Pagi ini perut rasanya lapar. Cuaca jakarta juga sangat mendukung aktivitas perut hari ini, dingin dan membuat hidung bersin. Sepertinya pagi ini ibuku belum masak, tidak seperti biasanya. Kuputuskan untuk memeriksa lemari pendingin apakah ada sesuatu yang bisa dimakan atau tidak. Lemari pendingin selalu menyimpan kejutan ketika perut lapar.
Jreng...
Ternyata ada bubur sumsum di panci. Tanpa ragu tanpa basa-basi langsung ambil dan sikat. Aku mengambil beberapa sendok bubur sumsum ke mangkok. Tak lupa guyuran kuah gula merah kental menambah sedap bubur sumsum. Makanan ini menyimpan sejuta kenangan buatku. Memori masa kecil dulu bersama teman.
Dan kalau diingat lagi panganan ini biasanya dijual oleh mbok-mbok tiap sore dulu. Biasanya ketika aku sedang bermain di halaman rumah mbok bubur sumsum selalu lewat. Kadang pedagangnya ditunggu oleh beberapa teman ku. Mereka menyiapkan mangkok lebih awal bahkan.
Makanan ini emang sangat sederhana. Terbuat dari tepung beras yang dimasak dengan sedikit santan, garam, dan daun pandan. Ketiga bahan tadi dimasak diatas api kecil sampai mengental. Tentunya akan sangat nikmat disajikan dingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo ungkapkan pendapat kamu...