Pages

Candu Dunia Maya

Oleh Wongbanyumas
Dunia maya adalah candu yang diperbolehkan negara. Internet menjadi sesuatu yang lazim dan jamak ditemui dalam setiap aktifitas manusia modern. Minimal dalam satu bulan kita bisa bersentuhan dengan internet di akhir pekan. Entah hanya untuk membuang waktu atau memanfaatkannya untuk keperluan pekerjaan atau sekolah. Internet sudah menjadi gaya hidup. Kalau tak melek internet patut dikatakan sebagai manusia katrok. Dan semua pasti mengamini pendapat saya bukan?
Dalam perkembangannya internet tidak hanya dapat diakses melalui komputer saja. Perangkat digital seperti smartphone atau sekarang yang lagi booming adalah tablet, juga bisa mengakses internet. Internet bukan lagi barang mewah yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang. Biayanya pun tak mahal untuk mengaksesnya. Kini dengan bahkan 1000 rupiah per hari kita bisa menikmati paket sosial media.
Ah internet, kau begitu cantik dan seksi. Tua, muda, pria, atau wanita semua suka. Apapun bisa kami temukan di internet. Mulai dari mencari lokasi rumah paman yang jauh diseberang pulau sampai mencari di mana penjual alat kelistrikan termurah, semua bisa dilakukan dalam sekejap. Tangan kiri di keyboard dan tangan kanan memegang mouse. Duduk manis ditemani segelas kopi hangat dan sekerat roti. Internet bisa dinikmati dengan begitu syahdu.
Internet menawarkan segala kemudahan bagi manusia. Kalau dulu kita memanfaatkan internet hanya untuk mencari di mesin-mesin pencari macam yahoo dan google. Kini aktifitas manusia makin beragam. Yang punya kegemaran bersosialisasi tentunya suka dengan aneka jejaring sosial yang berjejal seperti facebook, twitter, google+, dan sebagainya. Yang punya hobi menulis bisa membuat blog, ya macam saya ini. Ada pun yang punya hobi lain bisa akses berbagai situs.
Perbedaan bahasa kini tak lagi jadi masalah sejak ada menu translate. Sekali klik kita bisa menterjemahkan sebuah laman internet berbahasa asing menjadi bahasa indonesia. Internet memang membuai. Ada yang rela berjam-jam menghabiskan waktunya di depan layar monitor. Untuk apa? Kebanyakan mengakses internet.
Kini kita bisa menyetarakan internet seperti candu. Bagi diri saya pribadi saya akui telah kecanduan internet. Saya selalu biasa menghabiskan waktu senggang saya dengan mengakses aneka informasi melalui Blackberry. Bagi sebagian orang yang latahan terhadap trend, gadget satu ini dianggap kuno dan ketinggalan. Namun bagi saya ini adalah asisten pribadi saya. Saya selalu memanfaatkannya untuk berselancar di dunia maya.
Apa sih yang biasa saya akses di dunia maya? Saya banyak menghabiskan waktu membuka media sosial, utamanya facebook dan twitter. Maklum saja posisi saya saat ini berada jauh di negeri orang dan tinggal di tempat terpencil. Media sosial membuat jarak begitu dekat. Seolah antara kita dengan orang yang kita sayangi begitu dekat. Bisa bertegur sapa dan berkirim kabar.
Selain itu saya juga kerap memantau Indonesia dari jauh melalui berbagai media online. Saya juga bisa memantau saudara-saudara seiman saya di luar negeri melalui situs-situ tertentu. Melihat semangat jihad mereka mempertahankan tanah air dan tumpah darah mereka. Berita olahraga juga tak luput dari pantauan mata saya di depan layar kaca. Memantau pertandingan terkini tanpa harus melelahkan mata menyaksikan pertandingan 2 x 45 menit.
Lalu kalau tidak mengakses internet bagaimana ya rasanya? Bagi saya rasanya sangat hambar. Tak ada aktifitas yang bisa saya lakukan lagi selepas mengajar. Internet menjadi sarana saya menghilangkan kebosanan di tengah aktifitas. Dan kini menjadi candu.

1 komentar:

Ayo ungkapkan pendapat kamu...