengenyam pendidikan berpolitik akan mengetahui siapa saja calon yang baik. Namun di sini saya memposisikan diri sebagai orang awam yang tidak mengerti dunia politik. Jangankan untuk berfikir politik. Untuk makan saja sudah sangat sulit. Namun saya mempunyai sedikit referensi berdasarkan subjektifitas saya.

Daftar calon pemimpin yang wajib dilirik :
1. M. Amin Rais
2. Hidayat Nur Wahid
3. Jimly Ashiddiqie
4. Yudi Crisnandi
5. Din Syamsudin
6. Sri Sultan HB XI


Daftar calon pemimpin yang harus dibuang :
1. Megawati Sukarnoputri
Sudah terbukti gagal.
2. Abdurrahman Wahid
Sudah terbukti gagal
3. S. Bambang Yudhoyono
Sudah terbukti gagal
4. Jusuf Kalla
Sudah terbukti gagal
5. Prabowo subianto
6. Sutiyoso
7. Wiranto

Dari daftar tersebut pasti ada calon yang anda dukung. Terserah kepada anda untuk menentukan pilihan.

Bangkitlah negeriku harapan itu masih ada…

Kuota pencalonan presiden

Oleh wongbanyumas

Akhirnya DPR telah merampungkan undang-undang tentang pemilihan presiden pada bulan oktober kemarin. Undang-undang ini lahir setelah begitu banyak tarik-ulur antar fraksi mengenai ketentuan dalam pemilu presiden dan wakil presiden. Beberapa hal yang menjadi perdebatan sebelumnya antara lain menenai kuota pencalonan partai politik oleh partai atau gabungan partai. Kemudia juga muncul wacana bahwa presiden atau wakil presiden tidak boleh menjadi pimpinan partai politik. Pada awalnya banyak pandangan dari fraksi-fraksi di DPR mengenai kuota pencalonan partai politik.

Secara garis besar ada tiga pendapat. Pertama, kuota pencalonan presiden adalah tiga puluh persen. Usulan ini diusung oleh dua partai yang menguasai perlemen, yakni Partai Golkar dan PDI-perjuangan. Kedua partai ini berpendapat bahwa kuota tiga puluh persen sebagai upaya penguatan sistem presidensial. Dengan semakin sedikitnya jumlah pasangan calon yang akan melaju dalam kancah pemilu maka diharapkan akan menjadi efektif. Sebab sistem presidensial di negeri ini kacau balau. Salah satu penyebabnya adalah adanya sistem multi partai. Sebab sistem presidensial yang baik adalah didukung dengan partai yang sedikit. Akan tetapi kenyataannya adalah sistem presidensial di Indonesia di dukung dengan sistem partai yang membludak.

Alasan lain yang dikemukakan oleh dua partai ini juga terkait biaya pemilu. Dengan kuota tiga puluh persen maka kemungkinan besar hanya ada dua pasangan calon yang akan bertarung. Pastinya pasangan calon ini didukung oleh partai besar maupun koalisi antar partai kecil. Dengan hanya melibatkan dua pasangan calon maka dapat dipastikan tidak akan ada Pilpres putaran kedua. Pilpres putaran kedua pada tahun 2004 lalu menghabiskan dana sampai dengan 700 milyar. Alangkah baiknya jika uang tersebut tidak menguap untuk dana pemilu.

Kedua, lima belas persen kuota untuk mengajukan calon presiden dan wakilnya. Usulan ini diwacanakan oleh fraksi PAN. Melalui ketua fraksinya PAN berpendapat bahwa kini masyarakat membutuhkan alternatif dalam memilih pemimpin. Maka dengan kuota lima belas persen dimungkinkan ada empat atau bahkan enam calon presiden. Jangan sampai pemilu yang akan datang hanya didominasi oleh calon yang dikatakan “elu lagi elu lagi”. Harus ada banyak opsi calon pemimpin agar masyarakat tidak terjebak dengan muka-muka lama yang terbukti sudah gagal menyejahterakan Indonesia. Masyarakat kini pun sudah cerdas dalam menentukan pilihan politiknya.

Ketiga, usulan PKS sebesar dua puluh lima persen. Argumentsi yang diajukan kampir sama dengan Golkar dan PDIP yang menginginkan penguatan sistem presidensial. Namun dalam hal ini PKS memberikan kelonggaran agar nantinya ada Capres-Cawapres alternative. Jika masyarakat hanya disuguhkan dengan dua pasangan calon maka hal tersebut juga akan memberikan dampak bagi masyarakat. Yaitu terjebak dengan pilihan yang “lama”. Denagn kuota dua puluh lima persen setidaknya ada tiga pasangan caloin yang akan melenggang.

Namun akhirnya rapat paripurna DPR memutuskan kuota pencalonan sebesar dua puluh persen. Penentuan kuota ini sebenarnya mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap implementasi sistem presidensial. Sistem presidensial pertama kali tercetu di Amerika Serikat pada abad 18. Saat itu konstitusi AS menentukan bahwa kekuasaan eksekutif dipegang oleh seorang presiden. Presiden pertama di dunia adalah George Washington.

Ciri sistem presidensial menurut alan ball dan guy peter adalah:
1. Presiden adalah kepala Negara dan kepala pemerintahan.
2. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi langsung dipilih rakyat.
3. Presiden bukan bagian dari parlemen, tidak dapat diberhentikan oleh parlemen kecuali melalui impeachment.
4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen.


Mengacu pada pendapat dosen tata Negara, Denny Indrayana. Menurutnya sistem Presidensial di Indonesia dapat di kategorikan menjadi tiga yakni :

1. Presiden sial (minority presidential)

Yakni sistem presidensial yang didukung oleh minoritas fraksi dalam parlemen. Hal inilah yang menimpa Gusdur yang ketika itu menjadi presiden berkat dukungan poros tengah yang terdiri dari partai-partai kecil. Sehingga kedudukan parlemen jika dibandingkan dengan parlemen sangatlah lemah. Sehingga pada akhirnya Gusdur di makzulkan atas kasus Bruneigate.

2. Presiden sialan (majority presidential)

Presiden sialan mengacu pada pemerintahan masa orde baru. Dimana presiden didukung oleh mayoritas parlemen. Pada saat itu partai politik dirampingkan sehingga dukungan terhadap presiden dari salah satu fraksi menjadi sangat besar. Sehingga pada akhirnya posisi presiden pun lebih superior dari parlemen. Hal ini mengakibatkan lemahnya mekanisme check and balances

3. Presidensial (effective presidential)

Sampai dengan saat ini di Indonesia sistem presidensial murni belum pernah terwujud. Meskipun jika kita menilik pada UUD 45 yang mulai mengarah pada sistem presidensial murni. Antara lain dengan adanya penaturan mengenai pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat. Namun ternyata masih ada benturan dengan sistem parlementer. Kelemahan sistem politik di negeri ini adalah sistem banyak partai yang justru mengacaukan sistem presidensial.

Kini UU pilpres telah terbentuk semoga saja UU tersebut dapat dijalankan dengan sesuai. Masih ada cara untuk mewujudkan sistem presidensial yakni dengan melakukan amandemen kelima terhadap UUD 1945.

Muhasabah cinta


Oleh wongbanyumas

Sore itu aku menemukan tubuhku tergolek lemas tanpa daya. Tak seperti biasanya aku yang selalu enerjik dan ceria. Kepala terasa sangat pening seolah ada yang menghimpit. Sakit yang amat sangat kurasakan di kepalaku. Tekanan dalam diriku sudah tidak dapat tertahankan lagi. Detik demi detik nafasku mulai tak teratur. Keringat yang mengucur sejak tadi seolah tak peduli dengan kipas angin yang terus menghembus lembut ke kulitku. Basah seluruh tubuhku dengan peluh yang terus mengalir. Seolah mengerti apa yang aku rasakan. Waktu terus berlalu begitu cepat. Awalnya ku pikir semua kegelisahan ini akan berlalu seiring waktu. Namun apa yang ku bayangkan ternyata meleset dan kegelisahan ini semakin menjadi-jadi.

Sudah lama aku tak berhubungan denganNya. Selama ini aku hanya menyapanya tanpa pernah menghadapkan wajahku padaNya. Kerinduan yang luar biasa membuatku serasa mati rasa. Cukup lama aku tak lagi menyebut namaNya yang indah dan bermakna. Hari-hariku terlalu asyik disibukkan dengan berbagai kegiatan. Sampai aku lupa dengan kekasih hati yang selalu mengawasiku. Ketika aku menghadapNya hanyalah sebuah ritual tanpa makna yang kurasa. Hampa, kosong, sunyi, sepi bercampur aduk dalam rasa.

Allahu akbar...!!
Ku tersadar dan terhenyak dari lamunanku. Cukup lama aku melupakan Tuhan yang menciptakan aku. Begitu sombongnya aku di hadapanNya, padahal aku tak jauh lebih baik dari setitik noda. Kesadaranku mulai kembali setelah “detik-detik yang melenakan” itu terjadi. Kenikmatan dunia yang tidak seberapa ternyata membuat aku lalai darimu ya Allah.

Segera ku beranjak dari tempat peraduanku untuk membasahi tubuh nistaku dengan kesucian air wudhu. Perlahan ku basuh angota tubuhku yang selama ini terlalu banyak melakukan perbuatan nista. Tangan yang selalu jahil, mata yang selalu tak mampu menahan pandangan, mulut yang selalu salah berucap dan menyakiti, telinga yang selalu mendengar gunjingan, kaki yang tidak lagi kugunakan untuk meuju rumah ibadahMu. Kubersihkan semuanya sampai tuntas. Sajadah panjang itu pun seolah memanggilku. Sudah lama aku tidak bertelekan di atasnya.

Aku tertunduk malu dihadapanMu. Tersadar dari buaian mimpi yang selama ini membuatku terlena. Kuingat semua nikmat yang telah kau berikan tiada terbalas. Bahkan dengan pengabdian dan penghambaan padamu selama seratus tahun ku merasa tak mampu untuk membayarnya.

Begitu banyak cinta yang telah Ia berikan padaku. Tak terhitung lagi kasih sayang yang Allah berikan pada hambanya ini. Namun aku telah mendustakannya dengan jauh padaNya. Kini aku tersadar dan mencoba untuk kembali. Sesungguhnya cinta yang paling abadi hanyalah milik Allah dan Rasulnya serta kedua orang tua kita. Terlalu banyak manusia yang terlena oleh cinta semu. Ternyata cinta semu itu menjatuhkan dan menjerumuskan kita ke lubang nista. Naudzubillah...!!

Kusadari langkahku yang ternyata selama ini salah. Kubersimpuh dihadapmu ya Rabbi. Sejuta maaf dan ampun meluncur dari qolbu yang paling dalam. Merasa terjebak dengan nikmat dunia yang tidak seberapa. Malu rasanya jika aku terus berkubang di dalamnya. Beruntung dalam keadaan itu aku tersadar. Tak sampai izrail datang tuk mencerabut nyawaku dari jasad ini. Terima kasih untuk sahabat yang selalu dapat mengingatkan diriku. Thanks to Allah...

Kisruh (rancangan) Undang-undang pornografi


Oleh wongbanyumas

Rancangan Undang-undang (RUU) anti pornografi dan pornoaksi kini berubah menjadi RUU pornografi (RUUP). Selain mengalami perubahan nama RUU ini juga mengalami banyak perubahan secara substansial. Sejak lama RUU ini menjadi polemik yang berkepanjangan dalam rangka pengesahannya. Banyak pro dan kontra yang muncul ke permukaan mengenai pornografi dan pornoaksi. Bahkan demo besar-besaran juga telah dilakukan baik oleh pendukung RUU ini atau pihak yang menentang RUU ini. Namun sampai dengan tulisan ini dibuat RUU ini belum juga disahkan oleh DPR.

Mencoba untuk berfikir jernih sejenak kita harus melihat latar belakang tercetusnya ide pembentukan RUU ini. RUU ini merupakan wujud kekhawatiran anggota legislatif yang melihat betapa rusaknya moral anak bangsa akibat peredaran segala macam bentuk produk pornografi. Pornografi sendiri berasal dari bahasa yunani yakni porno yang berarti tak berbusana, telanjang, cabul, mesum dan graph yang berarti tulisan atau gambar. Maka dapat didefinisikan pornografi adalah segala macam bentuk penggambaran cabul mengenai tubuh manusia. Secara istilah pornografi adalah segala macam bentuk penggambaran tubuh manusia yang bersifat mesum serta menimbulkan syahwat baik dalam bentuk bacaan, tulisan, ataupun gambar.

Melatarbelakangi pembuatan RUU ini adalah melihat pada kenyataan bahwa pornografi di Indonesia sudah sangat merajalela. Bahkan terkesan bebas tanpa adanya regulasi yang membatasi peredarannya. Lihatlah berapa banyak anak sekolah mulai dari SMA sampai anak SD yang belum pernah melihat situs porno. Sebagian besar anak Indonesia sudah pernah mengakses situs porno. Produk-produk yang menyajikan pornografi pun melimpah ruah di pasaran. Mulai dari bentuk VCD, DVD, buku porno, tabloid, majalah, situs, bahkan sampai dengan korek porno yang sempat menggegerkan masyarakat.

Berbagai reaksi mengemuka terkait kecemasan terhadap ancaman bahaya pornografi. Kekhawatiran masyarakat ini kemudian diakomodir oleh DPR yang mencoba merumuskan RUU ini. Sebagian besar penentang argumen RUU ini berpendapat bahwa RUU ini terlalu banyak masuk ke dalam ruang privat warga negara. Argumen ini memang terlihat logis, namun perlu dicermati lebih lanjut. Kita harus merujuk pada pembukaan UUD 1945 alinea 4 yang secara jelas menyatakan bahwa Indonesia menganut konsep negara kesejahteraan (wellfaarstaat). Konsekuensi logis dari konsep negara kesejahteraan adalah negara dapat masuk ke dalam sendi kehidupan masyakat.

Berbeda dengan konsep negara sebagai penjaga malam (nachwatchker staat) dimana negara hanya berperan sebagai penjaga keamanan saja. Sehingga negara tidak perlu mencampuri urusan warga negara. Dalam konsep negara kesejahteraan negara dapat mengatur warganegara sampai pada urusan terkecil sekalipun. Sehingga argumen penentang RUU ini adalah bertentangan dengan konsepsi dasar dari negara.

Sebenarnya RUU ini mempunyai arti yang sangat penting dalam pembentukan generasi muda. Jangan sampai generasi muda penerus bangsa seperti saya rusak oleh setan pornografi. Antara maksiat dan negara mempunyai korelasi yang cukup kuat. Ketika sebuah negara yang di dalamnya begitu banyak kemaksiatan maka kita akan melihat negara tersebut tidak mampu menciptakan peradaban. Kita melihat bagaimana Amerika yang begitu bebas dan gaya hidup free sex sudah membudaya saat ini rontok begitu saja. Karena pada dasarnya Amerika dibangun atas dasar sebuah peradaban material yang semu. Peradaban yang kuat adalah peradaban yang dibangun atas dasar ilmu pengatahuna dan akhlakul karimah.

Indonesia sangat lemah dalam memberikan jaminan kepada warganegaranya. Bagaimana seharusnya negara memberikan jaminan kepada generasi muda bangsa untuk tumbuh dan berkembang tanpa teracuni oleh pornografi. Konsep kebebasan dan HAM yang didengungkan para aktivis terlalu berlebihan. Argumen tentang kebebasan berekspresi dijadikan dalih untuk menolak RUUP. Bahkan seorang tokoh muslim yang dikatakan sebagai “guru bangsa” sekalipun ikut menentang RUUP. Mengherankan ketika seorang “guru” malah mengajarkan anaknya untuk membiarkan maksiat. Begitu bobroknya akhlak bangsa ini sampai seorang guru melegalkan aksi ketelanjangan.

Kemudian berhembus pula RUUP mengakomodir kepentingan kaum muslim saja. Kata siapa? Sepertinya mereka yang menghembuskan isu ini tidak pernah mengkaji kitab suci agamanya. Coba anda tanya dan telusuri apakah ada ayat dalam Bible yang memerintahkan umat kristiani untuk menutup anggota tubuh. Tanyakan pada para biksu dan pendeta budha apakah ada ajaran untuk menutup badan dengan pakaian yang layak. Semua agama di dunia ini mengajarkan pemeluknya untuk menjaga tubuh kita dengan berpakaian yang layak. Isu yang dihembuskan ini hanyalah isu kacangan yang mencoba memecah belah anak bangsa. Jangan sampai agama dijadikan alat adu domba oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Kiranya patut dipertimbangkan RUUP ini segera disahkan oleh pemerintah dan DPR. Demi menyelamatkan moral anak bangsa dari kehancuran. Kerusakan moral akan mengakibatkan kerusakan hati. Walaupun cerdas orang yang moral dan hatinya rusak tidak akan mampu membedakan mana yang baik atau buruk sehingga wajar sampai sekarang jika korupsi telah meraja lela. Karena mungkin moral para pemimpin negeri ini telah rusak.

Poblematika pengangguran dan urbanisasi


Oleh Wongbanyumas

Jakarta sebagai salah satu kota terbesar di dunia memang memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat di daerah. Memang selama ini angka perputaran uang di Jakarta sangatlah besar dan investasi yang mengalir ke Jakarta dapat dikatakan luar biasa. Jakarta yang merupakan ibukota Indonesia memang memancing siapa saja untuk datang kesana dan melakukan perjudian nasib. Selama masa pemerintahan orde baru memang Jakarta dijadikan pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat mode, pusat teknologi. Sampai saat ini stigma tersebut masih melekat pada masyarakat di daerah. Padahal kini daerah telam memberlakukan otonomi dimana daerah bebas mengurus urusan rumah tangganya. Spertinya stigma seperti ini memang harus dihilangkan karena akan menghambat perkembangan daerah.

Sampai saat ini setiap tahunnya 200.000 orang datang ke Jakarta dari daerah. Merka mencoba peruntungan dalam keras dan kejamnya ibukota. Yang mengkhawatirkan dari kaum pendatang adalah kebanyakan mereka datang ke Jakarta tanpa memiliki ketrampilan sama sekali dan tidak tahu kemana mereka akan tinggal. Hal ini menjadi masalah yang sangat serius dan butuh penanganan segera dari pemerintah. Jika tidak maka dapat diprediksi bahwa pada tahun 2015 jakarta akan mengalami stuck akibat ledakan populasi penduduk.

Banyak dari kaum pendatang yang datang ke Jakarta tanpa modal, hanya akan menjadi beban bagi pemda jakarta. Sebagian besar mereka yang tidak memiliki keahlian cenderung pada faktor kriminogen. Yaitu menjurus pada tindakan kriminal. Karena di jakarta mereka tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Sebagian besar menjadi pekerja kasar, pembantu rumah tangga, preman, pedagang kaki lima, dll. Mereka tidak memilik skill untuk menghadapi persaingan di kota yang keras ini. Sehingga kaum pendatang tanpa keahlian hanya akan menjadi sampah masyarakat. Sebagian orang yang datang ke Jakarta hanya melihat bahwa di jakarta uang sangat mudah didapat namun mereka tidak memikirkan bahwa persaingan untuk mendapatkan uang tersebut sangatlah sulit.

Tanpa harus mendiskreditkan kaum pendatang seharusnya pemda DKI membuat aturan yang ketat terhadap para pendatang. Pemerintah juga harus tegas dalam malakukan operasi yustisi. Bagi warga pengangguran yang tertangkap tangan tidak memiliki KTP Jakarta sebaiknya dipulangkan kedaerah masing-masing. Karena mereka hanya akan menambah keruwetan bagi pemerintah. Walaupun hal ini terkesan sadis dan kurang manusiawi namun tindakan tegas seperti memang harus dilakukan agar muncul efek jera. Sebagian pendatang yang merantau ke Jakarta selama ini sering menceritakan hal bohong saat mereka pulang kampung, sehingga menarik minat orang lain untuk berjudi di Jakarta.

Peran pemerinyah pusat selama ini terkesan cuek terhadap permasalahan ibukota. Seharusnya pemerintah tanggap teradap permasalahan yang timbul akibat derasnya arus urbanisasi. Selama ini otonomi daerah yang berlaku di daerah memang belum berfungsi secara optimal. Terkesan bahwa otonomi daerah hanya ada pada pilkada dan pengaturan anggaran secara mandiri bagi daerah. Padahal potensi yang dimiliki daerah dapat dioptimalkan oleh pemerintah daerah. Misalnya potensi kekayaan alam atau pariwisata, jika pemda jeli melihat peluang di daerah maka akan terbuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Hal itu akan lebih efisien daripada merantau ke ibukota yang tak jelas rimbanya. Pandangan masyarakat daerah saat ini memang masih sempit dan masih memandang bahwa hidup di jakarta itu enak. Siapa bilang...??

Kebanyakan masyarakat di daerah sering tertipu bahwa hidup di Jakarta itu enak dan serba mudah. Memang hidup di Jakarta itu enak, tapi ingat hal ini hanya berlaku bagi orang yang memiliki pekerjaan tetap yang notabene hanya dimilik oleh orang yang memilik skill dan keahlian. Bagi mereka yang tidak memilik keahlian (pendidikan) yang memadai dapat dipastikan mereka akan tergerus oleh kerasnya persaingan dan mereka akan tersudut ke kolong jembatan, bantaran kali, dan tempat pemukiman kumuh.

Hal yang sangat sulit bagi pemda DKI untuk menuntaskan pengangguran di ibukota. Sebab bila lapangan pekerjaan dibuka dan menyerap tenaga kerja justru akan memancing masyarakat dari daerah untuk mencari pekerjaan di kota. Masalah lain akan muncul akibat adanya lapangan kerja di jakarta seperti makin derasnya arus urbanisasi. Yang secara tidak langsung akan membawa efek domino yang lain seperti makin macetnya kota, maraknya tindak kriminal, berdirinya pemukiman ilegal, dan banyak dampak sosial yang lain.

Jalan paling ampuh untuk menuntaskan permasalahan ibukota adalah dengan pemberdayaan daerah. Selama ini penduduk umur produktif cenderung meninggalkan tanah kelahirannya untuk mencari pekerjaan di kota lain. Sehingga yang tersisa hanyalah para orang tua dan anak-anak. Secara tidak langsung hal seperti ini akan menimbulkan tidak dapat berkembangnya potensi yang dimilik daerah tersebut. Padahal jika kita memang jeli dan kreatif kita mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang luas dan mampu menyerap banyak angkatan kerja. Sehingga tidak akan timbul kesenjangan antar daerah.

Pemerintah harus memberikan bantuan bagi masyarakat di daerah seperti bantuan modal dan pelatihan ketrampilan kerja. Serta memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi daerah. Jangan sampai pemerintah melalui birokrat mempersulit masyarakat untuk mengembangkan potensinya.

Menggoyang NKRI



Oleh wongbanyumas

Negeri ini dikagetkan oleh aksi pengibaran bendera yang dilakukan gerakan separatis yaitu Republik Maluku Selatan (RMS) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Yang paling mengejutkan adalah pengibaran bendera RMS pada perayaan hari keluarga nasional tahun lalu. Hal ini terjadi di hadapan presiden dan para pejabat negara. Sangat ironis, karena pengamanan terhadap presiden sangat ketat. Bagaimana mungkin sekelompok orang dapat lolos dari ketatnya penjagaan tanpa ada pperanan dari orang dalam. Padahal pengamanan dilengkapi dengan peralatan dan kemampuan yang mumpuni.

Sungguh sangat mengagetkan bahwa gerakan separatis RMS berani tampil dihadapan presiden. Menjelang tahun 2009 agenda separatisme di Indonesia kembali muncul ke permukaan. Mereka mengharapakan untuk lepas dari NKRI dan membentuk negara sendiri. Pemimpin RMS, Alex Manuputy masih berkeliaran bebas di Amerika serikat. Aparat kepolisian sampai saat ini masih belum bisa meringkusnya karena mendapat suaka dari pemerintah AS. Melihat gelagat ini sepertinya akan ada skenario besar menjelang pemilu 2009. Pada rapat dewan adat papua kemarin bangsa indonesia dikejutkan dengan tarian yang menggunakan bendera bintang kejora milik OPM.

Yang paling mengherankan adalah kedatangan anggota kongres AS yang bertepatan dengan rapat dewan adat papua. Eni Valeomavaega, anggota kongres AS yang selama ini mengobok-obok papua dengan kebijakan di kongres turut berkunjung. Ia mengeluarkan statement yang sangat konyol bahwa pengibaran bendera OPM tidak perlu dibesar-besarkan karena itu adalah bentuk apresiasei seni. Ia mengatakan bahwa hal tersebut di Amerika adalah hal yang wajar saja. Mungkin di Amerika yang menganut sistem liberal hal tersebut dianggap legal.

Namun ini adalah Indonesia yang berbeda dengan Amerika. Indonesia sebagai negara kesatuan sangat menjunjung tinggi NKRI. Sehingga bila muncul upaya seperatisme maka harus ditumpas habis karena mengancam kedaulatan NKRI. Memang Indonesia memberikan kebebasan bagi daerah untuk mengurus rumah tangganya sebagai bentuk otonomi daerah. Namun otonomi daerah yang dianut adalah otonomi luas yang bertanggung jawab.

Sebenarnya upaya untuk menggoyang kedaulatan NKRI telah dilakukan sejak masa awal kemerdekaan. Banyak negara menginginkan kekayaan alam yang sangat berlimpah di Indonesia. Terutama dilakukan oleh kwartet Amerika, Belanda, Inggris, dan Australia. Mereka membentuk gerakan sparatis dan pemberontak untuk memuluskan upaya mereka. Apalagi secara historis pembentukan OPM dilatar belakangi ketidakrelaan belanda melepaskan Irian barat. Sehingga belanda mulai melancarkan mekar dari jauh. Kontrol pemerintah di daerah yang lemah dimanfaatkan denga membentuk gerakan separatisme.

Sebenarnya pemerintah dapat mengcounter bahkan meniadakan separatisme di Indonesia dengan jalan pendistribusian kekayaan secara merata. Selama ini yang terjadi adalah masyarakat di daerah tidak mendapatkan pemerataan kekayaan padahal sumberdaya alam mereka terus diekspoitasi tanpa mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat sekitar. Yang terjadi adalah kekeyaan daerah dibawa oleh pemerintah pusat untuk di pusat saja terutama pulau jawa. Tentu hal ini menimbulkan kesenjangan sosial yang dapat memicu konflik.

Kini otonomi luas telah diberlakukan. Hal ini seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh daerah. Melalui otonomi daerha dapat mengatur serta mengurus diri sendiri secara mandiri. Namun masih terlihat bahwa pola pikir para pemimpin daerah sendiri masih sentralistik. Meraka masih menganggap bahwa pemerintah masih harus bertindak dan ikut andil dalam membangun daerah. Pemikiran seperti itu terus berkembang di kepela para eli daerah. Sehingga mengakibatkan konsekuensi ketika pusat tidak mampu membuat kemakmuran bagi daerah. Daerah menjadi merasa superior dan lebih memilih untuk menunjukkan eksistensinya. Yakni mencoba untuk memerdekakan diri dari NKRI>

Kini sudah saatnya pemerintah transparan dan terbuka terhadap masyarakat mengenai pengelolaan daerah. Ditambah dengan pemberlakuan otonomi dalam pelaksanaan pemerintahan di daerah. Daerah juga harus memanfaatkan momentum tersebut dengan baik. Insya Allah jika kita mampu memanfaatkan otonomi kita akan mencapai kemakmuran yang kita dambakan.

Kenaifan kaum muslimin Indonesia


Oleh wongbanyumas

Judul diatas di atas bukan untuk merendahkan kaum muslimin melainkan sebagai sebuah bentuk keprihatinan. Karena saya sendiri adalah seorang muslim. Tulisan ini adalah sebuah bentuk keprihatinan penulis terhadap kondisi kaum m uslim in saat ini. Umat islam adalah umat yang dipilih oleh Allah swt dan dijanjikan akan mencapai kejayaan yang luar biasa. Namun hal tersebut masih menjadi khayalan dan mimpi belaka. Memang beberapa abad lalu islam memang pernah berjaya di bawah kepemimpinan Rasulullah saw, kekhalifahan abbasiyah, era harun al-rasyid.

Di indonesia sendiri islam pernah berjaya dan melahirkan zaman yang gilang-gemilang bagi bangsa ini. Islam telah menjadikan bangsa ini menjadi besar dan berjaya pada masa kerajaan samudera pasai, demak, gowa-tallo, dan banyak lagi kerajaan lainnya. Di bawah kepemimpinan masyarakat menjadi maju dan terbuka akan ilmu pengetahuan. Banyak bukti sejarah yang menggambarkan kejayaan islam pada masa lampau. Yang terjadi saat ini adalah umat islam mengalami stagnasi bahkan kemunduran peradaban. Umat islam hanya bisa menjadi pengekor dan tidak memiliki ghirah untuk mencapai kejayaannya.

Yang saya amati saat ini adalah umat islam hanya terpana pada kenyataan bahwa islam pernah berjawa di masa lampau. Banyak kaum muslimin yang pesimis akan bisa menjadikan islam bangkit dari tidurnya. Padahal hal tersebut adalah mungkin dan kita harus segera merealisasikannya.

Saat ini majunya peradaban sering disamakan dengan kebudayaan materialisme. Segala sesuatu harus dilihat dari sudut kebendaan. Padahal suatu peradaban islam dibangun diatas sebuah pondasi iman dan takwa serta di bentengi dengan akhlakul karimah. Melalui iman dan takwa kita dapat merubah dunia. Karena sesungguhnya orang yang beriman dalam segala sesuatu aktifitasnya teringat akan tuhannya. Sehingga segala perbuatannya akan tejaga dari hal yang keji dan munkar.

Suatu peradaban yang dilandaskan pada keimanan dan ketakwaan pada Allah akan menghasilkan individu yang tangguh sebagaimana generasi khulafaur rasyidin. Umat islam saat ini minder terhadap kemampuannya dan potensi yang dimiliki. Contohnya adalah Indonesia, sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa. Baik dari sumber daya manusi maupun sumber daya alam bangsa ini tidak bisa dianggap enteng. Sekitar 170 juta jiwa adalah aset yang harus dikembangkan sebaik mungkin. Bangsa indonesia yang memiliki sumber daya alam yang luar biasa melimpah hanya bisa terbengong melihat semua kekayaan alam dikeruk dan dieksploitasi oleh bangsa lain yang notaben eadalah kaum yang jauh dari Allah dan rasulnya.

Yang terpenting untuk mengembalikan kejayaan islam adalah kembali kepada aturan yang digariskan oleh Allah dan tidak berhukum kepada hukum thagut yang merupakan alat penjajahan. Al-qur’an dan as-sunnah harus diamalkan sebaik mungkin karena hanya dengan itulah umat ini akan mencapai kejayaan yang dijanjikan oleh Allah. Revolusi qur’ani adalah bentuk pengembalian konstitusi kepada konstitusi tuhan.

Dalam hal ini adalah bukan untuk mem berlakukan hukum islam di indonesia, yang banyak mendapat tentangan dari berbagai pihak. Namun revolusi qur’ani adalah perubahan sikap kejahiliahan menuju sikap yang islami yang melandaskan pada al-qur’an dan assunnah. Melalui perubahan akhlak menuju akhlakul karimah. Karena kebudayaan islam yang luar biasa pada zaman kekhalifahan dibangun atas akhlak yang baik.

Perubahan akhlak menjadi akhlak qur’ani akan merubah pola pikir umat menjadi lebih progresif. Karena islam mengajarkan kita untuk terus mencari ilmu sampai ke liang lahat. Selain itu islam juga mengajarkan pola hubungan interaksi dengan alam. Sehingga pemanfaatan kekayaan alam seperti penebangan hutan tidak dilakukan secara serampangan namun tetap memperhatikan tatanan ekosistem. Sehingga kelestarian alam tetap terjaga.

Kenyataannya sungguh ironis, para ulama yang berusaha mengembalikan akhlakul karimah kepada bangsa ini yang semakin lama semakin meluntur justru dikatakan sebagai seorang fundamentalis, anarkhis, bahkan teroris. Sesungguhnya bangsa ini lupa kalau bangsa ini pernah maju karena adanya nilai-nilai islami dalam sendi-sendi masyarakat. Dimana negeri ini dulu sangat disegani dan ditakuti oleh bangsa lain dan memiliki tingakat kemajuan ilmu pengetahuan yang luar biasa.

Kini sikap pesimis dan apatis merasuk dalam jiwa umat islam di indonesia. Mereka hanya memaparkan wacana-wacana yang menjanjikan tanpa dibarengi perencanaan yang matang. Sia- sia perjuangan para mujahid pembela kebenaran yang telah mengorbankan jiwa dan raga mereka demi NKRI. Kini yang harus dilakukan umat adalah memperbaiki akhlak dan jangan hanya berangan-angan dan mimpi di siang bolong. Adanya revolusi moral bagi bangsa ini sudah sangat mendesak dan harus segera dilaksanakan. Para pemimpin mulai tidak peduli bahwa ia diawasi oleh Allah dan akan dimintakan pertanggung jawaban atas segala tindakannya di akhirat nanti. Sehingga korupsi makin ganas dan menggurita di tengah masyarakat.

Moral bangsa ini makin hari makin merosot. Kebodohan, kemiskinan, kelaparan makin merajalela ditengah masyarakat. Tindakan kongkrit dapat diawali melalui masjid. Masjid sebagai lambang pergerakan umat dan pemersatu umat harus diberdayakan sebaik mungkin. Jangan hanya menjadikan masjid sebagai tempat sholat jum’at saja namun jadikan masjid sebagai basis pergerakan umat menuju jaman yang lebih baik. Pengelolaan masjid secara benar akan mempermudah dalam penyebaran dakwah kepada masyarakat.

Penanaman nilai islam sejak dini harus dilakukan kepeda anak -anak sebagai bibit pergerakan kaum muslimin. Melalui merekalah islam diharapkan dapat bangkit. Masyarakat kini mulai kritis terhadap kehidupan beragama. Misalnya kini di daerah seperti depok dan bekasi partai islam telah dapat meraih kemenangan dalam pilkada. Hal ini menandakan masyarakat semakin kritis dan pandai dalam menilai islam.

Islam bukanlah hal yang menakutkan sebab islam sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri. Jadi bukan tidak mungkin jika suatu saat nanti akan diberlakukannya syariat Allah di bumi Indonesia tercinta. Fitrah manusia memang membutuhkan ajaran islam. Namun kuat dan derasnya propaganda barat telah merubah imej peradaban islam yang dibangun atas bangunan aqidah adalah hal kolot yang ketinggalan jaman. Kini saatnya kita harus membuktikan pada dunia bahwa sistem islam adalah yang terbaik yang pernah ada.

Bukti kehancuran peradaban materialisme barat kini makin terkuak. Kita dapat melihat keguncangan Amerika karena melemahnya sektor perekonomian akibat ketidakstabilan dari subpreme mortgage (kredit perumahan murah). Sistem kapitalistik yang selama ini mencengkram banyak negara di dunia kini mulai tumbang. Sayangnya Indonesia tidak pernah belajar dari kesalahan. Berulangkali kita memohon dan mengemis pada negara donor untuk memberikan bantuan kepada kita.

Kita tidak pernah mengambil pelajaran dari Muhammad Yunus yang berhasil meraih nobel karena jasanya mengentaskan kemiskinan di Bangladesh. Langkah yang dilakukan Yunus dapat diikuti oleh pemerintah. Dari pada terus didikte dan ditintun oleh IMF yang justru menuntun Indonesia menuju jurang kehancuran. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.....

Idealisme intelektual



Oleh Wongbanyumas

Tiap tahunnya tak kurang dari 5000 orang sarjana dengan berbagai jurusan dihasilkan oleh perguruan tinggi (PT) di Indonesia, baik perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Mereka tercipta dari suatu proses pembelajaran yang sangat panjang dan melelahkan yang penuh dengan idealisme dan cita-cita. Ini menandakan bahwa semakin banyak orang yang sadar akan arti penting sebuah pendidikan. Kini muncul masalah baru setelah mereka lulus. Apakah kaum intelektual tersebut akan membuat perubahan terhadap kondisi bangsa ini sebagai agent of change yang selama ini didengungkan saat mereka masih melakukan studi atau bahkan justru menambah panjang daftar pengangguran di negeri ini. Sangat sulit menjawab hal itu saat ini. Pertanyaan di atas akan terjawab setelah beberapa tahun yang akan datang, apakah mereka akan menjadi “orang” atau hanya jadi “orang-orangan” yang patuh pada berhala duniawi.

Sampai saat ini sangat sulit untuk mencari intelektual yang masih setia terhadap idealismenya ketika sudah masuk ke dalam sebuah rantai sistem. Kaum intelektual kini sudah lupa akan idealismenya semasa berjuang bersama di ORMAS, UKM, LSM, dan berbagai organisasi lainnya. Atau malah yang terjadi adalah para intelektual telah kehilangan taring ketika berhadapan dengan ganasnya sistem. Mungkin mereka masih sadara dan ingin berteriak namun mereka terus dihalangi dengan ketakutan akan kesulitan dan kelaparan. Orientasi kaum intelektualis akan mengalami perubahan ketika akan masuk ke dalam dunia kerja. Awalnya ketika kuliah mereka berusaha untuk meneriakkan perjuangan akan kesejahteraan bagi masyarakat dan rakyat kecil, namun setelah terlilit sistem mereka hanya meneriakkan suara perut anak-istri di rumah yang menanti timbunan materi.

Sistem pendidikan di dunia pada umumnya dan indonesia secara khusus merupakan alat bagi kaum kapitalis untuk melanggengkan cengkraman mereka di dunia. Setiap orang yang belajar kini dicetak untuk memperoleh margin sebesar-besarnya tanpa pernah menggunakan hatinya untuk memikirkan perasaan orang lain. Semua dididik hanya untuk menjadi tenaga yang katanya professional, mereka dibentuk hanya untuk menghadapi persaingan di dunia kerja. Dapat kita lihat kini semua universitas memiliki tujuan hanya untuk mencetak robot-robot kapitalistik, terutama jurusan ilmu-ilmu sosial yang memang merupakan bidang paling menguntungkan.

Sekarang sudah sulit menemukan universitas yang memiliki tujuan untuk mencetak intelaktual yang kritis dan memiliki sense terhadap realita sosial. Yang ada hanyalah individu yang hanya mengharapkan pekerjaan tanpa pernah berfikir tentang menciptakan sebuah lahan pekerjaan. Perguruan tunggi pun telah menjadi semakin kapitalistik dengan pemberlakuan BHP, dimana PT membebani masyarakat yang ingin mendapat pendidikan dengan biaya siluman yang tak jelas rimbanya.

Memang sedikit-banyak ideologi dan pemikiran seseorang mempengaruhi pola pikirnya terhadap idealisme yang dianut. Sebab ideologi dan idealisme adalah yang tidak dapat dipisahkan dimana keduanya menunjukkan hubungan searah yang sinergis. Yang menjadi perhatian saat ini adalah apakah masih ada intelektual yang memiliki idealisme yang mampu membela hak-hak rakyat. Saya banyak mengamati relitas sosial bahwa saat ini mahasiswa dalam melakukan studi hanya memiliki motivasi untuk mencari gelar saja. Amat sulit menemukan orang yang mencari ilmu karena tuntutan akan hausnya dahaga pengetahuan. Idealisme bagi seorang intelektual amatlah penting sebab idelismenya -lah yang akan menentukan ingin menjadi apa di kemudian hari. Idealisme pula -lah yang akan membentuk watak dan karakter intelektual. Sebuah idealisme ibrat bagaikan pakaian yang akan menentukan identitas sang intelektual dan idelisme pulalah yang akan melindunginya dari sengatan matahari sistem. Tapi bagaimanakah idelisme itu terbentuk dalam jiwa intelektual.

Membentuk idelisme adalah cara yang mudah namun untuk mempertahankannya adalah hal yang luar biasa sulit. Dengan kita ikut berbagai organisai akan memunculkan pikiran tentang cita-cita, gagasan, dan pemikiran dalam diri kita yang pada akhirnya akan membentuk suatu idealisme. Suatu idealisme tercipata dari dua hal : pertama, idealime terbentuk dari doktrin dan pemahaman yang diberikan dan ditanamkan oleh orang lain. Idealisme seperti ini cenderung pragmatis dalam menilai sesuatu dan idelisme seperti ini akan mudah untuk hilang semudah ia menerima pernyataan doktriner; kedua, idealisme yang berdasarkan pada pencarian yang sejati melalui tukar pikiran, membaca, dan mengamati relita sosial. Idealisme ini cenderung kuat dan mantap dalam perjuangannya. Sebab sang intelektual mengalami sendi dan merasakan realita yang telah membentuk idealismenya.

Bagian tersulit adalah bagaimana mempertahankan idelisme kita. Dalam dunia kampus sendiri banyak bermunculan ideolog dan pergerakan mahasiswa yang menampilkan idealisme yang berbeda. Satu sama lain memilik bentuk tersendiri yang unik dan pluralis. Melihat hal ini jangan sekali-kali kita berpikiran sempit dengan mengkotak-kotak kan antar kelompok. Hal itu justru malah akan mempersempit sudut pandang kita. Kaum intelektual akan menjadi orang yang parsial dan cenderung subyektif dalam hal menyikapi perbedaan sudut pandang.

Idealisme adalah sebuah hal yang paling mendasar bagi mahasiswa yang katanya seorang aktivis. Seorang idealis harus dapat mempertahankan idealismenya sampai mati. Sangat percuma jika ia semasa melakukan studi selalu berteriak menyuarakan aspirasi pada pemerintah. Namun setelah lulus ia malah masuk dalam sistem yang dahulu sering ia cerca. Ironis memang jika melihat hal tersebut. Namun kita harus realistis dalam menyikapi hal tersebut. Bagaimanapun seorang idealis tidak akan mampu bertahan sampai mati.

Calon independen vs kader parpol dalam pilkada





Oleh wongbanyumas

Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam judisial review terhadap UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang menyatakan bahwa calon independen dalam pilkada diperbolehkan menimbulkan optimisme baru dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Permohonan pengujian yang dilakukan oleh Lalu Ranggalawe, anggota DPRD kabupaten Lombok Tengah ini memberikan secercah harapan bagi masyarakat dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah kedepan. Berdasarkan pasal 56 ayat 2 dan pasal 59 ayat 1 UU Pemda dinyatakan bahwa pasangan calon hanya dapat diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik.

Namun kini masyarakat mempunyai alternatif pilihan diluar pasangan dari parpol. Pelaksanaan pilkada dengan mengikutsertakan calon independen telah pernah dilakukan yaitu pada saat pelaksanaan pilkada di Nangroe Aceh Darussalam. Pelaksanaan pilkada di masa yang akan datang diharapakan akan semakin semarak dengan tampilnya calon independen dalam kancah politik di daerah. Melihat realita sosial yang ada, isu calon independen dalm pilkada memang sudah tidak dapat dihindarkan. Masyarakat selama ini merasakan bahwa calon dari partai politik kurang mewakili aspirasi mereka. Dengan adanya calon independen diharapkan agar masyarakat memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin.

Bila masyarakat lebih memilih pada calon independen maka dikhawatirkan fungsi parpol sebagai sarana penyalur aspirasi rakyat tidak dapat dioptimalkan. Selama ini masyarakat cenderung untuk tidak mempercayai parpol, karena parpol yang ada selama ini hanya mementingkan sekelompok golongan tertentu saja. Pengembangan kader dalam partai politik akan mengalami hambatan yang cukup berarti bila calon independen menjadi opsi bagi ketidakpercayaan masyarakat terhadap parpol.

Calon independen sangat menguntungkan bagi masyarakat. Mereka dapat memilih pemimpin mereka tanpa melalui parpol. Calon dari parpol cenderung orang korup sebab mereka selalu memberikan mahar bagi parpol untuk meloloskan pencalonannya. Selain itu keberadaan calon independen dalam pilkada akan memberikan pembelajaran politik bagi masyarakat. Kini masyarakat dituntut untuk lebih kritis dalam memilih pemimpin tanpa harus ada keterikatan dengan partai politik manapun. Peluang bagi masyarakat umum menjadi kepala daerah semakin besar dan terbuka. Dalam masyarakat ada kesan bahwa yang menjadi calon kepala daerah adalah orang partai saja atau orang berduit.

Bagi partai yang memiliki kader yang militan dan setia keberadaan calon independen tidak mengkhawatirkan. Sebab para kader memang memiliki loyalitas tinggi terhadap partainya. Dengan adanya calon independen parpol dituntut agar melakukan pengkaderan dengan serius, parpol harus memanfaatkan keberadaan kadernya untuk menyokong pergerakan partai. Di Indonesia banyak partai memilik kader yang loyal dan militan seperti PDIP, PKS, PKB, Golkar. Justru hubungan kader dengan partainya akan semakin solid untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat. Parpol kini akan semakin berfikir dua kali untuk mencalonkan orang yang tidak kompatibel untuk menjadi kepala daerah. Bila parpol tidak mampu mewakili aspirasi masyarakat maka dapat dipastikan calon independen dalam pilkada akan meraih kemenangan.

Saat ini telah keluar Undang-undang No. 12 tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah. Dalam undang-undang tersebut diatur mengenai mekanisme Pilkada yang diikuti oleh calon independen. Calon independen harus orang yang benar-benar kompatibel dan kompeten. Jangan sampai calon kepala daerah adalah calon asal-asalan sebagai buntut dari kekecewaan masyarakat terhadap parpol. Bisa saja terjadi seorang yang memilik uang banyak membeli dukungan dari masyarakat untuk mendukungnya sebagai calon independen. Justru hal seperti inilah yang merusak iklim demokrasi. Pemerintah harus memberikan persyaratan yang ketat untuk menyaring bakal calon kepala daerah.

Keberadan calon independen dalam pilkada ke depan akan memberikan nuansa baru dalam pelaksanaan demokrasi. Kini tinggal bagaimana partai politik mensolidkan diri dan menghimpun kekuatan untuk melawan calon independen. Ada ketakuatan mengenai calon independen yang hanya mengandalkan power of money daripada kelayakan dan kemampuan bakal calon kepala daerah. Sebab selama ini memang sering terjadi intrik perebutan kekuasan antara pengusaha, birokrat, politisi, dan militer dalam perebutan kursi kepala daerah. Bahkan untuk pelaksanaan pilkada kedepan orang biasa namun dianggap mampu menjadi kepala daerah dapat menjadi calon kepala daerah. Kini seorang pemuka agama yang dianggap kharismatik dan disegani masyarakat dapat menjadi seorang kepala daerah.

Calon independen memang memberikan kesempatan secara luas bagi masyarakat untuk menentukan kepala daerah. Keberadaan calon independen diharapkan dapat mengurangi konflik dan sengketa yang umumnya diakibatkan adanya ketidakpuasan terhadap pilkada yang dianggap tidak mewakili aspirasi rakyat. Kini masyarakat semakin pandai dalam menentukan pilihan poltiknya dan mulai mandiri tanpa keterikatan dengan parpol.

Akan tetapi calon independen juga memiliki konsekuensi yang berat. Dengan tanpa dukungan partai politik maka kebijakan kepala daerah akan mengalami sedikit hambatan karena tidak didukung penuh oleh legislatif. Meskipun bertarung sendirian tanpa dukungan partai politik, pada akhirnya pimpinan daerah yang merupakan calon independen tetap harus mengadakan kerja sama dengan fraksi yang berkuas. Karena mau tidak mau kebijakan pemerintah daerah tetap diawasi oleh DPRD. Semoga hal ini menjadi pembelajaran politik yang makin mendewasakan anak bangsa.

Menjadi kaya (karena) sampah

Oleh Wongbanyumas

Pernahkah kamu membayangkan bahwa akan menjadi jutawan karena sampah? Pernahkah anda membayangkan berapa besar penghasilan yang anda terima dari setumpuk sampah. Saya pernah berhayal bahwa saya akan menjadi seorang pengusaha sukses yang berlatar belakang pada sampah. Semua orang mengetahui sampah adalah barang yang tidak lagi berguna. Eits... itu hanya kata segelintir orang saja. Bagi sebagian kecil orang sampah adalah tambang emas dan sumber rezeki.

Saya akan berbagi mimpi dengan anda mengenai sampah. Pertama kali saya berfikir bahwa setiap hari kita selalu menciptakan sampah. Dapat dibayangkan berapa banyak sampah yang dibuang dalam sebuah rumah tangga. Sangat banyak sampah yang dihasilkan oleh sebuah rumah. Maka jumlah sampah selama satu hari dikalikan tujuh hari. Selama satu minggu kita dapat mengumpulkan gundukan sampah dihalaman rumah kita. Silahkan kalikan empat kali, berapa banyak sampah yang kita kumpulkan selama satu bulan? Kalkulasikan terus menerus sampai dengan satu tahun. Sangat banyak bukan? Sampai-sampai rumah kita pun tidak sanggup menampung sampah yang kita produksi sendiri.

Selama ini yang selalu luput dari perhatian kita adalah tempat pembuangan sampah. Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) selalu dianggap sebagai hal yang sepele. Seringkali manajemen TPA hanya melakukan pindah tempat ketika sampah telah menggunung tinggi. Coba pikirkan bagaimana menciptakan uang dari fakta yang ada di atas. Pikirkan bagaiman menghasilkan uang dimulai dari lini pertama yakni lingkungan rumah tangga.

Pernyataan seorang dosen cukup mengelitik saya. Ketika itu dia berkata bahwa biaya pembuangan sampah di rumahnya cukup mahal namun ia tetap memanfaatkan jasa tersebut. Karena tidak munkin sampah akan dibiarkan begitu saja terongok di halaman rumah. Keluhan tersebut memberikan sedikit inspirasi bagi saya. Selama ini saya melihat bahwa pihak dinas pekerjaan umum kurang serius dalam menggarap tambang uang ini. Seandainya dinas PU bersikap profesional dan serius bukan tidak mungkin akan menambah peluang kerja baru. Terbersit dalam pikiran untuk membuka usaha pengangkutan sampah. Terkesan bahwa pihak swasta tidak pernah tertarik dengan sampah.

Memang sangat remeh mungkin buat anda. Tetapi dengan modal yang cukup untuk membeli mobil khusus sampah yang di import dari italia kita dapat memulai bisnis ini. Cobalah anda menyambang komplek perumahan terdekat dan tawarkan jasa ini ke masyarakat. Tidak perlu menetapkan tarif tinggi kepada pelanggan anda. Yang terpenting anda harus memberikan servis terbaik seperti keramahan dan tepat waktu. Insya Allah rizki akan mengalir ke kantong anda. Saya mencoba mengkalkulasikan jika biaya angkut sampah selama satu bulan sebesar tujuh ribu rupiah (RP 7.000). Jika dalam sebuah perumahan terdapat lebih dari seratus rumah maka keuntungan sudah mulai dapat terbayang dibenak kita. Lalu pikirkan juga bahwa semua orang membutuhkan pengangkutan sampah.

Maka perluas jangkauan kerja anda ke pemukiman dan perumahan lain. Gunakan iklan melalui pamplet atau pengeras suara. Promosi lebih efektif jika kita memberikan servis yang paling prima dari kita. Maka keuntungan yang cukup banyak sudah terbayang di depan mata. Peluang ini juga memberikan kesempatan kerja baru.

Berlanjut kemudian pada sektor pembuangan sampah. Pengelolaan pembuangan sampah memang membutuhkan dana yang cukup besar. Terutama untuk membeli lahan dan mesin pengolah yang nantinya akan digunakan untuk pengolahan sampah. Namun kita dapat mensiasatinya dengan menarik investor ataupun meminjam modal dari bank. Pengelolaan sampah di negeri ini terkesan asal buang. Cobalah tengok bagaimana pengelolaan sampah di jepang. Mencoba menerapkan sistem disana kita dapat melakukan pengolahan lebih lanjut sampah yang ada. Pertama kali kta hrus memisahkan antara sampah basah dengan sampah kering. Kemudian lakukan klasifikasi lebih lanjut yakni barang yang dapat di daur ulang-yang tidak dapat didaur ulang; sampah hijau-sampah non hijau; sampah kimia-sampah organik. Setelah melakukan klasifikasi lakukan pemisahan terhadap sampah tersebut. Untuk hal ini anda dapat mempekerjakan pemulung yang biasanya berada di TPA. Mereka lebih pengalaman dan lihai untuk memilah serta menentukan jenis sampah. Ini menjadi peluang kerja yang menarik bukan.

Setelah dilakukan pemisahan kita dapat mengola sampah yang sudah disortir berdasarkan klasifikasi yang ada. Saya melihat potensi besar pada sampah basah. Pengelolaan sampah basah dapat dilakukan dengan mengolahnya menjadi pupuk organik yang kaya akan unsur hara. Hasil pupuk ini nantinya dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan di lapangan. Untuk sampah daur ulang kita dapat mengolahnya pula. Misalnya sampah plastik, sisa plastik dapat kita masak menjadi bijih-bijih plastik. Nantinya bijih plastik ini dapat kita jual kepada perusahaan lain.

Ternyata memang banyak faedah serta manfaat yang ada dalam sampah. Karena pada dasarnya Allah Swt menciptakan sesuatu pasti meiliki manfaat bagi kita terutama manusia yang dapat berfikir. Peluang usaha yang cukup besar ini sampai sekarang belum dilirik orang. Mungkin anda berminat menjadi milyuner sampah pertama di Indonesia.

Penegakan hukum setengah mati


Oleh Wongbanyumas

Miris melihat betapa lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Mulai dari pejabat sampai dengan rakyat jelata di Indonesia adalah seorang pelanggar hukum. Bahkna aparat penegak hukum sekalipun termasuk sebagai pelanggar hukum. Tengoklah sejenak kasus beberapa jaksa yang meminta uang suap kepada “klien” mereka di pengadilan. Tengoklah bagaimana kasus korupsi dan suap yang melibatkan bapak-bapak polisi kita. Sedih memang jika melihat kenyataan demikian. Padahal seharusnya merekalah yang menjadi ujung tombak penegakan hukum di Indonesia bukan sebagai lembaga yang menjadi pengkhianat terhadap hukum.

Masalah utama dalam penegakan hukum di negeri adalah kurangnya keseriusan pemerintah dalam hal pembinaan serta penegakan hukum. Selama ini yang menjadi fokus pemerintahan selalu memusatkan pada pembangunan serta pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Padahal seharusnya hukum dijadikan sebagai panglima. Namun lagi-lagi pemerintah berkelit bahwa pembangunan ekonomi harus didahulukan karena terkait kepentingan rakyat banyak.

Tidak salah argumen tersebut. Namun kita perlu melihat bahwa di setiap bidang kehidupan yang digeluti manusia membutuhkan suatu tata aturan. Tata aturan ini bertujuan untuk menciptakan ketertiban dan keteraturan. Perangkat inilah yang kemudian dinamakan sebagai perangkat hukum. Sampai dengan saat ini belum ada orang yang mampu memberikan definisi mengenai hukum yang dapat memuakan banyak pihak. Hal ini terkait pada fakta bahwa hukum juga dipengaruhi oleh unsur subjektifitas dari individu yang terlibat. Untiuk mendefinisikan saja mengandung unsur subjektif maka dapat dibayangkan penegakan hukum yang dipenuhi oleh unsur subjektif.

Fundamen negara Indonesia adalah UUD 1945 (amandemen). Dalam UUD 45 termaktub bahwa negara kita adalah negara hukum, apa artinya? Ini berarti bahwa Indonesia adalah negara yang taat dan patuh kepada aturan hukum. Negara yang melandaskan sesuatunya kepada perangkat hukum. Hal ini justru lebih mengarahkan kepada konsep legisme dan pola pikir positivistik. Tujuan yang ingin tercapai memang baik yakni kepastian hukum bagi setiap warga negara. Akan tetapi pola pikir demikian dapat menimbulkan kekacauan hukum. Mengapa muncul kekacauan? Karena berlaku dalam keteraturan tersebut kita menemukan kerumitan dan keruwetan hukum. Keruwetan ini muncul ketika hukum tersebut kaku dan rigit serta tidak mampu menyelesaikan masalah kekinian.

Penegakan hukum sendiri dapat digolongkan menjadi dua yakni:
1. Preventif
Penegakan hukum yang dilakukan melalui cara ini adalah dengan mengkondisikan agar tidak terjadi pelanggaran terhadap aturan hukum. Dapat pula dikatakan sebagai tindakan pencegahan. Penegakan hukum secara persuasif perlu dilakukan agar masyarakat mengerti mengenai aturan hukum.

2. Represif
Penegakan hukum secara represif dilakukan bilamana telah terjadi pelanggaran terhadap suatu peraturan hukum. Dapat dilakukan melalui penjatuhan sanksi (punishment) atas kesalahan yang diperbuat.

Melihat dua poin tersebut kita harus menyeimbangkan antara penegakan hukum secara prevebtif dan represif. Pendekatan preventif didahulukan. Sebenarnya sangatlah mudah ketika kita memperdebatkan pelanggaran aturan hukum. Banyak orang selama ini tidak sadar telah menjadi seorang pelanggar hukum.

Berdasarkan hasil pengamatan saya selama ini di jalan kampus. Saya menemukan fakta bahwa pelanggar aturan paling banyak adalah mahasiswa. Ini menjadi fenomena yang cukup menarik untuk diangkat kepermukaan. Sebagian besar mahasiswa sendiri mengakui hal ini dan mereka memberikan argumen serta pembelaan terhadap tindakan mereka. Dan satu alasan klise yang sering terdengar adalah tidak adanya aparat kepolisian. Sepintas terdengar seperti alasan yang cukup logis. Namun jika direnungkan alasan tersebut menjadi bukti bahwa mental ketaatan akan hukum belum terbentu. Kesadaran tertinggi untuk mengakui adanya kebutuhan akan aturan hukum akan muncul.

Mahluk eksotik nan menarik


Oleh wongbanyumas

Pertama kali aku melihatnya aku langsung tertarik dan jatuh cinta. Awalnya aku tak berani bertanya siapa namanya. Aku hanya menatap sesekali tanpa berani memandang langsung. Ketertarikanku padanya sangat luar biasa. Kulakukan pendekatan dengan seorang bapak secara perlahan-lahan agar bapak tersebut memberikan izinnya pada ku. Agar bapak tersebut memberikan mahluk eksotik tersebut.

Kutanya pada bapak itu siapa namanya. “palmas” jawab bapak itu dengan nada lirih. Ternyata mahluk eksotis berkulit putih tersebut bernama palmas. Aku sungguh sangat tidak mengerti akan apa yang aku rasakan. Kawan-kawanku mengatakan bahwa ia sangat buruk rupa dan tidak menarik. Tetapi di mataku beda. Ia memancarkan keindahan yang mungkin hanya dapat ditangkap dengan mataku saja. Mahluk itu memang tidak cantik namun hal tersebutlah yang membuat aku tertarik.

Mahluk kecil berwarna putih tersebut ternyata adalah seekor ikan. Ikan eksotis tersebut merupakan species pollypterus atau yang dikenal oleh pecinta ikan internasional sebagai rope fish. Sebagian besar juga menyebutnya sebagai ikan palmas. Ikan ini berasal dari daratan afrika. Para ahli menyatakan bahwa palmas termasuk ikan purba karena ikan ini sangat primitif. Struktur tubuhnya yang mirip dengan ular diyakini merupakan sisa peninggalan era

Palmas termasuk ikan pemangsa (predator), carnivora. Ikan ini mampu untuk mengambil udara dengan secara langsung ke permukaan air dengan alat yang telah termodifikasi sedemikan rupa menyerupai paru-paru. Selain itu, ia mampu merayap di atas tanah menggunakan sirip dadanya yang kuat. Oleh karena itu sisi atas akuarium harus tertutup agar tidak loncat ke luar.

Panjang rata-rata ikan Palmas adalah 30 cm. Hidup pada kisaran pH 6.5-7 dan temperatur 16-27 ° C. Sebagai carnivora, pakan utama Palmas adalah pakan hidup berupa ikan kecil, atau daging-dagingan lain seperti daging udang atau daging ikan. Palmas peliharaanku sangat menyukai cacing sutra baik yang kering ataupun yang masih hidup. Yang unik dari palmas adalah ikan yang sangat rakus dan doyan makan. Segelas cacing sutera ukuran 300cc dihabiskan hanya dalam waktu 5 hari. Maka tak heran palmas kecilku kini sudah menjadi sangat gemuk dan besar.

Selain rakus ikan ini juga ganas terhadap ikan lain. Ikan-ikan kecil yang awalnya saya tempatkan di akuarium pun habis dimangsa. Bahkan ikan ini “berani tangan”. Jangan sekali-kali memasukkan tangan ketika palmas sedang lapar. Pasti tangan anda disambar karena disangka makanan. Tapi jika dengan tanganku ikan ini menjadi jinak dan hanya menggigit-gigit maja. Aku sangat menyayang lima palmas koleksiku yang masuk jenis senegalus, senegalus albino, dan retropinnis. Mungkin teman-teman tertarik untuk memelihara ikan eksotik ini dalam akuarium.

Inkonsistensi Amerika


Oleh Wongbanyumas

Negara Amerika saat ini memang berada di puncak kekuasaan. Setiap negara di dunia takut dan gentar ketika mendengar sepak terjang negara ini. Termasuk Indonesia yang selama ini selalu menjadi anak manis di hadapan komkprador paman sam. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi beberapa negara yang saat ini mencuat ke permukaan. Tengoklah keberanian Ahmadinejad melawan hegemoni AS dan sekutunya, terutama israel. Tak luput pula dari pandangan kita bagaimana Hugo chavez, Evo morales, dan Videl castro yang membentuk poros Amerika Latin. Juga keberanian Korea utara menghadapi tekanan dan resolusi dari dewan keamanan PBB.

Amerika sebagai jawara saat ini berusaha untuk mempertahankan posisinya di puncak. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan penyebaran ideologi yang mereka anut. Ideologi yang ditularkan oleh orang Amerika bukanlah agama tertentu, melainkan sebuah trend dan gaya hidup. Poin penting dari ajaran hidup manusia Amerika adalah kebebasan (freedom), Hak Asasi Manusia (human rights), dan pluralisme (pluralism) semua itu terangkum dalam sebuah ideologi besar yaitu DEMOKRASI. Semuanya dihidangkan dengan sangat mewah dalam piring demokrasi.

Sebagai sebuah gagasan awal demokrasi memang sat ini dipandang sebagai bentuk terbaik. Nilai-nilai kemanusiaan terangkum secara komperhensif di dalam demokrasi. Penyebaran ideologi demokrasi dilakukan dengan dua cara yakni persuasif dan represif atau yang lebih populer dengan metoda stick and carrot. Negara yang manut akan diberi carrot, sedangkan negara yang mbandel akan diberi ayunan stick bahkan dentuman bazzoka. Dana yang dikelurkan dalam usaha penyebaran ideologi ini tidaklah sedikit. Coba anda lihat bagaimana besarnya dana yang mereka kucurkan kepada IMF dan Bank dunia. Juga terhadap NGO (non government organization) atau yang lebih sering disebut Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Amerika berusaha untuk meyakinkan publik dunia bahwa ideologi yang mereka usung adalah ideologi penyelamat dunia. Amerika sebagai juru selamat dan ratu adil bagi warga dunia. Berbagai caa dilakukan agar negara yang ada di dunia menganut agama demokrasi. Mulai dengan cara yang halus seperti hibah atau bantuan, bahkan dengan cara paling sarkastik yaitu invasi sebagaimana yang dilakukan terhadap Iraq dan Afghanistan.

Namun kita dapat melihat bahwa AS tidak konsiten serta memiliki standar ganda dalam penghayatan demokrasinya. Nilai pertama yaitu kebebasan, dalam prakteknya AS membatasi hak-hak warga negara. Terutama kaum minoritas yakni warga kulit hitam miskin dan ummat islam di AS. Ummat islam terutama tidak mendapatkan kebebasan dalam menjalankan agamanya karena adanya politik diskriminasi terhadap ummat islam. Padahal kita semua memahami bahwa AS adalah negara pemuja kebebasan. Namun justru membatasi kebebasan warganya untuk memeluk islam.

Nilai kedua yakni HAM, selama ini selalu gencar mengkampanyekan penegakan HAM di seluruh dunia. Bahwa setiap orang memiliki hak dasar dalam hidupnya yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk negara. Hal yang terjadi justru bertolak belakang, amerika sebagai negara humanis ternyata tidak semanis julukannya. Lihatlah betapa banyak anak muda, kaum jompo, serta wanita yang menjadi korban kebiadaban tentara Amerika. Padahal pada prinsipnya dalam hukum humaniter non kombatan tidak boleh diserang. Hal ini sangat lucu bagi penulis. Di satu sisi AS berupaya menularkan ideologi demokrasinya namun justru mereka melakukan pengingkaran sendiri terhadap apa yang mereka bawa.

Nilai ketiga yaitu pluralisme, sebagai sebuah negara yang besar AS merupakan negara yang sangat pluralistik. Di dalamnya terdapat berbagai orang dari negara yang berbeda. Sifat heterogen itu sendiri kadang tidak diimbangi dengan sikap pluralistik. Mampu menerima berbedaan dengan lapang dada adalah ciri seorang gentleman. Beda dengan AS yang tidak mampu meneriam perbedaan. Lihatlah perlakuan mereka terhadap barrack obama. Hanya karena obama mempunyai nama tengah hussein maka dirinya dicitrakan seolah-olah buruk. Padahal tuduhan miring tersebut belum tentu terbukti.

Saya tidak akan memaparkan bukti lain betapa amerika sangat tidak konsisten dengan paham demokrasinya. Karena sangat banyak sekali contoh inkonsistensi amerika. Oleh karena itu seharusnya kita sadari bahwa kita harus memalingkan wajah kita dari sistem busuk ini.

Perjalanan ku kembali ke jakarta



oleh wongbanyumas

Hari itu Jum'at 26 september 2008 bertepatan dengan 26 Ramadhan 1429 Hijriyah. Kerinduanku untuk berjumpa dan berkumpul bersama orang tua dan saudara-saudaraku di Jakarta sudah tidak tertahankan. Ingin sekali rasanya aku pulang dan memeluk mereka dengan kehangatan cinta. Cukup lama saya tidak kembali ke Jakarta, tepatnya sudah delapan bulan berlalu. Kesibukanku di kampus selama ini menjadi penghalang bagiku untuk pulang. Tapi ahirnya hari ini aku aka pulang. Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang masih memberikan aku kesempatan umur panjang sehingga aku masih bisa silaturahim.

Sebelum hari-hari di ujung ramadhan kota Purwokerto sudah mulai sepi. Maklum karena nyawa dari aktivitas kota kecil itu adalah mahasiswa perantau. Begitu menjelang lebaran kota ini mulai sepi ditinggalkan penghuninya untuk kembali ke tanah asal mereka. Kamar-kamar di tempat kost ku satu persatu mulai ditingal penghuninya. Tinggalah aku bersama seorang kawan berdua yang masih bertahan dengan aktivitas masing-masing. Sedangkan kawan yang lain telah kembali ke pangkuan sang bunda.

Sedih rasanya ketika sore itu aku akan meninggalkan kota purwokerto. Kota yang telah memberikan aku kehidupan dan pengharapan. Kota yang telah memberikanku cinta dan kebahagiaan. Dengan langkah gontai aku berjalan menuju mobil bapak kost yang kebetulan akan menuju Jakarta untuk menjemput anknya. Sebelum pulang tak lupa kami mampir ke Sokaraja untuk membeli oleh-oleh untuk keluarga di Jakarta.

Setelah itu kami langsung meluncur menembus hutan belantara demi menuju sebuah pengharapan akan perjumaap dengan sanak saudara. Kami menghabiskan perjalanan kami dengan obrolan ringan yang diselingi canda tawa. Malam pun mulai tiba dan aku tak tahan dengan kantuk yang mulai menyerangku. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh hentakan besar yang menghempaskan tubuh besarku ini. Ternyata mobil yang kami kendarai hampir mengalami kecelakaan karena oleng dan berputar akibat kehiangan kontrol. Mobil sempat masuk ke lajur berlawanan namun untung hari itu arus mudik belum terlalu ramai.

Astagfirullah...
kata itu terus terlantun dalam batinku. Ternyata Allah masih memberikan kesempatan untuk pulang. Perjalanan kami lanjutkan, membosankan dan sunyi. Untuk mengusir jenuh aku pun mulai memainkan tuts handphoneku. SMS demi SMS terhantarkan kepada orang tercinta. Cukup untuk mengusir kantukku yang mulai merayap seiring malam yang mulai menyeruak. Jalan yang kami lalui lancar dan sangat lengang. Namun berbeda ketika melihat jalur berseberangan yang padat dengan pemudik.

Luar biasa...
Antrean pemudik yang sangat panjang terlihat sejak kami memasuki jalur Pantura. Mulai dari brebes sampai ke cirebon antrean mobil termapar di jalan. Tak terasa kami sudah memasuki tol cikampek. Perjalanan kami terasa singkat karena jalan yang kami lalui sangat sepi. Mobil yang kutumpangi melacu dengan cepat menuju tempat tujuan. Sepanjang jalan menuju jakarta aku melihat bayangan dari kepulan asap kendaraan yang membumbung ke langit. Bintang tidak terlihat malam itu karena asap menutupi langit malam itu. Polusi yang luar biasa telahmeracuni asap jakarta.

Tepat pukul 1 malam aku turun di jalan tol bekasi barat. Kemudian aku melanjutkan perjalanan dengan kendaraan ajaib, ojek. Ahirnya setelah beberapa lama aku sampai ke rumah. Kupeluk ibuku tersayang yang sejak malam menanti kedatangan ku. Subhanallah kerinduanku terbayar dengan orang-orang yang ku cintai. Akhirnya aku berkumpul kembali bersama keluargaku tercinta. Delapan bulan lamanya aku meninggalkan mereka di Purwokerto. Selama itu pulalah kerinduanku terbendung oleh jarak dan waktu yang selalu memisahkan kami. Terima kasih ya Allah.

Pemain sinetron impor mendominasi pertelevisian kita


oleh wongbanyumas

Pernahkan kita sadar bahwa tontonan sebagian besar masyarakat kita adalah tayangan yang tidak mendidik. Sadarkah bahwa sinetron telah menjadi candu dan racun bagi masyarakat. Mungkin jika anda belum menyadarinya untuk saat ini nantinya akan menyadari bahwa ada bahaya yang mengintai kita. Kenal cinta laura, mike lewis, ataupun dimas beck? Nama-nama itu menghiasi layar kaca kita dengan setiap hari.

Memang jika dilihat sepintas seolah pertelevisian kita mengalami kebangkitan dengan banyaknya bintang muda yang lahir dan naik daun. Tapi bila kita cermati apakah aktor yang sat ini bermunculan memang benar-benar memiliki kualitas seorang bintang. Atau mungkin mereka hanyalah anak orang berduit yang bisa menggoyahkan sang sutradara dengan tampang indo-nya. Karena budaya yang terbangun dalam masyarakat kita adalah budaya materialistik. Melihat segala sesuatunya hanya dari sudut pandang materi dan kebendaan semata. Tidak pernah melihat kepada esensi yang terkandung di dalamnya.

Begitupun sinetron Indonesia yang saat ini hanya dipenuhi oleh anak mama saja. Mohon maaf jika saya mengkritik sinetron kita. Sebab saya tidak melihat adanya kualitas yang dimiliki oleh sang “bintang”. Kualitas akting mereka di layar kaca pun sangat buruk. Mereka hanya mengandalkan tampang mereka yang boleh dibilang “lumayan” untuk orang Indonesia. Itupun jika dilihat dari kaca mata sebagian besar orang kita yang memuja budaya barat. Saya agak miris ketika banyak orang yang menganggap bahwa orang barat/bule lebih baik dari orang pribumi. Mental inlander yang telah dikenalkan penjajah belanda telah mendarah-daging dalam jiwa sebagian besar masyarakat.

Bangsa yang kuat adalah bangsa yang mampu berdiri di atas kaki sendiri dan bangga terhadap negerinya. Berbanding terbalik dengan indonesia yang sangat baratsentris. Sinetron kita pun mengalami sindrom barat akut. Dengan kemampuan akting yang sangat pas-pasan bintang sinetron kita (yang sebagian besar adalah peranakan/blasteran/indo) ternyata dapat membius pemirsa. Mereka mengelu-elukan sang idola yang memiliki kualitas buruk sebagai aktor. Jual tampang, mungkin itulah kata yang ingin penulis sampaikan. Mungkin ini sekaligus menjadi kritik terhadap insan film. Bagaimana mungkin film kita mampu menjuarai festival akbar seperti di cannes ataupun tokyo film fest jika kualitas aktor kita buruk dan cuma jual tampang.

Namun bukan berarti semua bintang sinetron muda yang saat ini sedang mencuat hanya jual tampang. Saya tidak berusaha untuk mengeneralisir hal tersebut. Masih banyak bintang muda lokal yang berbakat akting. Namun yang disayangkan adalah para produser lebih melihat artis indo yang lebih digemari dan menjual. Sehingga hal tersebut dapat menaikkan rating sinetron mereka yang ujungnya hanya berusaha mereguk keuntungan saja. Bakat terpendam kaum pribumi tertutup hanya kepentingan bisnis sesaat.

Pernahkah terpikir suatu saat nanti film indonesia dapat memenangkan penghargaan di berbagai festival film internasional? Semoga saja hal itu akan terjadi...

Duka di hari raya



Oleh Wongbanyumas

Allahu akbar... Allahu akbar... Wa lillahil hamdi...
Hari ini 1 oktober 2008, bertepatan dengan 1 syawal 1429 Hijriyah. Jutaan ummat islam di dunia merayakan hari kemenangan setelah selama 1 bulan lamanya ditempa dalam bulan Ramadhan. Hari raya iedul fitri dirayakan dengan semarak dan penuh suka cita. Semua berkumpul bersama saudara dan teman dekat. Hidangan istimewa seperti lontong, semur daging, opor ayam, sambal goreng kentang, dan sayur nangka menghisi meja makan. Tak lupa pula kue spesial khas idul fitri seperti nastar, kastengel, semprit, kue sagu, lidah kucing, dan berbagai jenis kue lain menjadi pemandangan umum di sudut meja semua warga.

Kebahagiaan terpancar di wajah setiap insan yang saya temui pagi itu. Semua bersalaman dan berjabat tangan untuk mengucapkan kata maaf. Anak kecil tersenyum riang, di tangannya tergenggam amplop putih yang berisikan uang pecahan ribuan. Para bapak bersenda gurau bersama sambil menikmati teduhnya udara ibukota. Lebaran kali ini sungguh indah dan bermakna. Pagi hari semua berbondong-bondong menuju masjid untuk menunaikan sholat 'iedul fitri. Dengan mukena, sajadah, sarung ataupun baju koko baru.

Satu pertanyaan yang menggelayuti pikiranku. Apakah semua ummat islam merasakan kebahagiaan di hari raya ini? Pagi itu aku dikagetkan ketika menyaksikan tayangan berita bahwa ada orang yang melakukan aksi bunuh diri di Masjid Istiqlal. Innalillahi, jerit batinku saat melihat berita itu. Ternyata di hari bahagia seperti ini ada kejadian yang sangat mengagetkan sekaligus menghentak perasaanku. Ironisnya kejadian tersebut terjadi ketika sholat ied sudah selesai dan warga sedang bersalaman dihalaman masjid. Orang tersebut mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atap masjid yang tingginya sekitar 25 meter dan langsung mati seketika. Dengan posisi kepala berada di bawah kepala pria itu hancur ketika membentur aspal. Isi kepalanya membuncah membuat orang yang melihatnya merinding.

Kemudian ditemukan sebuah surat di pakaiannya yang berisi permohonan maaf kepada seluruh jamaah istiqlal. Dalam surat tersebut juga menyatakan bahwa dirinya sedang dilanda stress dan ia merasa kesepian dan tidak bisa pulang kampung. Motif ekonomi menjadi latar belakang mengapa ia melakukan aksi nekatnya. Himpitan kebutuhan ekonomi telah merusak rasionya. Di hari bahagia ini ternyata masih ada orang yang belum bisa merayakan indahnya hari kemenangan.

Apa yang salah dengan ummat islam sampai-sampai masih ada saudaranya yang masih mengalami kekurangan. Padahal seharusnya ummat islam itu bagaikan satu tubuh. Bilamana saudaranya merasakan sakit maka yang lain ikut merasakan sakit yang sama. Apakah hadits tersebut hanya menjadi angin lalu yang hanya terdengan ketika pengajian atau taklim saja.

Memang hal memperihatinkan seperti itu dinegeri ini terus saja terulang. Tengoklah ketika peristiwa tewasnya dua puluh satu orang warga ketika berebut zakat. Peristiwa mengenaskan tersebut menjadi gambaran betapa miskinnya masyarakat Indonesia. Sampai-sampai demi uang tiga puluh ribu rupiah mereka berani menyabung nyawa dan berjibaku dengan banyak orang untuk mendapatkannya. Padahal seharusnya pembagian zakat dilakukan oleh petugas, dalam hal ini adalah amil zakat.

Penulis di sini melihat hilangnya kepekaan sosial masyarakat. Kerasnya persaingan hidup membuat kita lupa terhadap saudara kita yang sedang dilanda derita. Kita terlalu sibuk memikirkan makan apa kita esok hari. Sedangkan di sudut lain banyak orang yang masih berfikir apakah hari ini dirinya masih bisa makan. Sikap egois dan individual yang kerap dipertontonkan manusia modern menjai cerminan bahwa kebudayaan modern yang dibangun atas pondasi materialisme dan sekularisme sangat rapuh. Sebagian besar kita sudah lupa akan tuhan. Kita akan mengingat tuhan ketika dalam keadaan susah. Allah sendiri berfirman bahwa Allah akan hadir di tengah orang yang sedang ditimpa kesulitan dan musibah.

Semakin jauhnya manusia modern dari nilai ruhiah illahiah membuat manusia semakin gamang dalam menghadapi hidup. Seharusnya tragedi di hari raya iedul fitri tidak akan terjadi bila ummat islam peka terhadap masalah yang sedang menimpa saudaranya yang lain.sudah waktunya kini ummat tersadar bahwa manusia butuh tuhan. Momen iedul fitri harus menjadi titik tolak bagi kita untuk menemukan kesempurnaan agama dan menyadari kehadiran Allah dalam setiap kehidupan kita. Sikap tawakkal menjadi benteng bagi diri untuk menerjang badai kesulitan. Berfikirlah sejak saat ini akan kuasa tuhan.

Mudik Lebaran


Oleh wongbanyumas

Hari raya iedul fitri atau lebaran identik dengan kegiatan pulang kampung alias mudik. Bagi sebagian besar orang mudik adalah kegiatan utama dalam menyambut hari besar ummat islam ini. Kembali ke kampung halaman menjadi impian sebagian besar masyarakat kita yang merayakan lebaran. Terutama bagi warga dari kota-kota besar di Indonesia. Pulang ke tanah kelahiran seolah menjadi keharusan ketika akan merayakan lebaran. Tak peduli dengan apapun kemungkinan yang akan terjadi di jalan mereka berusaha untuk mencapai kampungnya demi melepas rindu dan silaturahim dengan sanak saudara.

Mudik sebagai sebuah fenomena sosial memang patut dicermati. Berdasarkan penelusuran sejarah mudik merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu kala (prasejarah). Menelusuri sejarah manusia Indonesia yang merupakan keturunan Melanesia yang berasal dari yunnan, China. Nenek moyang bangsa Indonesia sejak dahulu kala dikenal sebagai bangsa pengembara. Mereka mengembara ke seluruh daerah untuk mencari sumber penghidupan. Setelah menemukan tempat yang cocok untuk mengembangkan pertanian maupun peternakan maka mereka akan menetap di daerah tersebut.

Seperti layaknya manusia yang memiliki kerinduan terhadap sanak saudara. Manusia pra sejarah juga memiliki momentum tertentu untuk kembali ke daerah asalnya. Kegiatan seperti ritual penyembahan terhadap arwah nenek moyang menjadi alasan mereka kembali ke tanah leluhur mereka. Pada bulan-bulan tertentu yang dianggap baik, mereka berbondong-bondong meninggalkan rumah untuk kembali ke tanah asalnya. Karena saat itu agama belum berkembang, animisme dan dinamisme menjadi latar belakang kegiatan mudik.

Perlahan budaya mudik pun mulai berubah motifnya. Pada era kerajaan majapahit kegiatan mudik menjadi tradisi besar yang dilakukan oleh warga kerajaan. Setiap tahun masyarakat beramai-ramai dari seluruh negeri (Filipina, Malaysia, Thailand, Brunei, dll) yang pada saat itu berada dalam wilayah kerajaan majapahit menuju ke pulau Jawa. Pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan saat itu menjadi tujuan utama pemudik.

Semenjak masuknya islam ke Indonesia mudik juga mengalami perubahan. Mudik yang berasal dari kata udik yang artinya kampung dan beralih bahasa dengan penambahan “m” berarti kembali ke kampung. Perubahan yang ada yaitu perubahan motif, momentum hari raya iedul fitri menjadi alasan mudik. Mudik adalah sarana untuk berkumpul bersama keluarga serta silaturahmi dengan kawan serta kerabat. Karena orang yang rajin bersilaturahmi akan dimudahkan rizkinya oleh Allah SWT serta dimudahkan urusannya. Sudahkah anda mudik dan bertemu sanak famili serta handai tolan anda??