Oleh Wongbanyumas
Semakin lama manusia memasuki era
globalisasi maka semakin terhubung pula kita dengan dunia bagian lain. Tidak ada
sekat antar wilayah ruang waktu. Kemudahan mengakses informasi menjadi hal yang
sangat lumrah di era global ini. Proses globalisasi juga didukung oleh adanya
kemajuan teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi khususnya internet
sesungguhnya adalah salah satu pilar globalisasi. Tanpa adanya internet
dikatakan mustahil saat ini memulai proses globalisasi.
Internet menghubungkan manusia
dari belahan bumi dengan belahan bumi lain; koneksi dari benua satu dengan
benua lain. Semua dilakukan dengan sangat mudahnya melalui bantuan internet.
Namun internet tidak berdiri sendiri. Progress dari sebuah proses globalisasi
juga di dukung oleh teknologi informasi. Harus ada infrastruktur memadai
seperti jaringan yang baik atau perangkat telekomunikasi yang mendukung.
Dewasa ini smartphone bukan lagi menjadi barang mewah seperti di awal milenia
ketiga. Perangkat seperti blackberry jamak kita temui dipakai orang di jalan.
Selain itu gempuran ponsel pintar dari android pun turut kita rasakan. Kalau
dulu orang berfikir android itu gadget mahal kini sekarang tidak lagi. Banyak
sudah produsen lokal atau cina yang menyerbu pasar ponsel pintar. Hebatnya spesifikasi
yang ditawarkan sama dengan gadget
mahal dari samsung, LG, atau HTC.
Penetrasi ponsel pintar didukung
oleh operator telekomunikasi di Indonesia yang sigap dan sanggup menyediakan
tower pemancar. Pun promosi internet murah menjadi senjata ampuh menarik
konsumen untuk menikmati proses integrasi bernama globalisasi.
Seperti kita ketahui Indonesia
adalahh negara penggila media sosial. Mulai dari facebook, twitter, path,
instagram, dan banyak lagi. Berdasarkan perhitungan global di setiap medsos
indonesia selalu masuk ke dalam peringkat lima besar. Artinya orang Indonesia
sangat haus dengan yang namanya pertemanan dunia maya.
Akses internet tidak melulu soal
medsos namun juga mengakses informasi atau berita. Bahkan beberapa portal
berita pun mencoba terintegrasi dengan medsos. Mereka mencoba membaur dengan
membuat akun resmi portal media tersebut. Fungsi akun resmi itu nantinya akan
memberikan potongan informasi yang dapat diakses lengkap melalui link yang
dilampirkan.
Pemilu tahun ini rasanya sangat
berbeda dari pemilu sebelumnya. Hal ini lantaran begitu terbukanya informasi di
hadapan publik. Masayarakat indonesia tidak melulu menerima informasi hanya
dari media cetak ataupun media elektronik. Sebagaimana kita ketahui media di
negara kita tidak ada (sangat sedikit) yang bersikap netral. Semua media
memiliki kecendrungan terhadap pemikiran politik tertentu. Hal ini tergantung
siapa pemilik media tersebut.
Rasanya kita mengetahui
keberpihakan media satu dengan yang lain terhadap tokoh atau gerakan politik
tertentu. Tentunya bagi anda yang cerdas dan dapat membaca keadaan tentunya hal
ini sangat memuakkan. Sulit untuk mencari kejujuran objektif dari media. Saya
sendiri meyakini tidak ada media yang netral. Media harus punya keberpihakan
dalam setiap pemberitaannya.
Keberpihakan tehadap kebenaran
dan kejujuran. Media dituntut untuk bersikap jujur atas informasi yang
disampaikan. Sebagaimana kita tahu bahwa media hrus bersikap cover both side, artinya tidak hanya
memandang suatu masalah dari satu aspek saja. Media harus bisa melihat masalah
dari berbagai aspek. Ibarat menggambarkan monyet media harus bisa menggambarkan
monyet seuutuhnya. Bukan hanya menggambarkan ekornya yang terdiri dari jaringan
bulu atau hanya tangannya saja yang terdiri dari jemari yang diselimuti bulu.
Di pemilu 2014 ini kita
ditawarkan dengan citizen journalism (jurnalisme
warga) yaitu masyarakat selain di luar pers resmi ikut membagi info atau
berita. Ada banyak media jurnalisme warga seperti blog di blogger, tumblr,
kompasiana, atau bahkan memanfaatkan media sosial twitter. Kompasiana dan
twitter menjadi sarana paling masif digunakan kala masa pemilu ini.
Bagai pembaca sekalian yang
mempunyai akun facebook atau twitter sudah pasti timeline dan beranda anda
ramai dengan kicauan kawan anda. Ada yang memuji, menghujat, atau bahkan
merendahkan salah satu calon presiden. Semua sangat telanjang di depan publik.
Bahkan informasi rumah tangga calon presiden kita pun kita bisa ketahui dengan
mudah.
Tentunya keterbukaan informasi
harus disikapi dengan arif dan bijaksana. Artinya kebebasan ini jangan
dijadikan alasan bagi kita untuk menghina orang lain, yang belum tentu
bersalah. Kemudahan informasi ini harus menjadi sarana untuk menentukan pilihan
mana yang terbaik untuk kita ke depannya. Jangan sampai kita memilih calon yang
sama sekali kita tidak paham bagaimana latar belakang aselinya, bukan kedok
media. Penulis hanya berharap pembaca sekalian dapat menyikapi adanya
‘caci-maki’ di depan publik dengan sinis. Kita harus bisa menelusuri kebenaran
informasi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo ungkapkan pendapat kamu...