Oleh wongbanyumas
Insiden pada 1 juni 2008 cukup mengagetkan publik di Indonesia. Hari itu laskar islam yang sedang melakukan aksi unjuk rasa ternyata melakukan tindakan kekerasan terhadap sekelompok orang yang menamakan diri sebagai Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). Banyak pihak yang melontarkan kecaman pada peristiwa tersebut. Dukungan pun mengalir kepada AKKBB. Atas nama kebebasan beragama dan berpendapat banyak orang yang betingkah seperti jagoan kesiangan. Mereka membela orang-orang yang secara jelas membela Ahmadiyah yang secara jelas telah menistakan ajaran agama islam. Mereka yang tergabung dalam AKKBB antara lain:
Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), National Integration Movement (IIM), The Wahid Institute ,Kontras ,LBH Jakarta ,Jaingan Islam Kampus (JIK) ,Jaringan Islam Liberal (JIL) , Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF), Generasi Muda Antar Iman (GMAI), Institut Dian/Interfidei, Masyarakat Dialog Antar Agama, Komunitas Jatimulya, eLSAM, Lakpesdam NU, YLBHI, Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika, Lembaga Kajian Agama dan Jender, Pusaka Padang, Yayasan Tunas Muda Indonesia, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Crisis Center GKI, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci), Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), Gerakan Ahmadiyah Indonesia, Tim Pembela Kebebasan Beragama, El Ai Em Ambon, Fatayat NU, Yayasan Ahimsa (YA) Jakarta, Gedong Gandhi Ashram (GGA) Bali, Koalisi Perempuan Indonesia, Dinamika Edukasi Dasar (DED) Yogya, Forum Persaudaraan antar Umat Beriman Yogyakarta, Forum Suara Hati Kebersamaan Bangsa (FSHKB) Solo, SHEEP Yogyakarta Indonesia, Forum Lintas Agama Jawa Timur Surabaya, Lembaga Kajian Agama dan Sosial Surabaya, LSM Adriani Poso, PRKP Poso, Komunitas Gereja Damai, Komunitas Gereja Sukapura, GAKTANA, Wahana Kebangsaan, Yayasan Tifa, Komunitas Penghayat, Forum Mahasiswa Syariahse-Indonesia NTB, Relawan untuk Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (REDHAM) Lombok, Forum Komunikasi Lintas Agama Gorontalo, Crisis Center SAG Manado, LK3 Banjarmasin, Forum Dialog Antar Kita (FORLOG-Antar Kita) Sulsel Makassar, Jaringan Antar Iman se-Sulawesi, Forum Dialog Kalimantan Selatan (FORLOG Kalsel) Banjarmasin, PERCIK Salatiga, Sumatera Cultural Institut Medan, Muslim Institut Medan, PUSHAM UII Yogyakarta, Swabine Yasmine Flores-Ende, Komunitas Peradaban Aceh, Yayasan Jurnal Perempuan, AJI Damai Yogyakarta, Ashram Gandhi Puri Bali, Gerakan Nurani Ibu, Rumah Indonesia, dll.
Ahmadiah mengaku sebagai islam tetapi mereka mengakui bahwa Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi akhir zaman. Serta tadzkirah sebagai kitab suci. Jelas hal ini bertentangan dengan aqidah umat islam. Dalam syahadat dinyatakan tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah. Syahadat sebagai pondasi iman islam sendiri bahwa Muhammad merupakan Rasul Allah, bukan mirza ghulam ahmad.
Kebebasan beragama yang selama ini didengungkan oleh kaum liberal indonesia menjadi tameng untuk membela keberadaan Ahmadiyah di Indonesia. Saya sepakat akan kebebasan beragama namun tidak sepakat jika kebebasan tersebut diartikan bebas mengacak-acak pondasi agama. Bagaimanapun di dunia ini tidak ada kebebasan mutlak. Kebebasan dibatasi ketika kebebasan yang kita peroleh ternyata berbenturan dengan kebebasan orang lain. Jika AKKBB mendalilkan dukungannya terhadap Ahmadiyah adalah atas kebebasan, maka umat islam dapat bebas pula untuk menolak keberadaan Ahmadiyah.
Tapi di balik peristiwa ini terlihat ada skenario (yahudi) dan upaya dunia internasional untuk menghancurkan umat islam di Indonesia. Salah satunya adalah dengan jalan mengadu domba. Skenario mereka adalah dengan mengadu domba antara kaum tradisional dengan kaum fundamental, sehingga keduanya tidak dapat bersatu. Mereka khawatir jika keduanya bersatu maka islam di negara ini akan bersatu dan bangkit melawan hegemoni dan penjajahan imperialisme kaum kapital. Sebab sudah banya ramalan yang menyatakan kebangkitan islam akan berawal dari Indonesia. Sehingga barat dengan segala daya upaya berusaha untuk mencegah hal tersebut.
Sepanjang sejarah keruntuhan kejayaan peradaban islam selalu diakibatkan karena adanya perang saudara dan bukan akibat infasi dari kebudayaan lain. Berarti dalam sejarah membuktikan bahwa islam hanya dapat dihancurkan oleh pengikutnya sendiri. Hal itu yang penulis lihat belakangan ini. Keberhasilan mengadu domba kaum sunni dan syiah membuat iraq sulit untuk bangkit dari keterpurukan. Setiap hari hanya disibukkan dengan perang saudara tanpa memikirkan caranya bangkit dan meraih kembali kejayaan.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia sebenarnya punya posisi tawar yang tinggi dan disegani oleh barat. Kita saksikan betapa mujahidin afghanistan, checnya, kashmir, bosnia yang berasal dari indonesia sangat disegani oleh lawan karena semangat mereka dalam berperang karena al-islam bukan karena uang.
Umat islam sendiri saat ini sangat mudak terpecah belah. Beberapa hal yang menyebabkan antara lain : rendahnya ruhiah islam dalam diri masing-masing; kepentingan pribadi yang selalu membonceng nama islam; silaturahmi yang renggang antara sesama muslim serta masih banyak sebab lain yang penulis rasa anda juga mengetahuinya.
Islam merupakan musuh kapitalisme setelah komunisme runtuh. Sebab islam merupakan ideologi pembebasan yang akan membawa menusia serta mengangkat harkat dan martabat manusia ke tempat yang tinggi melalui keimanan. Islam kini diadu domba dan dijadikan komoditas berita utama di berbagai media massa yang sering tidak objektif dalam melakukan pemberitaan. Padahal ada isu utama yang lebih penting yaitu pensikapan terhadap kenaikan BBM yang dilakukan oleh pemerintah SBY-JK. Indonesia tidak akan bangkit kecuali dengan islam. Oleh karena itulah islam di Indonesia harus dihancurkan oleh barat (yahudi) yang tidak rela melihat islam bangkit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo ungkapkan pendapat kamu...