Pages

Aku Masih Miskin

Oleh Wongbanyumas

Indonesia, negara yang dilimpahi berkah dan nikmat begitu banyak dari Allah swt. Sejak jaman dahulu kala banyak negara yang mengakui bahwa negeri kita adalah negeri yang kaya, gemah ripah loh jinawi. Negara-negara besar kala itu tak segan mengeluarkan dana dan tenaga yang besar guna melakukan invasi ke indonesia. Demi menjarah anak negeri dan merampas setiap inchi tanah di bumi pertiwi. Inggris, portugis, Belanda, dan jepang adalah negara yang mengincar kekayaan alam indonesia. 

Sampai dengan saat ini negeri kita juga tetap dikenal sebagai negeri kaya nan indah. Zamrud katulistiwa, disematkan kepada negara yang berada pada garis katulistiwa. Kalau dilihat melalui satelit via google earth maka kita akan menemukan sebuah pemandangan luar biasa mengenai indonesia. Gugusan pulau yang menghijau memanjang bak untaian zamrud. Tak ada yang meragukan kekayaan negeri ini.

Namun semua itu tidak berbanding lurus dengan keadaan sebagian besar rakyat indonesia. Berdasarkan data yang dirilis oleh PBB lebih dari lima puluh persen penduduk indonesia penghasilan pertahunnya berada di bawah standar. PBB menetapkan sebuah standar yang menurut aku itu adalah standar yang rendah untuk mengetahui seberapa besar angka penghasilan dan seseorang. Siapa saja yang penghasilannya berada di bawah standar itu maka disebut sebagai poor country alias negara MISKIN.

Label negara miskin disematkan kepada indonesia. Penghasilan penduduknya rata-rata tak lebih dari enam juta rupiah pertahun. Sebuah statistik yang menggambarkan sebuah keanehan. Bagaimana mungkin negara yang memiliki beragam potensi kekayaan alam ini masuk ke dalam daftar negara miskin? Apa sih yang tidak ada di indonesia? Emas, perak, tembaga, minyak, batu bara, panas bumi, nikel, padi, kelapa, cokelat, dll.  Semuanya ada di indonesia, bahkan sumber daya manusia yang handal dan cerdas juga banyak. Apa yang salah dengan negeri ini?

Sempat aku menyaksikan beberapa kali seorang pria gempal berbadan tegap mengumumkan status pertumbuhan ekonomi di indonesia. Pria tambun itu sering masuk televisi dan memberikan pernyataan. Mereka memanggilnya dengan panggilan SBY atau lebih singkatnya SiBu(a)Ya. Sudah tujuh tahun pria gendut itu memimpin namun tak juga menunjukkan arah perbaikan dan stabilitas. Si gendut selalu memberikan lip service soal angka pertumbuhan ekonomi negara kita yang tinggi dan membaik.

Faktanya masih banyak gembel yang berkeliaran di pelosok negeri. Mengais tempat sampah dan gundukan-gundukan sisa makanan di restoran. Mencari apa yang bisa mereka makan untuk mengganjal perut mereka malam ini. Mana pernah terbersit dalam pikiran mereka soal pasar modal, index harga saham, serta beberapa tetek bengek yang disebutkan oleh sibuya. Mereka hanya tau bahwa hari ini harga beras mahal. Mereka hanya tahu bahwa hari ini untuk memperoleh pekerjaan itu sulit. Kaum miskin hanya tahu bahwa mereka tetaplah MISKIN, tak seperti yang diucapkan sibuya bahwa kesejahtreaan masyarakat membaik.

Kebohongan publik kah ini? Pembodohan sistematis kah ini? Aku tak tahu apa yang terjadi di negeri ini. Negara ini seharusnya menjadi sebuah negara besar dan adidaya. Menjadi negara yang terhormat dalam pergaulan internasional serta disegani. Mimpi ku adalah melihat negeri ini besar  dan sejahtera. Pemimpin negeri ini harus bisa memberikan jaminan kesejahteraan dan kemakmuran. Semua sarana telah disediakan oleh Allah swt. Tuhan telah memberikan modal pembangunan bagi negeri ini berupa sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah.

Bukankah indikator keberhasilan seorang pemimpin negara adalah ketika dia bisa membuat rakyatnya tidur tenang dalam keadaan perut kenyang. Tak perlulah pimpinan yang hanya bisa tebar janji ataupun tebar pesona. Kami lapar dan kami tidak butuh semua dagelan konyol yang kalian pertontonkan wahai para elit negara. Sesungguhnya kami muak dan hampir putus asa melihat tingkah laku kalian melalui kotak kaca di rumah kami.

Ya tuhan apa yang sesungguhnya melanda negeri kami? Apakah ini cobaan agar kami semakin kuat ataukah ini adalah azab lantaran pimpinan kami. Pemimpin negeri ini yang tidak bisa berlaku adil terhadap kami. Pemimpin yang tega menzalimi anak-anak, ibu hamil, dan pemuda miskin. Ya tuhan berilah kami kemudahan untuk menatap kedepan menyongsong zaman keemasan negeri ini. Berikan kami pemimpin yang taat padamu dan mencintai kami sebagai rakyatnya.

Mungkin tulisan ini adalah salah satu caraku untuk meluapkan kekesalan. Lebih baik demikian dari pada aku harus mengamuk bak orang gila. Beginilah caraku untuk meluapkan emosi bahwa aku telah tertipu oleh si gendut. Inilah pengakuan ku bahwa AKU MASIH MISKIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo ungkapkan pendapat kamu...