Pages

Perjalanan ku kembali ke jakarta



oleh wongbanyumas

Hari itu Jum'at 26 september 2008 bertepatan dengan 26 Ramadhan 1429 Hijriyah. Kerinduanku untuk berjumpa dan berkumpul bersama orang tua dan saudara-saudaraku di Jakarta sudah tidak tertahankan. Ingin sekali rasanya aku pulang dan memeluk mereka dengan kehangatan cinta. Cukup lama saya tidak kembali ke Jakarta, tepatnya sudah delapan bulan berlalu. Kesibukanku di kampus selama ini menjadi penghalang bagiku untuk pulang. Tapi ahirnya hari ini aku aka pulang. Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang masih memberikan aku kesempatan umur panjang sehingga aku masih bisa silaturahim.

Sebelum hari-hari di ujung ramadhan kota Purwokerto sudah mulai sepi. Maklum karena nyawa dari aktivitas kota kecil itu adalah mahasiswa perantau. Begitu menjelang lebaran kota ini mulai sepi ditinggalkan penghuninya untuk kembali ke tanah asal mereka. Kamar-kamar di tempat kost ku satu persatu mulai ditingal penghuninya. Tinggalah aku bersama seorang kawan berdua yang masih bertahan dengan aktivitas masing-masing. Sedangkan kawan yang lain telah kembali ke pangkuan sang bunda.

Sedih rasanya ketika sore itu aku akan meninggalkan kota purwokerto. Kota yang telah memberikan aku kehidupan dan pengharapan. Kota yang telah memberikanku cinta dan kebahagiaan. Dengan langkah gontai aku berjalan menuju mobil bapak kost yang kebetulan akan menuju Jakarta untuk menjemput anknya. Sebelum pulang tak lupa kami mampir ke Sokaraja untuk membeli oleh-oleh untuk keluarga di Jakarta.

Setelah itu kami langsung meluncur menembus hutan belantara demi menuju sebuah pengharapan akan perjumaap dengan sanak saudara. Kami menghabiskan perjalanan kami dengan obrolan ringan yang diselingi canda tawa. Malam pun mulai tiba dan aku tak tahan dengan kantuk yang mulai menyerangku. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh hentakan besar yang menghempaskan tubuh besarku ini. Ternyata mobil yang kami kendarai hampir mengalami kecelakaan karena oleng dan berputar akibat kehiangan kontrol. Mobil sempat masuk ke lajur berlawanan namun untung hari itu arus mudik belum terlalu ramai.

Astagfirullah...
kata itu terus terlantun dalam batinku. Ternyata Allah masih memberikan kesempatan untuk pulang. Perjalanan kami lanjutkan, membosankan dan sunyi. Untuk mengusir jenuh aku pun mulai memainkan tuts handphoneku. SMS demi SMS terhantarkan kepada orang tercinta. Cukup untuk mengusir kantukku yang mulai merayap seiring malam yang mulai menyeruak. Jalan yang kami lalui lancar dan sangat lengang. Namun berbeda ketika melihat jalur berseberangan yang padat dengan pemudik.

Luar biasa...
Antrean pemudik yang sangat panjang terlihat sejak kami memasuki jalur Pantura. Mulai dari brebes sampai ke cirebon antrean mobil termapar di jalan. Tak terasa kami sudah memasuki tol cikampek. Perjalanan kami terasa singkat karena jalan yang kami lalui sangat sepi. Mobil yang kutumpangi melacu dengan cepat menuju tempat tujuan. Sepanjang jalan menuju jakarta aku melihat bayangan dari kepulan asap kendaraan yang membumbung ke langit. Bintang tidak terlihat malam itu karena asap menutupi langit malam itu. Polusi yang luar biasa telahmeracuni asap jakarta.

Tepat pukul 1 malam aku turun di jalan tol bekasi barat. Kemudian aku melanjutkan perjalanan dengan kendaraan ajaib, ojek. Ahirnya setelah beberapa lama aku sampai ke rumah. Kupeluk ibuku tersayang yang sejak malam menanti kedatangan ku. Subhanallah kerinduanku terbayar dengan orang-orang yang ku cintai. Akhirnya aku berkumpul kembali bersama keluargaku tercinta. Delapan bulan lamanya aku meninggalkan mereka di Purwokerto. Selama itu pulalah kerinduanku terbendung oleh jarak dan waktu yang selalu memisahkan kami. Terima kasih ya Allah.

2 komentar:

Ayo ungkapkan pendapat kamu...