Oleh wongbanyumas
Kehidupan manusia di jaman modern seperti ini berlangsung begitu cepat. Bahkan melintasi dimensi ruang dan waktu. Setiap aktivitas yang dilakukan membutuhkan kecepatan. Bila terjadi peristiwa penting maka publik akan merespon dan mengakibatkan pergerakan signifikan dalam kehidupan sosial politik maupun perekonomian. Contohnya ketika terjadi peristiwa peledakan bom marriot publik merespon dengan adanya fluktuasi nilai rupiah yang cukup tajam. Semua ini dikarenakan kecepatan akses terhadap informasi. Individu manapun dapat memperoleh informasi penting dari berbagai belahan dunia. Dunia kini tak lagi ada penghalang (borderless). Bahkan kita yang berada di Indonesia saat ini dapat mengetahui keadaan saudara kita sesama muslim di Palestina sana.
Dunia membutuhkan informasi sebagai landasan dalam pengambilan kebijakan. Arus informasi yang begitu cepat tentunya didukung oleh piranti yang handal. Piranti tersebut berupa software dan hardware. Software dalam penyebaran informasi adalah informasi itu sendiri dan awak media yang menetukan pemberitaan. Keberadaan perangkat lunak ini nantinya menentukan informasi apa yang akan disampaikan kepada khalayak (politik redaksi). Perangkat keras (hardware) dalam informasi diwakili oleh media, jurnalis, maupun perusahaan pers. Perangkat keras ini menjadi alat yang memperlancar bekerjanya arus informasi.
Informasi penyebarannya mengalami percepatan yang sangat fantastis dalam dua dekade ini. Dalam kurun waktu kurang dari dua dekade penyebaran informasi berlangsung bak koloni lebah di tengah kumpulan bunga yang tak terbendung. Percepatan ini didukung oleh adanya teknologi pendukung yang semakin berkembang. Teknologi persebaran informasi mulai mengalami revolusi besar ketika ditemukannya arphanet, yakni nenek moyang internet. Internet berasal dari teknologi militer tentara Amerika pada masa perang dunia. Kecanggihan sarana ini ternyata dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kepentingan non milioter. Perlahan tapi pasti internet kini dapat dimanfaatkan oleh siapapun dan dimanapun.
Ada pendapat yang menyatakan “orang yang menguasai informasi akan menguasai dunia”. Pendapat tersebut menggambarkan betapa pentingnya informasi bagi kita. Jika di jaman dahulu negara yang kuat adalah negara yang memiliki angkatan bersenjata yang besar dan tangguh. Namun kini negara yang kuat adalah negara yang memegang peranan penting dalam mata rantai informasi. Pengambilan kebijakan mendasarkan pada informasi yang ada. Misalnya ketika negara anggota OPEC mengetahui sedang ada krisis politik pasca pemilu di Iran, mereka segera mengambil kebijakan untuk memperbesar cadangan minyak. Bayangkan jika informasi tersebut tidak diketahui maka dunia akan mengalami kekurangan stok minyak mentah yang berujung pada krisis energi.
Peranan informasi juga dapat mempengaruhi dunia. Bahkan tidak memungkinkan jika media dijadikan alat untuk menguasai dunia. Bukan hal yang musykil ketika saat ini kita melihat begitu banyak pemberitaan di media yang menjadi komoditas. Media seringkali digunakan sebagai alat propaganda sekelompok orang yang memiliki kepentingan tertentu yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Sampai dengan saat ini perusahaan media tidak ada yang independen atau bebas nilai. Keberpihakan terhadap masyarakat adalah hal yang sangat mustahil bagi media. Korporasi besar melihat media sebagai kendaraan besar menuju keuntungan finansial. Menjual informasi sudah menjadi barang umum dalam pemberitaan media. Di negeri ini media besar dimiliki oleh para konglomerat besar yang cenderung dekat dengan lingkaran kekuasaan. Contohnya tvOne dan vivanews.com yang dimiliki oleh keluarga besar Bakrie; begitupun dengan MetroTV dan Media Grup yang diawaki politisi Golkar, Surya Paloh; lihat pula MNC yang berada dibawah kemudi keluarga Tanusudibyo; serta berbagai media lain yang dimiliki oleh para pengusaha besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo ungkapkan pendapat kamu...