Oleh wongbanyumas
Semester baru tahun ini cukup membuat hati panas dan jengkel. Pasalnya pemaketan mata kuliah yang dilakukan sangat kurang baik. Sebenarnya pemaketan tersebut menimbulkan sedikit pertanyaan apakah yang membuatnya sudah menimbang akibat yang akan muncul. Pernahkah mereka memikirkan ekses negatif yang muncul akibat pemaketan mata kuliah.
Petaka ini diawali sejak semester 3 lalu ketika ternyata ada perubahan paket mata kuliah. Mata kuliah yang disajikan di semester ganjil ternyata disajikan kembali di semester genap. Hal ini menimbulkan kekacauan. Banyak diantara kawan-kawan saya mengeluhkan bahwa pemaketan kuliah akan merusak plan kuliah mereka. Berdasarkan pemaketan tersebut mahasiswa diarahkan agar cepat dalam menyelesaikan studi.
Dengan beralasan bahwa pemeketan tersebut akan memudahkan mahasiswa baru, pihak dekanat masih berusaha untuk meyakinkan mahasiswa. Sekarang lihatlah masalah yang muncul ketika ternyata banyak mahasiswa yang dirugikan akibat jumlah SKS yang seharusnya mereka ambil ternyata tidak dapat dimaksimalkan. Hal tersebut dikarenakan mata kuliah yang disajikan di semester ini telah ditempuh sebelumnya. Penulis sendiri mengalami hal ini.
Saat semester lima ini penulis seharusnya menempuh 24 SKS. Ternyata saya hanya dapat menempuh 20 SKS saja. Penyebabnya adalah paketan di semester ganjil untuk semester lima telah saya tempuh dua mata kuliah atau 4 kredit SKS. Mau tidak mau saya hanya mengambil 20 SKS. Selain itu saya tidak bisa mengambil mata kuliah di paket semester ganjil lain karena semua telah ditempuh. Sedangkan pilihan lainnya yang masih ada adalah mata kuliah praktek (PLKH), skripsi, KKN, dan mata kuliah pilihan. Mata kuliah tersebut hanya dapat ditempuh bila memenuhi syarat jumlah SKS yang telah ditentukan. Sedangkan kami belum mencukupi syarat untuk menempuh mata kuliah tersebut.
Jelas ini merupakan pukulan yang cukup menyakitkan, terutama bagi kawan-kawan yang mengalami kejadian serupa. Hak kami sebagai mahasiswa untuk menempuh kuliah secara maksimal ternyata dibatasi. Bahkan kesan yang muncul dekanat cenderung untuk tidak mempedulikan jeritan mahasiswa. Kapankah ini berakhir??
Yah..
BalasHapusbukan saudara saja sebenernya yang dirugikan...
ini fakta..
apalagi baru-baru ini persis di semester lima, mahasiswa yang seharusnya bisa menempuh 24 sks mata kuliah yang pada takarannya, mau tidak mau harus mengambil 20 sks karena sebelunya sudah menempuh mata kuliah yang disajikan di semester sblmnya...
Bcoz of the kind of that reason, so the student who as a victim, have to take PLKH, bukannya hebat malah... tapi ko jadi aneh aja... hanya karena ingin mencapai sks yg seharusnya, mereka bela2in ambil PLKH...
cb dipikir deh, apa mereka sudah cukup matang untuk bs menempuh makul itu? pengalaman ilmu pun blm seberapa...
yaaa ini c pandangan saya saja...
i know everything is depend on the person itself...
BUT, mencoba untuk lebih sistematis aja deh.,,,
gag usah loncat-loncat..
Kita mmg korban dari sistem..
tp kita malah jadi salah kaprah,
indirectly, exactly kita memperparah keadaan...
intinyaaa...
knp ga kalian maksimalin sks yang tersisa?
sebenernya daritadi si saya ngomong apa yaaa?? ko jadi bingung sndiri??
weleh-weleh...
maksud ga?
bang Yasz..
ko saya bikin akun sandinya gag cuco'-cuco' yaaa??
saya kan juga mau bkin BLOG...
oiyaaa..
sedikit saran aja...
isi Blognya jgn keberatan dwonkz...
cb deh sdkit ngebahas ttg Music or aRt? masukan aja ciii...
makasiii...
Assalam...