Oleh Wongbanyumas
Semua orang yang di KTP nya bertuliskan sebagai muslim pasti mengetahui apa itu al-qur’an. Semua anak TPA ketika ditanya apa kitab sucinya akan menjawab kompak, Al-qur’an. Ya memang tidak dipungkiri bahwa al-qur’an merupakan pengetahuan yang jamak bagi seorang muslim. Al-qur’an merupakan kitab suci bagi ummat islam di mana di dalamnya terkandung firman Allah SWT yang disampaikan kepada Rasulullah melalui malaikat jibril.
Al-qur’an mempunyai posisi dan peran yang strategis dalam kaitannya dengan keislaman seseorang. Ini dikarenakan pada isi kitab ini terdapat rule of the game dalam berislam. Sumber hukum utama dan yang paling pertama bagi ummat islam. Bukan hanya sekedar wahyu biasa melainkan juga terkandung kisah heroik para nabi terdahulu, kisah ummat yang mendurhakai risalah dakwah para anbiya, juga berisi ilmu pengetahuan.
Semua orang mengakuinya, hatta ilmuwan kafir barat pun banyak yang mengakui al-qur’an sebagai kitab science yang agung. Alih-alih bangga dengan kitabnya ummat islam justru nampak semakin menjauh dari kitab sucinya. Membaca pun jarang, apalagi mentadabburi isinya. Wallahu a’lam.
Alkisah hiduplah seorang pemuda kampung yang hendak pergi menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Sebelum berangkat ia mendengar bahwa di tanah suci harga perhiasan emas sangatlah murah. Harga murah tersebut juga disertai dengan mutu dan kualitas yang tinggi. Tergiurlah pemuda itu untuk membeli beberapa perhiasan emas sebagai cinderamata dari tanah suci.
Sesampainya di tanah haram ia menunaikan ibadah haji selayaknya jamaah yang lain. Tak lupa ia membeli beberapa buah kalung emas. Ia sangat menjaga emas itu dengan baik. Bahkan ketika pulang ke kampungnya sang pemuda menyimpan emasnya di tempat yang baik, bersih, lagi indah.
Hari berganti hari, bulan berganti tahun, dan tahun berlalu begitu saja. Pemuda itu kini tak lagi mulus wajahnya. Telah nampak kerutan pertanda dia diamakan usia senja. Lalu bagaimana kabar emas yang sempat dia beli beberapa puluh tahun yang lalu? Ya dia masih menjaganya setiap hari. Tak pernah sekalipun dia memakai emas itu dan merasakan keindahannya. Dia hanya tahu emas itu berharga tapi tak mengerti bagaimana menghargai emas tersebut.
Seindah apapun emas ia tak akan menampakkan indahnya jika hanya disimpan di dalam brankas besi. Ia akan nampak indahnya ketika dipakai oleh orang yang tepat.
Hal ini lah yang kerap saya temui dikalangan ummat ini dalam memperlakukan al-qur’an. Semuanya mengatahui bahwa al-qur’an itu suci dan agung. Tapi apa lacur? Kita hanya tahu bagaimana menyimpan qur’an di tempat yang tinggi, suci, dan bersih. Tapi apakah al-qur’a kita akan menampakkan indahnya jika diperlakukan demikian? Demi Allah tidak wahai pembaca sekalian.
Kitab itu hanya akan nampak seperti buku biasa yang usang dimakan zaman. Menguning dan semakin berdebu dimakan waktu. Bukankah kita lupa bahwa untuk menikmati indahnya al-qur’an adalah dengan menjadi pribadi berqur’an itu sendiri?
Minimal sekali kita sempatkan waktu antara maghrib sampai isya untuk membacanya. Apalah susahnya membaca qur’an selama waktu itu? Tentunya tidak sebanding dengan waktu yang kita habiskan di depan komputer atau di depan televisi bukan? Ya secara tidak langsung kita tidak menghargai keberadaan kitab suci kita sendiri. Soal menjadi muslim yang baik hanyalah jargon di mulut saja sedangkan kita lupa dengan ayat cinta Nya.
Secara jujur penulis menangkap gejala yang semakin kronis. Diamana generasi muda muslim kebanyakan malu untuk menenteng al-qur’an di depan khalayak. Mereka malu untuk menampilkan identitasnya dan berkata dengan bangga “ini lho gw seorang muslim”. Bahkan saya agak cemburu melihat ummat kristiani khususnya para pemudanya yang tak malu membawa injil di tangan ketika hendak berangakt kebaktian.
Saya akui sangat cemburu melihat itu. Kini sudah jarang bagi saya yang hidup di belantara kota metropolitan melihat pemandangan muda-mudi yang semangat ke masjid seraya mendekap al-qur’an di dada. Bahkan kalau kita amati suara maghrib kita dipenuhi gelak tawa sinetron televisi. Tak ada lagi suara alunan qur’an menghiasi kesunyian magrib. Inna lillahi..
Bukan hanya sekedar membacanya. Kalau perlu kita menghafalkannya secara rutin dan konsisten. Hifdzul qur’an, menjadi sesuatu yang nampak membosankan atau bahkan tak menarik. Tetapi ketika mendengar nama Ayu Ting-Ting, Hyun Bin, SNSD, dan lainnya antusiasme berubah. Tak sulit menghafalkan lagu “alamat palsu” milik Ayu Ting-Ting dalam waktu satu hari. Tidak sulit pula kita menghafal lagu-lagu band yang sedang populer dan meroket. Namun nampaknya menghafalkan lima ayat saja al-qur’an terasa berat. Bak sebuah gunung dititipkan malaikat penjaga gunung di kepala kita.
Seandainya kita memahami apa keutamaan qur’an kita pasti akan berfikir dua kali untuk meninggalkan al-qur’an. Keutamaan Al-Qur’an yang terbesar bahwa ia merupakan kalam Allah SWT. Tidak ada keburukan di dalamnya, oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. Rasulullah SAW bersabda, ”Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori).
1. Akan mendapat rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT
“Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al Isra : 82)
2. Al-Qur’an akan memberikan syafaat
Sabdanya saw, ”Sesungguhnya satu surat didalam Al Qur’an yang terdapat didalamnya 30 ayat dapat memberikan syafaat bagi sseseorang sehingga dia diampuni (dosa-dosanya), yaitu surat Tabarokalladzi biyadihil mulk’ (Al Mulk).” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
3. Setiap huruf akan mendapat banyak pahala
Dari Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah bersabda, ”Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka akan mendapat hasanat dan tiap hasanat mempunyai pahala berlipat 10 kali. Saya tidak berkata Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dn Mim satu huruf.” (HR Tirmidzi)
4. Akan mendapat doa dari para malaikat
Dari Aisyah ra, Raslullah SAW bersabda, ”Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an akan berkumpul para malaikat yang mulia-mulia lagi taat. Sedang siapa orang yang megap-megap dan berat jika membaca Al-Qur’an, mendapat pahala 2 kali lipat.” (HR Bukhori, Muslim)
5. ditinggikan derajatnya
Sabda Rasulullah saw, “Orang yang mahir dalam Al Qur’an bersama duta-duta mulia lagi suci. Dan siapa yang membaca Al Qur’an dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan maka baginya dua pahala.” (HR. Muslim dan Ahmad)
6. Akan mendapat ketenangan
Dari Al Barra bin Azib RA, “Ada seorang membaca surat Al Kahfi sedang tidak jauh dari tempatnya, ada kuda yang terikat dengan tali kanan kiri, tiba-tiba orang itu diliputi oleh cahaya yang selalu mendekat kepadanya, sedang kuda itu lari ketakutan. Dan pada pagi hari ia datang memberi tahu kejadian itu kepada nabi SAW, maka bersabda nabi SAW, ”Itulah ketenangan (rahmat) yang telah turun untuk bacaan Al-Qur’an itu.” (HR Bukhori dan Muslim).
Kiranya ini menjadi bahan renungan serta introspeksi bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri. Semoga kita bisa lebih menghargai al-qur'an.
*dari berbagai sumber