Oleh wongbanyumas
Tahun ajaran baru 2010. Semuanya dilalui dengan hiruk pikuk dan kebingungan. Bingung lantaran biaya masuk sekolah dan perguruan tinggi semakin melambung. Bingung pula lantaran tarif dasar listrik naik. Pastinya bila TDL naik maka kebutuhan pokok lain ikut naik. Terlebih lagi mendekati bulan Ramadhan yang sering dimanfaatkan para pedagang untuk mengkatrol harga barang. Hidup serasa makin sempit dan sulit. Terlebih bagi kami keluarga yang dikatakan kaya tidak miskinpun tidak. Serba berkecukupan lah dikatakan begitu.
Tahun ini merupakan tahun yang sangat penting buatku. Mungkin pembaca akan bertanya mengapa. Tahun ini adalah tahun keempat aku menempati kamar sempit di pojok rumah Pak Maryoto, bapak kost ku. Tahun ini pula aku ditetapkan target agar merampungkan study di salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah. Mungkin kalian tau UNSOED? Ada yang mengetahuinya ada pula yang bingung apa itu UNSOED.
Tahun ajaran baru kali ini memang menawarkan pukulan tersendiri bagi kami. Ya, kami rakyat kecil yang sering tertindas oleh kebijakan penguasa. Terutama terkait dengan pendidikan. Selain dihantam kenaikan tarif kami juga ditampar dengan mahalnya harga sebuah kursi di lembaga pendidikan.
Beruntung aku dimudahkan oleh Nya untuk masuk di universitas ini. Tanpa mengeluarkan biaya ekstra sama sekali. Kalau kuhitung dulu dan kulihat di lembaran slip bukti pembayaran SPP yang kusimpan di lemari kayu tua di kamarku hanya habis satu juta dua ratus ribu rupiah. Uang sebanyak itu terbilang kecil bila melihat nominal yang beterbangan melintas saat ini di kampus.
Setiap penerimaan mahasiswa baru saya selalu menyempatkan diri untuk bertanya pada orang tua mahasiswa. Saya selalu menanyakan berapa biaya yang dikeluarkan agar anaknya bisa kuliah di Unsoed. Jawaban yang saya dapatkan juga bermacam-macam. Ada yang menjawab dengan angka jutaan saja ada pula yang menyentuh angka belasan juta bahkan pernah seorang ibu memaparkan biaya yang ia keluarkan melebihi nominal untuk membeli sebuah motor sport terbaru keluaran Kawasaki. Tak jarang orang tua mahasiswa ikut mengeluhkan biaya masuk yang tinggi.
Tak bisa berkata-kata lebih panjang saya hanya menggaris bawahi bahwa pendidikan itu mahal. Bagi kalian yang mampu bersekolah maka janganlah bermain-main karena tidak semua orang bisa menikmati apa yang kalian nikmati.