Oleh Wongbanyumas
Ular dikenal sebagai hewan berbahaya dan berbisa. Tak hanya itu uler juga identik sebagai makhluk yang licin dan berlendir. Ular pun dikenal memiliki badan yang bau dan amis. Namun sesungguhnya semua hal tersebut tidak selamanya benar. Tidak semua ular itu berbisa lho, contohnya ular dari keluarga python dan boa. Ular pun sebenarnya tidak licin dan berlendir. Mungkin bayangan tersebut mencul krn sisik ular yang mengkilap dan bercahaya. Ular pun sebenarnya tidak bau ataupun amis. Yang membuatnya bau adalah jika badannya terkena air seni atau kotorannya sendiri.
Demikianlah ular dengan segala macam pandangan negatif terhadapanya. Namun itu tak menyurutkan saya untuk tidak bermain dengan mereka. Kecintaan saya terhadap reptil melata ini sejak saya kecil. Jika waktu kecil saya hanya dapat mengagumi dan berandai-andai dapat memeliharanya. Kini impian saya telah terwujud dan saya telah memelihara beberapa ekor ular di rumah. Sudah setahun saya memulai menggeluti hobi ini. Dulu saya menggeluti hobi ikan hias.
Ada beberapa hal yang membuat saya menjatuhkan pilihan akhir pada hewan yang satu ini. Meskipun hobi ini awalnya mendapatkan tentangan dan pandangan sinis dari para tetangga. Berikut ini beberapa alasannya:
1. Perawatannya yang mudah dan simpel
Tak seperti anjing ataupun kucing yang harus diberi pakan setiap hari. Ular hanya cukup diberikan pakan seminggu sekali. Itupun dengan kuantitas yang tak terlalu banyak. Bagi sebagian besar warga ibukota atau kota besar lainnnya memiliki hewan kesayangan adalah salah satu cara untuk melepas penat dan stress. Ular adalah satu pilihan terbaik karena memang terkenal low maintenance. Membersihkan kotorannya pun sama dengan pemberian pakan. Interval satu minggu sekali cukup bagi mereka yang menginginkan kebersihan kandangnya.
2. Tidak banyak menghabiskan dana untuk pakan
Menu makanan utama ular adalah tikus mencit. Namun makanan ular juga bisa bervariasi dan tergantung pada ukuran ular dan kebutuhan pakannya. Untuk ular yang masih kecil pingkies cukup untuk menganjal perut. Lain lagi dengan ular besar macam keluarga python yang membutuhkan pakan dengan ukuran cukup besar seperti ayam atau marmut. Sebesar atau sebanyak apapun pakan ular kita tentunya lebih murah dari hewan lain seperti anjing dan kucing bukan. Selama satu pekan seekor ular sanca berukuran besar cukup diberi pakan seekor kelinci besar sedangkan ular kecil cukup diberikan pakan mencit.
3. Ular adalah hewan yang sangat menyenangkan
Definisi menyenangkan bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Untuk pemeliharaan ular bagi saya sisi menyenangkannya adalah ketika ular tersebut tumbuh besar dan gemuk. Salah satu kenikmatan para pemelihara ular adalah ketika melihat ular mereka makan. Mualai dari menginta mangsa sampai membelit dan menelan mangsa adalah pemandangan yang sangat menarik. Selain itu yang paling ditunggu para pecinta ular adalah menunggu ular mereka selesai melakukan pergantian kulit atau shedding.
4. Ular bukan jablai
Jangan dibelai, itulah bagaimana seharusnya pola interaksi manusia dengan ular. Berbeda dengan hewan mamalia atau jenis burung, ular tak membeutuhkan belaian. Ular pada adsarnya adalah hewan yang primitif dan memiliki otak yang kecil. Para pemilik ular yang telah lama memelihara ular menyatakan bahwa ular sama sekali tidak menginginkan sentuhan dan belaian di kepala. Justru yang terjadi ular kerap akan merasa terancam dan keget ketika kepala atau bagian lehernya di sentuh. Cara memegang ular pun dilakukan dengan memegang bagian bawahnya. Jadi tanpa waktu yang intens untuk saling membelai pun kita bisa menikmati keindahan ular kita.
Dari sekian banyak argumentasi saya hanya mengajukan beberapa point di atas. Sekiranya penjelasan saya sebelumnya dapat memberikan motivas atau bahkan menjadi rujukan untuk mempertimbangkan memelihara ular.